backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Isoptin

Ditinjau secara medis oleh Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm. · Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 25/07/2022

Isoptin

Hipertensi dan penyakit jantung merupakan penyakit yang berkaitan satu sama lain, dan umumnya disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat. Salah satu obat yang digunakan untuk mengobati kedua masalah tersebut adalah Isoptin. Berikut ulasan lengkap mengenai obat ini.

Golongan obat: antagonis kalsium, antiaritmia.

Apa itu obat Isoptin?

Isoptin adalah obat untuk mengobati angina pektoris dan mencegah terjadinya aritmia (denyut jantung tidak beraturan). Angina pektoris merupakan nyeri dada akibat penyakit jantung koroner.

Sementara Isoptin SR digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi). Obat ini masuk dalam kelompok obat yang disebut penghambat saluran kalsium atau antagonis kalsium.

Cara kerja dari obat ini adalah membuka pembuluh darah. Hal ini memungkinkan lebih banyak darah dan oksigen mencapai jantung dan pada saat yang sama juga menurunkan tekanan darah tinggi.

Obat ini juga dapat mengontrol detak jantung yang cepat atau lambat untuk kembali normal.

Penggunaan obat hipertensi ini tidak mengubah jumlah kalsium dalam darah atau tulang Anda dan hanya tersedia dengan resep dokter.

Sediaan dan dosis Isoptin

Di Indonesia, terdapat 2 jenis Isoptin yakni tablet biasa 80 mg dan tablet lepas lambat/ sustained release (SR) 240 mg dan 480 mg.

Dokter akan membantu menentukan sediaan obat mana yang sesuai. Dokter juga akan meresepkan dosis obat.

Setiap orang dapat diresepkan dosis yang berbeda, tergantung tujuan pengobatan, usia, dan kondisi kesehatan secara menyeluruh.

Tablet biasa

  • Dewasa: 240 – 480 mg/hari dibagi dalam 3 – 4 dosis pemberian.
  • Pasien dengan gangguan fungsi hati yang parah harus mengambil 30% dari dosis.

Tablet sustained release (orang dewasa)

  • Ambil 1 kaplet di pagi hari kecuali ditentukan lain oleh dokter. Pasien yang membutuhkan penurunan tekanan darah secara bertahap, terapi harus dimulai dengan 120 mg  (½ kaplet) yang diminum di pagi hari.
  • Jika diperlukan, setelah sekitar 2 minggu dosis dapat ditingkatkan hingga 2 kaplet setiap hari (1 kaplet pagi dan sore dengan selang waktu sekitar 12 jam).

Pasien yang menjalani pengobatan jangka panjang tidak boleh mengonsumsi lebih dari 2 kaplet, peningkatan dosis sementara hanya jika diarahkan oleh dokter.

Untuk orang dewasa yang membutuhkan dosis Verapamil yang lebih kecil, tersedia 80 dragee.

Pada pasien dengan gangguan fungsi hati, efek Verapamil diintensifkan dan diperpanjang tergantung pada tingkat keparahan penyakit hati karena penurunan metabolisme obat.

Dalam kasus ini, dosis harus disesuaikan dengan perhatian khusus dimulai dengan dosis rendah. Sekitar 30% dari dosis yang diberikan kepada pasien dengan fungsi hati normal harus diberikan kepada pasien disfungsi hati yang parah.

Aturan pakai Isoptin

neosanmag

Dalam meminum obat, ikuti arahan dan dosis yang dokter berikan. Obat ini bisa Anda minum tanpa atau dengan makanan.

Gunakan obat secara rutin di waktu yang sama. Jika Anda melewatkan dosis, jangan ambil dosis yang lebih besar di waktu minum selanjutnya, tetap minum sesuai dosis biasanya.

Obat sediaan SR harus ditelan utuh dengan sedikit cairan, sebaiknya dengan atau segera setelah makan.

Jangan berhenti minum obat ini tanpa konsultasi dokter. Juga jika digunakan dalam jangka panjang, pasti dokter mengawasi penggunaannya.

Beri tahu dokter mengenai kondisi Anda selama menggunakan obat, yakni pengurangan gejala maupun efek samping yang muncul.

Efek samping Isoptin

Ada beberapa efek samping yang mungkin terjadi selama mengggunakan obat isoptin, seperti berikut ini.

  • Hipersensitivitas.
  • Sakit kepala.
  • Pusing dan vertigo.
  • Sinus bradikardia (detak jantung lebih lambat)
  • Edema periferal.
  • Palpitasi (jantung berdebar).
  • Takikardia (detak jantung sangat cepat).
  • Hipotensi (tekanan darah rendah).
  • Kemerahan pada kulit.
  • Gangguan pencernaan, seperti mual, muntah, sembelit, dan sakit perut.
  • Kelelahan dan nyeri otot.
  • Kesemutan atau tremor.
  • Tinitus (telinga berdenging),
  • Penyumbatan AV dan penyumbatan sinus.
  • Disfungsi ereksi.
  • Peningkatan enzim hati.
  • Gagal jantung.

Setiap orang dapat menunjukkan efek samping yang berbeda-beda. Tubuh merespons kandungan obat dengan cara yang berbeda pula dari satu orang ke orang lainnya.

Peringatan dan perhatian saat pakai obat

methergin obat untuk perdarahan setelah melahirkan

Perhatikan aturan di bawah ini sebelum Anda menggunakan obat ini.

Kontra-indikasi obat Isoptin

  • Penyumbatan AV derajat 1.
  • Hipotensi.
  • Bradikardia.
  • Gangguan fungsi hati berat.
  • Gangguan transmisi neuromuskular.
  • Dapat mengganggu kemampuan berkendara dan mengoperasikan mesin.
  • Ibu hamil dan menyusui.

Perhatian khusus pada kondisi tertentu

  • Hipersensitivitas.
  • Syok kardiogenik.
  • Gangguan konduksi berat.
  • Sindroma sick sinus.
  • Fibrilasi atrium dengan accessory bypass tract.
  • Infark miokard akut dengan komplikasi.

Apakah obat Isoptin aman untuk ibu hamil dan menyusui?

Ibu hamil dan menyusui masuk dalam kelompok kontradiksi. Oleh karena itu, sebelum menggunakan obat, beri tahu jika Anda sedang mengandung atau sedang menyusui.

Studi pada hewan menunjukkan penggunaan obat bisa memberikan efek buruk pada janin. Tidak ada studi lebih lanjut mengenai efeknya pada ibu hamil maupun ibu menyusui.

Oleh karena itu, penggunaan obat perlu pertimbangan dan pengawasan yang matang dari dokter.

Interaksi obat Isoptin dengan obat lain

Obat ini bisa menimbulkan interaksi, yakni kerja obat terganggu atau menimbulkan kondisi lain yang merugikan.

Interaksi bisa terjadi jika obat ini digunakan bersamaan dengan beberapa obat berikut ini.

  • Aspirin dapat meningkatkan risiko perdarahan.
  • Alkohol dapat menurunkan metabolisme dan kadar dalam plasma.
  • Atenolol, metiprolol, propanolol meningkatkan konsentrasi beta-blocker.
  • Rifampisin, fenitoin, dan fenobarbital dapat melemahkan kerja obat.
  • Beta-bloker, antiaritmia, atau anestesi inhalasi dapat meningkatkan efek obat.

Jadi, agar aman dan pengobatan berjalan efektif, konsultasi lebih dahulu dengan dokter sebelum menggunakan obat.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.

Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 25/07/2022

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan