Dari sekian banyak obat kemoterapi, irinotecan atau irinotekan adalah salah satunya. Ketahui kegunaan, aturan pakai, dan informasi lainnya mengenai obat ini melalui ulasan berikut.
Golongan obat: Antineoplastik
Merek dagang: Irinocan 40, Irinocan 100, Irinol, Actatecan, Kabitec, Iritero, Irinotecan Hydrochloride, Romisan, Campto
Apa itu obat irinotecan?
Irinotecan atau irinotekan adalah obat yang digunakan sendiri atau bersama obat lain untuk mengobati kanker usus besar atau rektum (kanker kolorektal) dan kanker pankreas.
Ini utamanya diberikan kepada pasien kanker kolorektal atau pankreas yang telah menyebar ke bagian tubuh lain (metastasis).
Obat ini juga diberikan kepada pasien kanker kolorektal metastasis yang telah menerima obat fluorouracil, tetapi penyakitnya telah berkembang atau kambuh.
Irinotekan termasuk ke dalam golongan obat antineoplastik yang disebut inhibitor topoisomerase. Fungsi dan cara kerja irinotecan, yaitu mengganggu dan menghentikan pertumbuhan sel kanker.
Meski begitu, pertumbuhan sel normal bisa terpengaruh oleh obat ini sehingga efek samping obat dapat terjadi. Beberapa di antara efek sampingnya bisa serius dan harus dilaporkan ke dokter.
Selain kegunaan tersebut, MedlinePlus menyebut, irinotecan terkadang digunakan bersama obat lain untuk mengobati kanker paru sel kecil.
Tanyakan kepada dokter atau apoteker untuk informasi lebih lanjut.
Dosis obat irinotecan
Obat ini tersedia dalam bentuk cairan injeksi 20 mg/ml. Sediaan obat harus diberikan sebagai infus ke pembuluh darah (intravena).
Sementara dosis obat ini tergantung pada kegunaannya. Berikut adalah gambaran dosis irinotecan sesuai dengan kegunaan obatnya.
Kanker kolorektal metastasis
Berikut beberapa dosis obat irinotekan untuk orang dewasa guna mengobati kanker kolorektal yang telah menyebar.
- Sebagai monoterapi pada pasien yang gagal pengobatan dengan rejimen mengandung 5-flourouracil (5-FU). Dosis pengobatan yaitu 350 mg/m2 melalui infus selama 30-90 menit setiap 3 minggu atau 125 mg/m2 melalui infus selama 90 menit pada hari ke-1, 8, 15, dan 22 diikuti dengan istirahat 2 minggu.
- Dalam kombinasi dengan 5-FU dan asam folinat pada pasien tanpa kemoterapi sebelumnya, yaitu 180 mg/m2 setiap 2 minggu sekali melalui infus selama 30-90 menit, diikuti dengan infus 5-FU. Alternatifnya, yaitu 125 mg/m2 melalui infus selama 90 menit diberikan setiap minggu pada hari ke 1, 8, 15, dan 22 dari siklus 6 minggu. Lanjutkan sampai perkembangan penyakit atau toksisitas yang tidak dapat diterima terjadi.
Kanker pankreas metastasis
Dalam kombinasi dengan 5-FU dan leucovorin pada pasien yang penyakitnya berkembang setelah kemoterapi berbasis gemcitabine, yaitu 80 mg/m3 melalui infus selama 90 menit.
Selain itu, pemberian leucovorin 400 mg/m2 melalui infus selama 30 menit, kemudian 5-FU 2.400 mg/m2 melalui infus selama 46 jam yang diberikan setiap 2 minggu.
Setiap orang bisa mendapatkan dosis yang berbeda bergantung pada jenis dan tingkat keparahan penyakit, efektivitas pengobatan, serta respons tubuh Anda terhadap obat.
Konsultasikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.
Aturan pakai obat irinotecan
Obat irinotecan hanya bisa Anda dapatkan dengan resep dokter. Pastikan Anda mengikuti ketentuan dokter atau baca petunjuk pada label kemasan sebelum memulai pengobatan.
Namun yang pasti, pemberian obat ini hanya dapat dilakukan oleh dokter atau perawat di rumah sakit. Anda mungkin perlu menjalani rawat inap di rumah sakit atau klinik saat mendapat obat ini.
Perlu Anda pahami pula bahwa obat ini dapat menimbulkan efek samping selama menjalani pengobatan.
Jika ini terjadi, dokter mungkin perlu menunda pengobatan atau menyesuaikan dosis obat dengan kondisi Anda.
Oleh karena itu, selalu beritahu kepada dokter atau perawat jika Anda merasakan gejala atau efek samping tertentu selama menjalani pengobatan ini.
Untuk mengurangi kemungkinan munculnya efek samping, dokter mungkin akan memberi Anda obat-obatan sebelum pengobatan dengan irinotekan dimulai.
Misalnya obat untuk mencegah mual dan muntah. Obat-obat ini bisa dokter berikan dalam bentuk tablet untuk dikonsumsi secara oral atau injeksi.
Anda pun perlu mendapat obat ini secara teratur agar dapat bekerja secara efektif. Tetap lanjutkan pengobatan sesuai jangka waktu yang ditetapkan meski Anda sudah merasa lebih baik.
Jangan menghentikan pengobatan, kecuali diinstruksikan oleh dokter Anda. Konsultasikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.
Efek samping obat irinotecan
Efek samping bisa terjadi saat menjalani pengobatan ini. Berikut adalah beberapa efek samping yang umum.
- Mual.
- Muntah.
- Sembelit.
- Heartburn.
- Bengkak dan luka di mulut.
- Kehilangan nafsu makan.
- Berat badan menurun.
- Rambut rontok.
- Lemah.
- Sulit tidur.
- Demam.
- Nyeri punggung.
- Pusing dan masalah pada penglihatan.
- Diare.
Beri tahu dokter jika efek samping tersebut terjadi. Dokter dapat memberikan obat-obatan atau saran untuk mengatasinya.
Beberapa efek samping obat yang lebih serius juga bisa muncul selama mendapatkan irinotekan. Segera beri tahu dokter atau perawat jika Anda merasakan efek samping yang serius di bawah ini.
- Nyeri dada.
- Kulit dan mata menguning.
- Perut membengkak.
- Berat badan bertambah yang tak biasa.
- Pembengkakan di lengan, tangan, kaki, pergelangan kaki, betis, atau wajah.
- Ruam.
- Gatal-gatal.
- Sulit bernapas.
- Batuk yang semakin parah.
- Diare dengan peningkatan air liur, mata berair, keringat berlebihan, dan kram perut.
Beberapa orang yang menerima obat ini mengalami penggumpalan darah di kaki, paru-paru, otak, atau jantung.
Meski begitu, belum diketahui apakah obat ini menyebabkan penggumpalan darah.
Peringatan dan perhatian saat pakai obat irinotecan
Anda tidak dianjurkan untuk mendapat irinotekan jika memiliki kondisi medis seperti di bawah ini.
- Alergi terhadap obat irinotecan atau sorbitol.
- Penyakit radang usus jangka panjang obstruksi usus.
- Kegagalan sumsum tulang yang parah.
- Kadar bilirubin tinggi.
- Enzim hati tinggi.
- Lemah secara umum.
- Sedang hamil.
- Sedang menyusui.
Oleh karena itu, sebaiknya Anda memberitahu dokter mengenai kondisi medis yang Anda miliki, terutama yang disebutkan di atas.
Untuk memastikan bahwa obat ini aman untuk Anda, informasikan pula kepada dokter jika Anda memiliki kondisi medis di bawah ini.
- Penyakit jantung.
- Penyakit hati.
- Sindrom Glibert (kelainan bawaan di mana hati tidak memproses bilirubin dengan benar di dalam tubuh).
- Pernah menerima radioterapi ke area pinggul atau perut.
- Riwayat prosedur Whipple (prosedur pembedahan untuk mengangkat sebagian pankreas dan perut).
- Asma.
- Penyakit hati.
- Penyakit ginjal.
- Kondisi yang meningkatkan risiko penyakit jantung, seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, merokok, berat badan rendah.
- Diabetes.
- Penyakit paru-paru.
- Intoleransi fruktosa (ketidakmampuan mencerna gula alami dalam buah).
Pada kondisi di atas dokter mungkin perlu menyesuaikan dosis obat atau memantau kondisi Anda terkait kemungkinan munculnya efek samping.
Perlu Anda ketahui pula, Anda mungkin mengalami beberapa gejala berikut saat Anda menerima dosis irinotekan atau hingga 24 jam sesudahnya.
- Pilek.
- Peningkatan air liur/
- Pupil mengecil.
- Mata berair.
- Berkeringat.
- Kemerahan.
- Diare.
- Kram perut.
Beri tahu dokter jika Anda mengalami gejala-gejala ini. Dokter dapat memberi Anda obat untuk mengatasi atau mencegah gejala-gejala tersebut.
Anda mungkin juga mengalami diare yang parah lebih dari 24 jam setelah pemberian dosis. Diare yang parah ini bisa mengancam nyawa karena dapat menyebabkan dehidrasi, infeksi, gagal ginjal, masalah lainnya.
Penyimpanan irinotecan
Anda mungkin tak perlu menyimpan obat ini di rumah.
Meski begitu, perlu Anda ketahui bahwa obat dalam bentuk formulasi konvensional perlu disimpan pada suhu kamar 15—30 ° Celsius dan jauhkan dari cahaya.
Sementara dalam formulasi lipid harus disimpan dalam lemari es antara 2-8 ° Celsius dan lindungi dari cahaya. Jangan membekukan obat dalam formulasi lipid karena tidak efektif untuk digunakan.
Selalu periksa kelayakan produk sebelum mulai menggunakannya. Jangan digunakan jika berubah warna atau menjadi keruh atau sudah habis masa berlakunya.
Obat yang sudah tidak layak harus dibuang. Namun, jangan buang obat tersebut bersama sampah rumah tangga Anda.
Lebih baik, kembalikan obat yang sudah tidak terpakai ke apotek, klinik, atau rumah sakit untuk dibuang sesuai ketentuan pembuangan medis.
Jika masih bingung, perhatikan pada label kemasan atau tanyakan kepada apoteker mengenai cara aman untuk membuang obat Anda.
Apakah obat irinotecan aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Obat ini termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori D menurut US Food and Drugs Administration (FDA).
Artinya, obat ini terbukti positif berisiko pada janin bila dikonsumsi saat hamil.
Oleh karena itu, beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, merencanakan kehamilan, atau berencana menjadi ayah.
Namun, jika Anda atau pasangan Anda hamil selama menjalani pengobatan, sebaiknya segera beri tahu dokter Anda.
Anda pun sebaiknya tidak mendapat obat ini selama menyusui. Umumnya, Anda tidak boleh menyusui bayi selama mendapat obat ini hingga tujuh hari setelah dosis obat terakhir.
Selalu pastikan kepada dokter mengenai manfaat dan risiko penggunaan irinotekan saat hamil dan menyusui.
Interaksi obat irinotecan dengan obat lain
Interaksi obat dapat mengubah kinerja obat Anda atau meningkatkan risiko efek samping.
Oleh karena itu, selalu informasikan kepada dokter mengenai obat-obatan, baik obat resep, nonresep, suplemen vitamin, maupun produk herbal, yang Anda konsumsi.
Berikut beberapa obat yang telah diketahui dapat berinteraksi dengan irinotecan.
- St John’s Wort.
- Obat kanker lain, seperti crizotinib, idelalisib, regorafenib.
- Obat-obatan antikejang, seperti carbamazepine, phenytoin, phenobarbital.
- Obat-obatan untuk mengobati infeksi jamur, seperti ketoconazole, itraconazole, voriconazole, posaconazole.
- Antibiotik tertentu, seperti erythromycin, clarithromycin, telithromycin.
- Obat-obatan untuk TB, seperti rifampicin, rifabutin.
- Obat-obatan untuk infeksi HIV, seperti atazanavir, indinavir, ritonavir, nelfinavir, lopinavir.
- Pengencer darah, seperti warfarin.
- Obat-obatan yang digunakan dalam transplantasi organ atau gangguan kekebalan tertentu, seperti ciclosporin, tacrolimus.
- Relaksan otot yang digunakan selama operasi, seperti suxamethonium.
Mungkin ada obat lainnya yang bisa berinteraksi dengan irinotekan. Tanyakan kepada dokter atau apoteker untuk informasi lebih lanjut.
[embed-health-tool-bmi]