Finasterid adalah obat yang sering digunakan untuk mengobati masalah pembesaran prostat jinak atau benign prostate hyperplasia (BPH). Finasteride juga dapat digunakan untuk mengatasi kebotakan yang lebih sering dialami pria.
Ditinjau secara medis oleh Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm. · Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita
Finasterid adalah obat yang sering digunakan untuk mengobati masalah pembesaran prostat jinak atau benign prostate hyperplasia (BPH). Finasteride juga dapat digunakan untuk mengatasi kebotakan yang lebih sering dialami pria.
Golongan obat: hipertrofi prostat
Merek dagang: Alopros, Finasterid, Finpro, Prostacom, Reprosid, Sanbe-Hair
Finasteride atau finasterid bekerja dengan cara mencegah kerja enzim 5-alpha reduktase, yaitu enzim yang mengubah testosteron menjadi dihidrotestosterone (DHT).
DHT sendiri juga merupakan hormon seks yang memiliki peran dalam menjaga kesehatan kulit, folikel rambut, dan kelenjar prostat.
Produksi hormon DHT yang tinggi inilah yang dapat menyebabkan kelenjar prostat membesar dan memicu penyakit prostat.
Obat finasteride dapat digunakan sebagai obat tunggal atau dikombinasikan dengan obat lain untuk mengurangi gejala BPH dan dapat mengurangi kemungkinan tindakan operasi.
Selain meredakan gejala BPH, finasterid dapat mengurangi dorongan untuk buang air kecil dan melancarkan aliran urine.
Obat ini juga bisa digunakan untuk perawatan rambut botak di bagian depan dan bagian tengah pada pria dewasa.
Finasteride tergolong obat keras, sehingga Anda hanya bisa memperolehnya dengan resep dari dokter.
Dosis obat ini akan berbeda untuk setiap pasien sesuai dengan keluhan yang dialami.
Ikuti anjuran dokter dan apoteker Anda atau lihat petunjuk pada label kemasan.
Informasi berikut hanya mencakup dosis rata-rata yang biasanya diresepkan.
Biasanya, obat finasterid tersedia dalam bentuk tablet untuk masalah prostat dan cairan untuk masalah kebotakan.
Dosis untuk pembesaran prostat jinak: 5 miligram sekali sehari.
Dosis untuk kebotakan pria: 1 miligram sekali sehari.
Obat ini umumnya tersedia untuk dewasa dan tidak dianjurkan untuk dikonsumsi anak-anak.
Finasterid cukup aman dikonsumsi sebelum atau sesudah makan.
Untuk sediaan tablet dalam mengatasi masalah prostat membesar, Anda bisa langsung meminumnya dengan air putih.
Jangan menghancurkan atau mengunyah obat ini dan minumlah pada waktu yang sama setiap hari.
Mungkin diperlukan waktu hingga 6 – 12 bulan untuk melihat efektivitas selama obat digunakan.
Sementara untuk sediaan cair yaitu obat kebotakan, gunakan alat tetes sesuai jumlah yang diresepkan.
Kemudian teteskan dan ratakan dengan ujung jari di area tengah kulit kepala yang mengalami kebotakan.
Pertumbuhan rambut hanya akan berlangsung selama obat digunakan. Rambut baru akan hilang dalam waktu 1 tahun setelah obat dihentikan.
Jika Anda melewatkan dosis obat ini, tak perlu mengganti dosis yang terlewat. Minum saja obat di jadwal selanjutnya.
Ikuti aturan yang diberikan oleh dokter atau apoteker sebelum memulai pengobatan.
Finasterid dapat menyebabkan beberapa efek samping.
Beri tahu dokter Anda jika salah satu dari gejala ini semakin parah atau tidak kunjung hilang:
Beberapa efek samping di atas bisa menjadi masalah kesehatan serius.
Selain itu, Anda mungkin mengalami efek samping ringan seperti berikut:
Tidak semua orang mengalami efek samping yang disebutkan. Mungkin ada beberapa efek samping lain yang tidak disebutkan di atas.
Sebelum mengonsumsi finasterid, ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan seperti berikut ini.
Wanita dan anak-anak tidak diperbolehkan menggunakan obat ini.
Finasteride dapat memengaruhi hasil tes antigen spesifik prostat (PSA), yang dapat digunakan untuk mendeteksi kanker prostat.
Menurut situs National Library of Medicine, wanita hamil atau sedang menjalani program hamil tidak boleh terkena tablet finasterid yang hancur atau pecah.
Pasalnya, finasteride dapat diserap melalui kulit dan menyebabkan cacat lahir pada bayi laki-laki.
Hal yang sama juga mungkin berlaku pada ibu menyusui. Meski begitu, masih dibutuhkan studi lebih lanjut untuk membuktikan risiko tersebut.
Jika seorang wanita terkena obat ini, bagian tubuh yang terkena harus segera dicuci dengan sabun dan air.
Mengutip dari situs Mayoclinic, finasteride mungkin akan menyebabkan reaksi bila Anda juga sedang mengonsumsi obat St. John’s wort.
Obat tersebut biasanya digunakan untuk mengatasi masalah depresi dan menopause.
Interaksi dengan obat lain mengubah kinerja finasterid atau meningkatkan risiko efek samping yang serius.
Meskipun obat-obat tertentu tidak boleh digunakan bersamaan, dalam kasus lain dua obat yang berbeda dapat digunakan bahkan jika interaksi mungkin terjadi.
Dalam hal ini, dokter Anda mungkin mengubah dosis atau melakukan tindakan pencegahan lain yang mungkin diperlukan.
Ingat semua produk yang Anda gunakan, termasuk obat-obatan resep, nonresep, dan produk herbal, lalu konsultasikan pada dokter mengenai efek yang mungkin ditimbulkan.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.
Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar