backup og meta

11 Pilihan Makanan untuk Orang Sakit agar Cepat Sembuh

11 Pilihan Makanan untuk Orang Sakit agar Cepat Sembuh

Saat badan sedang tidak fit, Anda biasanya makan lebih sedikit akibat mual atau tidak nafsu makan. Padahal, asupan nutrisi yang cukup akan membantu proses pemulihan tubuh. Ada beberapa jenis makanan untuk orang sakit yang bisa menjadi pilihan, apa saja?

Berbagai jenis makanan untuk orang sakit

Makanan untuk masa pemulihan haruslah mengandung berbagai zat gizi yang penting untuk tubuh.

Pada kasus penyakit berat, seorang pasien perlu mendapatkan asupan makanan cair agar lebih mudah dicerna tubuh.

Namun, jika penyakitnya cukup ringan seperti sakit tenggorokan, pilek, atau gangguan pencernaan, beberapa makanan di bawah ini membantu penyembuhan. 

1. Sup ayam

Sup ayam merupakan makanan yang cocok untuk orang sakit pilek, demam, diare, hingga muntah. Makanan ini mengandung kalori, protein, vitamin, dan mineral. 

Selain itu, kandungan air dan elektrolitnya juga bisa mencegah dehidrasi karena keseimbangan cairan tubuh Anda tetap terjaga.

Sebuah penelitian pada 2014 terbitan Pharmacology & Therapeutics bahkan menunjukkan bahwa sup ayam bisa melegakan hidung yang mampet akibat pilek. 

Manfaat ini diduga berasal dari sistein, yaitu sejenis asam amino (N-acetyl-cysteine) yang mampu melawan virus dan meredakan peradangan pada tubuh.

2. Madu

Madu termasuk salah satu makanan terbaik untuk orang yang sakit, terutama bila Anda sedang sakit tenggorokan akibat infeksi bakteri dan batuk. 

Ini disebabkan karena madu memiliki sifat antibakteri yang cukup kuat. Selain itu, madu bisa mengurangi dahak dan mengurangi batuk.

Beberapa laporan ilmiah pun mengungkapkan bahwa madu dapat meningkatkan fungsi sistem imun. 

Untuk mendapatkan manfaat ini, coba minum satu sendok teh madu atau campurkan dengan air hangat, teh, atau teh herbal.

3. Oatmeal

Orang yang terkena gangguan pencernaan biasanya dianjurkan untuk mengonsumsi makanan tawar.

Salah satu jenis makanan tawar untuk orang sakit adalah oatmeal. Bubur gandum ini yang menyediakan cukup banyak kalori, vitamin, dan mineral untuk masa pemulihan.

Selain itu, penelitian terhadap hewan menunjukkan bahwa serat beta-glukan pada oatmeal dapat membantu meredakan peradangan pada usus. 

Dengan berkurangnya peradangan, gejala seperti sakit perut, kembung, dan diare akan berangsur mereda.

4. Pisang

Makanan lainnya yang bermanfaat untuk orang sakit, yaitu buah pisang. Buah ini gampang dicerna dan bisa membuat Anda kenyang lebih lama. 

Dengan mengonsumsinya, Anda juga bisa memenuhi kebutuhan kalori, karbohidrat, dan vitamin.

Jika Anda sedang mengalami diare, kandungan serat pada pisang bisa membantu memadatkan feses dan mengurangi gejalanya.

Selain itu, pisang bisa mengembalikan kadar kalium yang hilang akibat diare.

Jadi, bila makanan yang Anda konsumsi justru membuat perut terasa tak nyaman, coba gantilah dengan pisang.

5. Yoghurt

Saat Anda sedang tidak nafsu makan, cobalah mengonsumsi beberapa sendok makan yoghurt.

Snack untuk orang sakit ini mungkin tidak begitu padat, tetapi kalori dan kandungan gizinya bisa membantu memenuhi kebutuhan harian Anda selama masa pemulihan.

Selain itu, studi terbitan The British Journal of Nutrition (2014) juga menyimpulkan bahwa kandungan bakteri baik Lactobacillus dan Bifidobacterium mengurangi durasi flu pada anak-anak dan dewasa. 

Kandungan probiotik pada yoghurt juga baik untuk pencernaan dan dapat mempercepat proses penyembuhan. 

Probiotik bisa meningkatkan fungsi sistem imun dan meredakan peradangan yang terjadi di dalam tubuh.

6. Buah berry

buah berry makanan untuk orang sakit

Sudah bukan rahasia lagi bahwa buah bermanfaat untuk orang sakit. Dari banyaknya jenis buah-buahan, buah berry bisa Anda konsumsi sebagai snack untuk orang sakit.

Buah berry kaya akan vitamin C yang bisa memperkuat kekebalan tubuh. 

Tak hanya itu, berry berwarna gelap seperti blueberry dan blackberry juga punya kandungan antioksidan kuat berupa antosianin dan flavonoid. 

Kedua zat ini mampu melindungi sistem pernapasan dari bakteri serta virus penyebab pilek.

7. Sayuran berdaun hijau

Orang yang sakit perlu banyak asupan vitamin dan mineral untuk mempercepat proses pemulihannya. 

Anda bisa mendapatkan zat gizi ini dari sayuran hijau seperti bayam, kangkung, dan selada. Sebagai makanan untuk orang sakit, sayuran hijau mengandung fitonutrien yang bersifat sebagai antioksidan, salah satunya polifenol. 

Antioksidan berperan penting untuk melindungi tubuh dari radikal bebas penyebab beragam penyakit.

Tak hanya itu, sayuran hijau juga kaya akan serat, vitamin C, dan zat besi yang baik untuk melancarkan BAB, meningkatkan fungsi imun, hingga mengurangi rasa lelah.

8. Teh hangat

Teh hangat merupakan salah satu minuman pendamping makanan saat Anda sakit, terutama saat flu dan batuk. 

Teh panas bisa mengurangi hidung tersumbat dan melegakan tenggorokan. Pasalnya, teh mengandung senyawa bernama epigallocatechin gallate (EGCG) yang bisa mengurangi infeksi virus influenza.

Selain memicu pilek, virus ini bisa menyebabkan suhu tubuh meningkat. Jadi, teh hangat cocok sebagai pendamping makanan saat demam.

Senyawa ini juga berperan sebagai antioksidan yang bisa menangkal radikal bebas penyebab beragam penyakit.

Beberapa teh memang mengandung kafein. Untuk itu, konsumsi secukupnya, yakni maksimal 3 cangkir per hari. 

Tips aman konsumsi teh


Hindari meminum teh saat Anda sakit akibat anemia defisiensi zat besi. Daun teh mengandung senyawa bernama tannin yang bisa mengurangi penyerapan zat besi.

9. Ikan berlemak

Ada beberapa jenis ikan yang direkomendasikan sebagai makanan untuk orang sakit, di antaranya ikan kembung, ikan gabus, dan teri yang segar.

Ketiganya merupakan ikan berminyak yang kaya akan omega-3. Kandungan gizi ini penting untuk mengurangi peradangan di dalam tubuh yang bisa memicu berbagai penyakit.

Selain itu, ikan-ikanan kaya akan protein yang mempercepat penyembuhan luka dan memproduksi antibodi agar tubuh tetap kuat melawan infeksi.

Agar tetap sehat, sebaiknya metode memasak ikan berlemak sebaiknya dikukus, direbus, atau dijadikan sup.

10. Alpukat

Alpukat memiliki tekstur yang lembut serta aroma dan rasanya tidak menyengat. Jadi, buah ini mudah dikonsumsi tanpa memicu mual dan muntah.

Buah ini juga kaya akan asam lemak tak jenuh yang bisa mengurangi peradangan dan meningkatkan kekebalan tubuh.

Alpukat tinggi kalori yang mana diperlukan untuk memenuhi kebutuhan harian, terutama bila Anda mengalami gangguan pencernaan, seperti diare atau muntah.

Buah ini pun kaya akan serat, vitamin C, dan berbagai mineral yang bisa mempercepat proses penyembuhan.

11. Jahe

Meminum air rebusan jahe sudah lama digunakan sebagai herbal untuk mengurangi mual dan kembung.

Jahe mengandung senyawa bernama gingerol dan shogaol yang merangsang saluran pencernaan dan mendorong gas keluar dari saluran pencernaan. Jadi, sensasi kembung pun terasa berkurang.

Selain itu, gingerol dan shogaol juga mempercepat pengosongan lambung sehingga mengurangi rasa mual.

Rasa mual dan penurunan nafsu makan mungkin membuat Anda lebih susah makan ketika sakit. Sebagai solusinya, Anda dapat mencoba berbagai makanan dari daftar di atas, baik sebagai hidangan utama maupun sebagai camilan sehat.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Treatment for Diarrhea – NIDDK. (2023). Retrieved 2 May 2023, from https://www.niddk.nih.gov/health-information/digestive-diseases/diarrhea/treatment

Rushworth, G. F., & Megson, I. L. (2014). Existing and potential therapeutic uses for N-acetylcysteine: The need for conversion to intracellular glutathione for antioxidant benefits. Pharmacology & Therapeutics, 141(2), 150–159. https://doi.org/10.1016/j.pharmthera.2013.09.006

Goldman, R. D. (2014). Honey for treatment of cough in children. Canadian Family Physician, 60(12), 1107-1110. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4264806/

Mandal, M. D., & Mandal, S. (2011). Honey: Its medicinal property and antibacterial activity. Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine, 1(2), 154-160. https://doi.org/10.1016/S2221-1691(11)60016-6

Żyła, E., Dziendzikowska, K., Kamola, D., Wilczak, J., Sapierzyński, R., Harasym, J., & Gromadzka-Ostrowska, J. (2021). Anti-Inflammatory Activity of Oat Beta-Glucans in a Crohn’s Disease Model: Time- and Molar Mass-Dependent Effects. International Journal of Molecular Sciences, 22(9). https://doi.org/10.3390/ijms22094485

Nutrition Tips For Controlling Diarrhea. (2023). Retrieved 2 May 2023, from https://www.ucsfhealth.org/education/nutrition-tips-for-controlling-diarrhea

King, S., Glanville, J., Sanders, M. E., Fitzgerald, A., & Varley, D. (2014). Effectiveness of probiotics on the duration of illness in healthy children and adults who develop common acute respiratory infectious conditions: A systematic review and meta-analysis. The British Journal of Nutrition, 112(1), 41-54. https://doi.org/10.1017/S0007114514000075

Lisko, D. J., Johnston, G. P., & Johnston, C. G. (2017). Effects of Dietary Yogurt on the Healthy Human Gastrointestinal (GI) Microbiome. Microorganisms, 5(1). https://doi.org/10.3390/microorganisms5010006

Li, D., Li, B., Ma, Y., Sun, X., Lin, Y., & Meng, X. (2017). Polyphenols, anthocyanins, and flavonoids contents and the antioxidant capacity of various cultivars of highbush and half-high blueberries. Journal of Food Composition and Analysis, 62, 84-93. https://doi.org/10.1016/j.jfca.2017.03.006

Haruhito Sekizawa, Ikuta, K., Mizuta, K., Seiichi Takechi, & Tatsuo Suzutani. (2013). Relationship between polyphenol content and anti-influenza viral effects of berries. Journal of the Science of Food and Agriculture, 93(9), 2239–2241. https://doi.org/10.1002/jsfa.6031

Roberts, J. L., & Moreau, R. (2016). Functional properties of spinach (Spinacia oleracea L.) phytochemicals and bioactives. Food & Function, 7(8), 3337–3353. https://doi.org/10.1039/c6fo00051g

FoodData Central. (2023). Usda.gov. https://fdc.nal.usda.gov/fdc-app.html#/food-details/1103142/nutrients

Delimont, N. M., Haub, M. D., & Lindshield, B. L. (2017). The Impact of Tannin Consumption on Iron Bioavailability and Status: A Narrative Review. Current Developments in Nutrition, 1(2), 1-12. https://doi.org/10.3945/cdn.116.000042

Umeda, M., Tominaga, T., Kozuma, K., Kitazawa, H., Furushima, D., Hibi, M., & Yamada, H. (2021). Preventive effects of tea and tea catechins against influenza and acute upper respiratory tract infections: A systematic review and meta-analysis. European Journal of Nutrition, 60(8), 4189-4202. https://doi.org/10.1007/s00394-021-02681-2

KKP | Kementerian Kelautan dan Perikanan. (2016). Kkp.go.id. https://kkp.go.id/bkipm/artikel/8083-kaya-akan-omega-3-ikan-kembung-alternatif-pengganti-salmon

Omega-3 Fatty Acids & the Important Role They Play. (2023). Retrieved 2 May 2023, from https://my.clevelandclinic.org/health/articles/17290-omega-3-fatty-acids

Umage, A. M., Pontoh, J., & Momuat, L. I. (2020). Penentuan Kandungan Lemak dan Komposisi Asam-Asam Lemak pada Bagian Badan Ikan Gabus (Channa striata) Budidaya dan Liar. Chemistry Progress, 12(1). https://doi.org/10.35799/cp.12.1.2019.27918

FoodData Central. (2023). Usda.gov. https://fdc.nal.usda.gov/fdc-app.html#/food-details/2341647/nutrients

FoodData Central. (2023). Usda.gov. https://fdc.nal.usda.gov/fdc-app.html#/food-details/171705/nutrients

JS;Cardoso, S. (2013). An overview of the modulatory effects of oleic acid in health and disease. Mini Reviews in Medicinal Chemistry, 13(2). https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/23278117/

Carrillo, C., Cavia, M. a M., & Alonso-Torre, S. R. (2012). Role of oleic acid in immune system; mechanism of action; a review. Nutricion Hospitalaria, 27(4), 978–990. https://doi.org/10.3305/nh.2012.27.4.5783

Porro, A. (2015). Can nausea and vomiting be treated with ginger extract? European Review for Medical and Pharmacological Sciences, 19(7). https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/25912592/

Versi Terbaru

05/05/2023

Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

Bagaimana Cara Mengatur Pola Makan Makan Saat Kemoterapi?

7 Makanan dan Minuman yang Tidak Boleh Dimakan Saat Perut Kosong


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari · Tanggal diperbarui 05/05/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan