Mi instan memang terasa enak dan menggiurkan. Namun, Anda perlu tahu cara sehat makan mi instan agar terhindar dari masalah kesehatan. Pasalnya, mi instan mengandung sodium tinggi dan minim zat gizi bermanfaat.
Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None
Mi instan memang terasa enak dan menggiurkan. Namun, Anda perlu tahu cara sehat makan mi instan agar terhindar dari masalah kesehatan. Pasalnya, mi instan mengandung sodium tinggi dan minim zat gizi bermanfaat.
Lantas, bagaimana cara memasak dan mengonsumsi mi instan agar tubuh tetap sehat?
Makan mi instan sekali-kali saat sedang ingin atau terdesak, mungkin masih wajar.
Namun Anda perlu menghindari makan mi instan setiap hari atau terlalu sering.
Sebagai makanan olahan atau ultra proses, mi instan lebih banyak mengandung karbohidrat, lemak jenuh, dan natrium atau garam tinggi.
Agar tidak terlalu merasa bersalah saat ingin mengonsumsinya, simak cara sehat makan mi instan berikut ini.
Cara sehat makan mi instan yang pertama dimulai dengan membuang atau mengurangi penggunaan bumbu yang tersedia dalam kemasan.
Biasanya bumbu bawaan kemasan mengandung natrium tinggi, yaitu 1500 mg.
Sementara asupan garam harian yang direkomendasikan hanya sebanyak 1500 – 2000 mg atau setara dengan 1 sendok teh per hari.
Untuk mengatasinya, Anda bisa membuat sendiri bumbu pengganti yang terbuat dari bahan alami seperti:
Selain lebih alami, Anda dapat berkreasi dengan berbagai rempah untuk menghasilkan mi yang kaya cita rasa nusantara, seperti mi tek-tek dan mi goreng jawa.
Artinya, semakin sedikit Anda menggunakan bumbu kemasan mi instan, semakin kecil risiko akibat asupan garam berlebih.
Tak ingin merasa terlalu bersalah saat kebanyakan makan mi?
Mencampurkan banyak sayuran juga bisa jadi salah satu cara sehat makan mi instan yang harus Anda coba.
Sayuran dapat menyediakan zat gizi penting untuk kesehatan seperti kalium, serat, folat, vitamin A, dan vitamin C.
Bahkan, kandungan fitonutrien seperti flavonoid pada sayuran bisa bantu mencegah kerusakan sel akibat paparan radikal bebas.
Salah satu jenis sayuran yang biasanya cocok untuk dicampurkan pada makanan seperti mi instan adalah sayuran cruciferous.
Sayuran ini termasuk dalam golongan tanaman Brassica yang memiliki bentuk kelopak khas seperti kubis, brokoli, selada air, dan kembang kol.
Selain sayuran cruciferous, jenis sayuran lain yang bisa Anda masukkan dalam mi instan yakni:
Menambahkan sayuran untuk mie instan tidak hanya membuat makanan cepat saji ini lebih sehat, tapi juga memperkaya rasa.
Cara membuat mi instan yang lebih sehat berikutnya yaitu dengan memasukkan sumber protein pilihan Anda.
Anda dapat menambahkan telur ke dalam sup mie seperti telur rebus, telur dadar, atau telur mata sapi.
Namun, Anda perlu memperhatikan cara menggoreng telur yang tepat, misalnya dengan sedikit minyak untuk mengurangi asupan lemak jenuh.
Jika telur tidak cocok untuk Anda, cobalah menambahkan irisan daging ayam bagian dada atau daging sapi tanpa lemak.
Untuk menambah rasa ekstra pada daging, Anda bisa menumisnya cepat dengan garam dan merica atau kecap asin sebelum menambahkannya ke dalam mi.
Tak hanya sumber protein hewani, Anda juga bisa menambahkan sumber protein nabati ke dalam semangkuk mi instan, seperti:
Dikutip dari jurnal Nutrients (2021), sumber makanan nabati yang mencakup kacang-kacangan ini mencegah risiko berbagai penyakit kronis.
Mengingat mi instan merupakan salah satu makanan tidak sehat, Anda mungkin penasaran sebenarnya berapa kali mi instan boleh dikonsumsi.
Sebagai makanan rekreasional, makan mi instan sebanyak 1 kali dalam seminggu masih tergolong wajar.
Selain itu, ada beberapa aturan konsumsi mi instan yang perlu Anda perhatikan supaya tidak menyebabkan masalah kesehatan seperti berikut.
Perlu diingat bahwa meski ada cara sehat makan mi instan yang bisa jadi pilihan, bukan berarti Anda boleh mengonsumsi mi instan setiap hari.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar