Zat besi merupakan mineral penting yang dibutuhkan oleh tubuh, terutama untuk pembentukan sel darah merah dan distribusi oksigen dalam tubuh. Zat besi sendiri dibedakan menjadi zat besi heme dan nonheme. Apa beda keduanya? Cari tahu selengkapnya dalam ulasan berikut ini.
Apa itu zat besi heme dan nonheme?
Zat besi heme adalah jenis zat besi yang berasal dari sumber hewani, seperti daging merah, unggas, dan ikan. Salah satu keunggulan dari jenis zat besi ini adalah mudah diserap oleh tubuh.
Sementara itu, zat besi nonheme adalah jenis zat besi yang berasal dari sumber nabati, seperti sayuran hijau, kacang-kacangan, atau biji-bijian.
Zat besi nonheme tidak mudah diserap oleh tubuh karena membutuhkan bantuan dari asupan zat gizi lainnya agar dapat diserap dengan baik oleh tubuh.
Dalam acara diskusi zat besi bertajuk “Cegah Kekurangan Zat Besi Pada Anak, Optimalkan Kepintaran Generasi Maju”, dr. Dian Novita Chandra, M.Gizi, seorang pakar gizi, menjelaskan bahwa zat besi nonheme membutuhkan bantuan dari vitamin C dan protein lain untuk berubah menjadi bentuk yang lebih mudah diserap oleh tubuh.
Vitamin C mampu mereduksi dan mengubah zat besi menjadi zat besi ferro (ferrous iron) yang lebih mudah larut.
Meski memiliki perbedaan dalam hal penyerapannya, kedua jenis zat besi ini sama-sama dibutuhkan untuk mendukung fungsi vital tubuh.
Manfaat zat besi heme dan nonheme
Berikut ini beberapa manfaat zat besi heme dan nonheme untuk kesehatan.
1. Mencegah anemia defisiensi zat besi
Anemia defisiensi besi adalah jenis anemia yang terjadi ketika tubuh kekurangan zat besi. Kondisi ini paling sering terjadi pada anak-anak dan wanita.
Zat besi sendiri merupakan mineral penting yang berperan dalam produksi hemoglobin, yakni protein dalam sel darah merah yang bertugas mengangkut oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh.
Untuk itu, memenuhi asupan zat besi bagi anak maupun wanita, khususnya jenis zat besi heme yang mudah diserap oleh tubuh, penting untuk meningkatkan jumlah hemoglobin dan mencegah anemia.
2. Menjaga daya tahan tubuh
Mengonsumsi makanan mengandung zat besi, baik sumber hewani (heme), sumber nabati (nonheme), atau kombinasi keduanya bisa membantu menjaga daya tahan tubuh.
Hal ini karena asupan zat besi yang cukup dapat membantu proses pembelahan dan pematangan sel darah putih, yakni limfosit yang berperan dalam melawan bibit penyakit seperti virus dan bakteri.
Mengutip UC Health, zat besi juga dapat membantu mengatur sel ILC3, yakni sel imun langka yang berperan penting dalam menjaga kesehatan tubuh dan mencegah risiko infeksi.