backup og meta

Vitamin P, Ini 7 Manfaat Kesehatan dan Sumber Makanannya

Vitamin P, Ini 7 Manfaat Kesehatan dan Sumber Makanannya

Pernahkah Anda mendengar vitamin P? Meski namanya vitamin, kelompok senyawa ini berbeda dengan vitamin yang Anda ketahui pada umumnya. Telusuri informasi lengkap mengenai vitamin P dalam ulasan berikut ini. 

Apa itu vitamin P?

Vitamin P adalah istilah yang digunakan untuk menyebut kelompok senyawa fitonutrien yang disebut dengan flavonoid atau bioflavanoid.

Kelompok senyawa ini bukanlah jenis vitamin seperti halnya vitamin C atau vitamin A. Fitonutrien adalah senyawa yang memberikan warna pada buah dan sayuran, seperti warna merah pada buah ceri dan tomat. 

Selain itu, vitamin P merupakan jenis antioksidan yang bisa menangkal radikal bebas dan mengurangi peradangan dalam tubuh.

Manfaat vitamin P

Sebagai antioksidan, fitonutrien ini memiliki manfaat berikut untuk kesehatan.

1. Mengurangi risiko terkena diabetes

Wanita usia muda tes diabetes

Salah satu manfaat vitamin P atau flavonoid untuk kesehatan adalah menekan risiko penyakit diabetes.

Manfaat ini juga disebutkan dalam penelitian terbitan jurnal Medicine. Dalam penelitian tersebut, mengonsumsi makanan kaya akan flavonoid dapat mengurangi risiko terkena penyakit diabetes tipe 2.

Pasalnya, flavonoid diketahui dapat mengurangi resistensi insulin, meningkatkan metabolisme glukosa, dan memperbaiki fungsi sel β pankreas yang bertugas memproduksi hormon insulin. 

Ketiga hal tersebut bisa menjaga kadar gula darah terkendali. 

2. Menjaga kesehatan jantung

Selain itu, makanan sumber vitamin P baik untuk menjaga kesehatan jantung

Sebuah studi dalam jurnal Hypertension menunjukkan bahwa makanan yang tinggi flavonoid seperti apel, pir, dan beri dapat menurunkan tekanan darah tinggi yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. 

Manfaat ini berasal dari kemampuan flavonoid mengendurkan otot-otot pembuluh darah sehingga mencegah penyumbatan pada pembuluh darah. 

3. Mencegah penyakit Alzheimer

Fitonutrien ini juga membantu mengurangi risiko terkena penyakit Alzheimer

Studi dalam Journal of Nutritional Science mengungkapkan bahwa flavonoid dapat berpotensi mencegah penyakit Alzheimer.

Senyawa ini dapat bertindak sebagai antioksidan yang bisa mengurangi stres oksidatif, mencegah kerusakan saraf, dan mengurangi peradangan.

Stres oksidatif, kerusakan saraf, dan peradangan merupakan faktor risiko dari penyakit Alzheimer. 

4. Memiliki sifat antibakteri

Vitamin P dapat melindungi tubuh dari bakteri karena senyawa fitonutrien ini memiliki sifat antibakteri. 

Flavonoid dapat membunuh berbagai bakteri penyebab penyakit, seperti Staphylococcus aureus yang dapat menyebabkan terjadinya bisul atau impetigo.  

Meski begitu, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai manfaat flavonoid ini karena saat ini penelitian baru dalam tahap uji laboratorium. 

5. Mengurangi risiko kanker

Konsumsi makanan tinggi fitonutrien memiliki manfaat mengurangi risiko kanker

Flavonoid memiliki efek sitotoksik yang dapat membantu menghambat perkembangan beberapa jenis sel kanker, termasuk kanker payudara dan kanker prostat. 

Namun, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui seberapa efektif efek flavonoid dalam mencegah kanker. 

6. Mengurangi peradangan

Vitamin P memiliki sifat anti-inflamasi yang mampu meredakan peradangan dalam tubuh yang memicu sejumlah penyakit.

Beberapa jenis flavonoid, yakni quercetin, katekin, luteolin, dan apigenin, bisa menghambat sejumlah enzim pemicu peradangan ataupun meningkatkan produksi senyawa antiradang pada tubuh.

Senyawa flavonoid tersebut berperan penting dalam pengobatan berbagai penyakit peradangan, seperti radang sendi, radang lambung, radang hati, hingga radang usus.

7. Mencegah penuaan dini

Paparan radikal bebas yang berlebihan dan dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan pada sel kulit.

Hal ini juga dapat meningkatkan risiko munculnya tanda penuaan kulit, seperti keriput, flek hitam, atau garis halus.  

Sebagai antioksidan, vitamin P atau flavonoid dapat menangkal radikal bebas yang menyebabkan kerusakan pada sel kulit, sehingga penuaan dini dapat dicegah. 

Sumber makanan vitamin P

buah mengandung tinggi protein

Fitonutrien ini banyak ditemukan dalam berbagai jenis buah-buahan dan sayuran. Berikut beberapa sumber makanan vitamin P berdasarkan jenis flavonoidnya. 

  • Flavonon. Banyak ditemukan dapat buah-buahan dengan rasa asam seperti lemon, jeruk nipis, anggur, dan jeruk. 
  • Flavanol. Senyawa ini dapat ditemukan dalam teh hitam, teh hijau, kokoa, kayu manis, anggur, apel, dan anggur merah (red wine). 
  • Antosianin. Banyak ditemukan dalam buah-buahan seperti bluberi, stoberi, ceri, pisang, jeruk, dan anggur. 
  • Isoflavon. Anda bisa mendapatkan senyawa isoflavon dari produk kacang kedelai seperti tahu. 
  • Flavon. Senyawa ini dapat ditemukan dalam tumbuhan seperti peppermint, chamomile, oregano, parsley, dan seledri.

Suplemen vitamin P

Selain dari sumber makanan di atas, fitonutrien ini dapat diperoleh melalui suplemen. 

Namun, pastikan berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter Anda sebelum mengonsumsinya untuk mengetahui dosis yang tepat.

Selain itu, hingga saat ini belum ada penelitian yang menunjukkan keamanan mengonsumsi suplemen flavonoid, terutama bagi ibu hamil dan menyusui.

Sebaiknya hindari mengonsumsi suplemen flavonoid jika sedang hamil atau menyusui.  

Kesimpulan


  • Vitamin P bukan merupakan jenis vitamin, melainkan istilah untuk berbagai senyawa fitonutrien yang termasuk dalam flavonoid. 
  • Vitamin ini memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan seperti, mengatasi peradangan, mengurangi risiko diabetes, penyakit jantung, kanker, Alzheimer, serta mencegah penuaan kulit. 
  • Fitonutrien ini dapat ditemukan dalam berbagai jenis sayuran dan buah-buahan seperti apel, jeruk, anggur, bluberi, hingga seledri. 

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Xu, H., Luo, J., Huang, J., & Wen, Q. (2018). Flavonoids intake and risk of type 2 diabetes mellitus: A meta-analysis of prospective cohort studies. Medicine, 97(19), e0686.

Jennings, A., Koch, M., Bang, C., Franke, A., Lieb, W., & Cassidy, A. (2021). Microbial diversity and abundance of parabacteroides mediate the associations between higher intake of flavonoid-rich foods and lower blood pressure. Hypertension, 78(4), 1016-1026.

Panche, A. N., Diwan, A. D., & Chandra, S. R. (2016). Flavonoids: an overview. Journal of Nutritional Science, 5, e47.

Yuan, G., Guan, Y., Yi, H., Lai, S., Sun, Y., & Cao, S. (2021). Antibacterial activity and mechanism of plant flavonoids to gram-positive bacteria predicted from their lipophilicities. Scientific Reports, 11(1), 10471.

Khan, A. U., Dagur, H. S., Khan, M., Malik, N., Alam, M., & Mushtaque, M. D. (2021). Therapeutic role of flavonoids and flavones in cancer prevention: Current trends and future perspectives. European Journal of Medicinal Chemistry Reports, 3, 100010.

Al-Khayri, J. M., Sahana, G. R., Nagella, P., Joseph, B. V., Alessa, F. M., & Al-Mssallem, M. Q. (2022). Flavonoids as potential anti-inflammatory molecules: A review. Molecules, 27(9), 2901.

Flavonoids: What They Are and Top Benefits.(2023). Cleveland Clinic. (2024)Retrieved 25 March 2024, from https://health.clevelandclinic.org/what-are-flavonoids 

Flavonoids. (n.d). Retrieved 25 March 2024, from https://lpi.oregonstate.edu/mic/dietary-factors/phytochemicals/flavonoids#supplements 

Shukla, R., Pandey, V., Vadnere, G. P., & Lodhi, S. (2019). Role of flavonoids in management of inflammatory disorders. In Bioactive food as dietary interventions for arthritis and related inflammatory diseases (pp. 293-322). Academic Press.

Versi Terbaru

28/03/2024

Ditulis oleh Zulfa Azza Adhini

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

10 Makanan yang Banyak Mengandung Vitamin B12

9 Manfaat Menakjubkan Vitamin C untuk Tubuh Anda


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Zulfa Azza Adhini · Tanggal diperbarui 28/03/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan