backup og meta

Susu Evaporasi, Kenali Kandungan, Manfaat, dan Risikonya

Susu Evaporasi, Kenali Kandungan, Manfaat, dan Risikonya

Susu evaporasi adalah susu yang teksturnya kental. Namun, susu jenis ini berbeda dengan susu kental manis. Susu ini terbuat dari susu sapi dan tanpa gula tambahan. Biasanya, susu ini lebih sering dijadikan bahan tambahan dalam masakan atau sebagai campuran adonan kue. 

Ketahui kandungan dan manfaat susu evaporasi dalam ulasan berikut.

Kandungan susu evaporasi

Susu evaporasi adalah susu yang dipanaskan dengan suhu tinggi (pasteurisasi) untuk menghilangkan 60% kadar air dalam susu sapi segar, sehingga teksturnya lebih kental.

Susu yang dipanaskan akan menguap sehingga kandungan airnya menjadi lebih sedikit, dan akhirnya mengental.

Meski dipanaskan, proses pembuatan susu evaporasi tetap mempertahankan kandungan laktosa, mineral, lemak, kalsium, dan vitamin dalam susu.

Metode ini memang membuat susu lebih tahan lama tanpa mengurangi kandungan zat gizi di dalamnya. Itulah mengapa susu evaporasi merupakan jenis susu yang tidak gampang basi.

Proses pemanasan juga memengaruhi tampilan susu. Warna susu evaporasi tidak terlalu putih seperti susu pada umumnya, bahkan cenderung kuning. Ini karena terbentuknya karamel yang berasal dari panas evaporasi.

Meski telah kehilangan sejumlah air di dalamnya, susu ini masih memiliki kandungan zat gizi yang serupa dengan susu sapi. Berikut kandungan zat gizi 100 ml susu evaporasi.

  • Air: 74 gram (g).
  • Kalori: 134 kkal.
  • Protein: 6,81 g.
  • Lemak: 7,56 g.
  • Karbohidrat: 10 g.
  • Gula: 10 g.
  • Kalsium: 261 miligram (mg).
  • Besi: 0,19 mg.
  • Magnesium: 24 mg.
  • Fosfor: 203 mg.
  • Kalium: 303 mg.

Manfaat susu evaporasi

minum susu kental manis dewasa

Manfaat utama susu evaporasi yaitu meningkatkan asupan mineral atau menambah berat badan seseorang.

Kekurangan berat badan merupakan faktor risiko infeksi, demensia, dan bahkan kematian. 

Manfaat susu evaporasi juga dapat membantu Anda menambah berat badan dengan sehat karena padat gizi dan rendah gula. 

Tingginya gula tambahan pada produk makanan berisiko pada penyakit jantung dan diabetes tipe 2, apalagi saat dikonsumsi secara berlebihan.

Selain itu, susu ini kaya akan mineral, seperti kalsium dan fosfor, yang penting untuk kesehatan tulang.

Perbedaan susu evaporasi dengan susu kental manis

  • Susu kental manis mengandung tambahan gula sebagai pengawet untuk membantu memperpanjang umur simpannya, sedangkan susu evaporasi tidak.
  • Kandungan zat gizi pada susu evaporasi kurang lebih sama dengan susu sapi biasa, tidak seperti susu kental manis yang proses pembuatannya menyebabkan kehilangan banyak zat gizi penting.
  • Kandungan kalori susu kental manis juga lebih manis dan lebih tinggi kalori dibandingkan susu evaporasi karena tambahan gulanya.

Bahaya konsumsi susu evaporasi

Mengonsumsi susu jenis ini mungkin akan bermasalah bagi orang dengan intoleransi laktosa atau alergi susu sapi. 

Pasalnya,  susu ini mengandung lebih banyak laktosa dan protein susu dibandingkan dengan susu biasa. Susu yang dipasteurisasi ini dapat mengandung lebih dari dua kali jumlah laktosa susu segar. 

Laktosa adalah jenis karbohidrat yang ditemukan dalam susu dan produk olahan susu (yoghurt, keju, dan sebagainya).

1. Intoleransi laktosa

Orang dengan intoleransi laktosa mengalami kekurangan enzim laktase yang diperlukan untuk mencerna laktosa. 

Oleh karena itu, penderita intoleransi laktosa mungkin akan mengalami sakit perut, kembung, atau diare saat mengonsumsi susu.

Studi dari jurnal JAMA (2019) menyebutkan biasanya orang dengan intoleransi laktosa dapat menoleransi 15 gram laktosa per hari atau sekitar 1 – 2 cangkir (240 – 480 ml) susu biasa.

2. Alergi susu sapi

Waspadai juga reaksi alergi terhadap protein susu sapi yang muncul dalam beberapa menit atau hingga 2 jam setelah minum susu.

Riset dari jurnal Nutrients (2019) menjelaskan alergi susu adalah salah satu alergi makanan paling umum pada anak-anak, bahkan memengaruhi hingga 3% anak-anak di negara maju.

Anda yang memiliki intoleransi laktosa dan alergi susu sapi sebaiknya menghindari produk susu sebagai langkah pencegahan yang paling efektif. 

Cara mengonsumsi susu evaporasi

Tekstur susu evaporasi yang lembut tanpa tambahan rasa manis menjadikannya bahan serbaguna untuk berbagai hidangan. 

Selain diminum, susu ini digunakan ke dalam berbagai masakan, seperti kentang tumbuk (mashed potatoes), oatmeal, dan sup.

Susu ini biasanya digunakan untuk menciptakan tekstur pekat pada krim, sup, atau saus, tapi tetap menjaga kandungan lemaknya tetap rendah.

Selain itu, susu ini dapat digunakan dalam pembuatan kue, makanan penutup, dan minuman seperti kopi atau teh.

Anda bahkan dapat meminum langsung atau menikmatinya dengan sereal favorit, terutama jika Anda mencoba menambah berat badan.

Namun, rasa karamelnya berbeda dari susu sapi biasa, maka sebagian orang mungkin tidak menyukainya. 

Cara membuat susu evaporasi di rumah

susu, nutrisi, dan suplemen makanan untuk orang tua

Susu ini sebenarnya bisa Anda buat sendiri di rumah. Bahan apa yang diperlukan? Anda hanya butuh 5 cangkir susu sapi. Lalu, silakan ikuti langkah-langkah di bawah ini.

  1. Tuang 5 cangkir susu ke dalam panci.
  2. Lalu, kurangi sebanyak 2 cangkir. Simpan 2 cangkir susu yang dikurangi.
  3. Gunakan sumpit kayu atau tusuk sate yang dicelupkan ke dalam panci berisi 3 cangkir susu.
  4. Tandai seberapa tinggi kedalaman susu di panci lewat stik kayu atau sumpit dengan pensil.
  5. Masukkan lagi sisa 2 cangkir susunya dan biarkan sumpit kayu penanda di dalam panci.
  6. Didihkan sambil terus mengaduk susu. 
  7.  Jika susu telah mengental, matikan kompor. Susu telah mengental jika susu berkurang sampai pada tanda awal di sumpit kayu.
  8. Susu siap dinikmati untuk 1 minggu ke depan, jangan lupa disimpan di kulkas.

Sebagai salah satu jenis susu pekat, susu evaporasi sama bergizinya dengan daripada susu sapi segar. Susu ini juga memiliki kandungan mineral yang lebih tinggi.

Namun, susu ini mengandung laktosa dan protein susu sehingga bisa menyebabkan intoleransi laktosa atau alergi susu sapi pada sebagian orang. Jika Anda memiliki salah satu kondisi ini, sebaiknya hindari konsumsi susu. 

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Bhaskaran, K., Dos-Santos-Silva, I., Leon, D. A., Douglas, I. J., & Smeeth, L. (2018). Association of BMI with overall and cause-specific mortality: a population-based cohort study of 3·6 million adults in the UK. The lancet. Diabetes & endocrinology, 6(12), 944–953. https://doi.org/10.1016/S2213-8587(18)30288-2 

D’Auria, E., Salvatore, S., Pozzi, E., Mantegazza, C., Sartorio, M., Pensabene, L., Baldassarre, M. E., Agosti, M., Vandenplas, Y., & Zuccotti, G. (2019). Cow’s Milk Allergy: Immunomodulation by Dietary Intervention. Nutrients, 11(6), 1399. https://doi.org/10.3390/nu11061399 

Dobner, J., & Kaser, S. (2018). Body mass index and the risk of infection – from underweight to obesity. Clinical microbiology and infection : the official publication of the European Society of Clinical Microbiology and Infectious Diseases, 24(1), 24–28. https://doi.org/10.1016/j.cmi.2017.02.013 

Flom, J. D., & Sicherer, S. H. (2019). Epidemiology of Cow’s Milk Allergy. Nutrients, 11(5), 1051. https://doi.org/10.3390/nu11051051 

Institute of Medicine (US) Committee to Review Dietary Reference Intakes for Vitamin D and Calcium, Ross, A. C., Taylor, C. L., Yaktine, A. L., & Del Valle, H. B. (Eds.). (2011). Dietary Reference Intakes for Calcium and Vitamin D. National Academies Press (US). https://doi.org/10.17226/13050 

Itkonen, S. T., Erkkola, M., & Lamberg-Allardt, C. (2018). Vitamin D Fortification of Fluid Milk Products and Their Contribution to Vitamin D Intake and Vitamin D Status in Observational Studies-A Review. Nutrients, 10(8), 1054. https://doi.org/10.3390/nu10081054 

Odedra K. M. (2015). Milk allergy in adults and children. Nursing standard (Royal College of Nursing (Great Britain) : 1987), 29(44), 43–48. https://doi.org/10.7748/ns.29.44.43.e9729 

Qizilbash, N., Gregson, J., Johnson, M. E., Pearce, N., Douglas, I., Wing, K., Evans, S., & Pocock, S. J. (2015). BMI and risk of dementia in two million people over two decades: a retrospective cohort study. The lancet. Diabetes & endocrinology, 3(6), 431–436. https://doi.org/10.1016/S2213-8587(15)00033-9 

Silberman, E. S., & Jin, J. (2019). Lactose Intolerance. JAMA, 322(16), 1620. 

Stanhope K. L. (2016). Sugar consumption, metabolic disease and obesity: The state of the controversy. Critical reviews in clinical laboratory sciences, 53(1), 52–67. 

Milk, condensed, sweetened. (2020). U.S. Department of Agriculture. Retrieved 5 April 2024, from https://fdc.nal.usda.gov/fdc-app.html#/food-details/1097540/nutrients 

Milk, evaporated, whole. (2020). U.S. Department of Agriculture. Retrieved 5 April 2024, from https://fdc.nal.usda.gov/fdc-app.html#/food-details/1097537/nutrients 

Milk allergy – Symptoms & causes. (2022). Mayo Clinic. Retrieved 5 April 2024, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/milk-allergy/symptoms-causes/syc-20375101 

Versi Terbaru

12/04/2024

Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

Yuk, Ketahui 7 Rekomendasi Susu Tinggi Kalsium yang Meningkatkan Kesehatan Tulang!

Mau Menurunkan Berat Badan? Simak 10 Merek Susu Almond untuk Diet Berikut Ini!


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana · Tanggal diperbarui 12/04/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan