backup og meta

Suplemen Vitamin D

Suplemen Vitamin D

Meski secara alami dapat diperoleh dari sinar matahari dan makanan, suplemen vitamin D juga tetap dibutuhkan oleh beberapa kalangan, terutama orang yang mengalami defisiensi atau kekurangan vitamin D.

Golongan obat: vitamin

Merek dagang suplemen vitamin D: Blackmores Vitamin D3 1000 IU, Caviplex D, Comvit D 1000, Hi-D 1000, HolistiCare D3 1000, Nutrimax Vitamin D3 1000 IU, Provigen D3-1000, Provit-D3 1000, Pyridam D3-1000, Sakatonik Activ D3-1000

Apa itu vitamin D?

vitamin untuk penderita asam lambung

Vitamin D adalah vitamin larut lemak yang berfungsi untuk membantu penyerapan kalsium dan fosfor, menguatkan hubungan antarsel, dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Terdapat dua jenis vitamin D, yakni vitamin D2 (ergocalciferol) yang ditemukan pada jamur dan vitamin D3 (cholecalciferol) yang ditemukan pada hati sapi, kuning telur, dan minyak ikan.

Jenis vitamin ini juga bisa diperoleh secara gratis dengan rutin berjemur di pagi hari. Karenanya, tak heran bila vitamin D juga dikenal sebagai vitamin sinar matahari.

Selain itu, zat gizi ini juga bisa Anda dapatkan melalui suplemen. Suplemen vitamin D tersedia dalam berbagai dosis, mulai dari 2.000 hingga 10.000 IU atau lebih.

Salah satu manfaat vitamin D dalam bentuk suplemen ialah membantu mengurangi rasa sakit dan gejala depresi pada orang dengan diabetes tipe 2. 

Tak hanya itu, asupan vitamin D tambahan terbukti membantu mencegah gangguan kognitif pada orang dengan penyakit Parkinson dan menguatkan otot-otot pada ibu hamil.

Dosis suplemen vitamin D

manfaat vitamin d untuk wanita

Suplemen vitamin D umumnya tersedia dalam bentuk tablet, kaplet, maupun kapsul lunak. Dosisnya dinyatakan dalam satuan international unit (IU) atau mikrogram (mcg).

Dosis vitamin D yang tersedia di pasaran berkisar antara 400–5.000 IU, sedangkan dosis lebih tinggi seperti 10.000 IU dan 50.000 IU hanya diresepkan oleh dokter.

Setiap orang memerlukan dosis berbeda, tergantung tujuan penggunaannya seperti berikut ini.

Suplemen harian

  • Bayi (05 bulan): 10 mcg (400 IU) per hari
  • Anak dan dewasa (164 tahun): 15 mcg (600 IU) per hari
  • Lansia (65 tahun ke atas): 20 mcg (800 IU) per hari

Osteoporosis

  • Dewasa (50 tahun ke atas): 20–25 mcg (800–1.000 IU) per hari bersamaan dengan suplemen kalsium

Hipoparatiroidisme

  • Anak dan dewasa: 1.250–5.000 mcg (50.000–200.000 IU) per hari bersamaan dengan suplemen kalsium laktat 4 g enam kali per hari

Hipofosfatemia

  • Anak dan dewasa: 300–12.500 mcg (12.000–500.000 IU) per hari

Rakitis

  • Anak dan dewasa: 300–12.500 mcg (12.000–500.000 IU) per hari

COVID-19

  • Pasien tanpa gejala: 10–25 mcg (400–1.000 IU) per hari selama 14 hari
  • Pasien dengan gejala ringan, sedang, atau berat: 25–125 mcg (1.000–5.000 IU) per hari selama 14 hari bersamaan dengan pengobatan di rumah sakit untuk pasien bergejala sedang dan berat

Selalu konsultasi dengan dokter Anda untuk mendapatkan dosis suplemen vitamin yang tepat. Hal ini akan membantu mencegah efek samping dari penggunaan suplemen tersebut.

Perlukah minum suplemen vitamin D setiap hari?

Suplemen tidak dibutuhkan bila Anda sehat dan tidak memiliki masalah medis apa pun. Kelompok yang membutuhkannya yaitu orang-orang dengan obesitas, lansia, wanita hamil dan menyusui, serta pengidap penyakit ginjal kronis dan gangguan paratiroid.

Aturan pakai suplemen vitamin D

dosis suplemen vitamin d

Ikuti anjuran minum suplemen sesuai dosis yang tercantum pada label kemasan produk. Jika Anda ragu, konsultasikan dengan dokter atau apoteker terkait penggunaannya.

Suplemen vitamin D yang tersedia di pasaran umumnya berbentuk tablet, kaplet, atau kapsul lunak yang diminum melalui mulut dengan bantuan air.

Anda bisa minum obat sebelum atau sesudah makan. Akan tetapi, vitamin D paling baik diserap tubuh saat dikonsumsi bersama makanan atau camilan yang mengandung lemak.

Jangan meminum suplemen lebih banyak dari yang dosis yang dianjurkan. Konsultasikan dengan dokter untuk meningkatkan dosis vitamin D bila Anda mengalami kondisi medis tertentu.

Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut terkait dengan penggunaan suplemen vitamin D, segera konsultasikan dengan dokter atau apoteker.

Efek samping vitamin D

Suplemen vitamin D jarang menimbulkan efek samping bila Anda gunakan sesuai dosis yang dianjurkan. Akan tetapi, lain halnya bila obat ini digunakan secara berlebihan.

Adapun, efek samping kelebihan vitamin D dalam darah antara lain:

Dikutip dari Mayo Clinic, penggunaan 60.000 IU vitamin D per hari selama beberapa bulan juga telah terbukti menyebabkan keracunan pada tubuh.

Kelebihan vitamin atau hipervitaminosis pada vitamin D bisa menyebabkan peningkatan kadar kalsium darah. Lama-kelamaan, kondisi ini bisa merusak fungsi ginjal.

Selain itu, sebagian orang juga bisa mengalami reaksi alergi obat, seperti ruam, gatal, sulit bernapas, hingga pembengkakan lidah atau tenggorokan setelah minum vitamin D.

Segera hubungi dokter atau cari layanan darurat untuk mendapatkan pertolongan medis.

Peringatan dan perhatian saat pakai vitamin D

Beberapa hal yang harus Anda ketahui sebelum menggunakan suplemen ini adalah sebagai berikut.

  • Hindari suplemen ini bila alergi terhadap vitamin D atau kandungan lain di dalamnya.
  • Jangan gunakan obat bila Anda memiliki kadar vitamin D atau kalsium darah yang tinggi (hiperkalsemia).
  • Beri tahu dokter bila Anda mengalami kondisi yang membuat tubuh sulit menyerap zat gizi dari makanan.
  • Beri tahu dokter bila Anda pernah atau sedang mengalami masalah kesehatan, termasuk penyakit jantung, penyakit ginjal, atau ketidakseimbangan elektrolit.
  • Pastikan Anda memberitahu dokter tentang obat resep dan nonresep, vitamin, suplemen gizi, dan produk herbal yang sedang Anda gunakan. 
  • Konsultasikan pada dokter bila Anda sedang hamil, berencana untuk hamil, atau sedang dalam masa menyusui.

Selalu simpan suplemen vitamin D pada suhu ruangan di bawah 25°C dan terhindar dari sinar matahari langsung. Jauhkan produk ini dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.

Apakah vitamin D aman untuk ibu hamil dan menyusui?

Jika Anda sedang hamil, berencana untuk hamil, atau sedang menyusui, sebaiknya konsultasikan penggunaan suplemen vitamin D kepada dokter terlebih dahulu.

Menurut Angka Kecukupan Gizi oleh Kemenkes RI, wanita berusia 19–49 tahun membutuhkan vitamin D sebanyak 15 mcg (600 IU) per hari. Jumlah ini tidak berubah pada saat kehamilan maupun menyusui.

Memenuhi kebutuhan vitamin D penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi, terutama mendukung tulang, gigi, dan otot yang sehat.

Vitamin D juga bermanfaat untuk mengurangi risiko komplikasi kehamilan, termasuk preeklamsia, diabetes gestasional, kelahiran prematur, dan berat badan lahir bayi rendah.

Interaksi vitamin D dengan obat lain

Interaksi obat mungkin terjadi bila Anda menggunakan suplemen vitamin D bersamaan dengan obat lain. Adapun, jenis-jenis obat yang bisa berinteraksi negatif antara lain:

  • amlodipin,
  • antasida,
  • aspirin,
  • atorvastatin,
  • furosemid,
  • gabapentin,
  • levotiroksin,
  • lisinopril,
  • metformin,
  • omeprazol,
  • prednison, dan
  • simvastatin.

Selain daftar di atas, mungkin ada obat-obatan yang lain bisa berinteraksi dengan vitamin D. Konsultasikan dengan dokter terkait seluruh produk yang sedang Anda gunakan, termasuk obat-obatan resep, nonresep, vitamin, suplemen, dan produk herbal.

Jangan memulai, menghentikan, atau mengganti dosis obat tanpa persetujuan dokter Anda.

Kesimpulan

  • Suplemen vitamin D berfungsi untuk mencegah dan mengatasi masalah yang membuat tubuh seseorang kekurangan vitamin D.
  • Pada orang sehat, berjemur di bawah sinar matahari pagi dan konsumsi makanan kaya vitamin D sudah memenuhi kebutuhan harian zat gizi ini.
  • Konsultasi dan periksakan diri ke dokter untuk mengetahui kadar vitamin D dalam tubuh guna membantu mengetahui apakah Anda butuh suplemen atau tidak.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Vitamin D. National Institute of Health. (2022). Retrieved 20 June 2022, from https://ods.od.nih.gov/factsheets/VitaminD-Consumer/

Vitamin D. Harvard T.H. Chan School of Public Health. (2022). Retrieved 20 June 2022, from https://www.hsph.harvard.edu/nutritionsource/vitamin-d/

Vitamin D toxicity: What if you get too much?. Mayo Clinic. (2022). Retrieved 20 June 2022, from https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/nutrition-and-healthy-eating/expert-answers/vitamin-d-toxicity/faq-20058108

Do You Really Need to Take Vitamin D Supplements?. Cleveland Clinic. (2020). Retrieved 20 June 2022, from https://health.clevelandclinic.org/do-you-really-need-a-vitamin-d-supplement-2/

Vitamin D2 Uses, Side Effects & Warnings. Drugs.com. (2021). Retrieved 20 June 2022, from https://www.drugs.com/mtm/vitamin-d2.html

Vitamin D3 Uses, Side Effects & Warnings. Drugs.com. (2022). Retrieved 20 June 2022, from https://www.drugs.com/mtm/vitamin-d3.html

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Retrieved 20 June 2022, from http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No__28_Th_2019_ttg_Angka_Kecukupan_Gizi_Yang_Dianjurkan_Untuk_Masyarakat_Indonesia.pdf

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/5671/2021 tentang Manajemen Klinis Tata Laksana Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2021). Retrieved 20 June 2022, from https://covid19.go.id/storage/app/media/Regulasi/2021/Agustus/kmk-no-hk0107-menkes-5671-2021-ttg-manajemen-klinis-tata-laksana-covid-19-di-fasilitas-pelayanan-kesehatan-signed-1.pdf

Omidian, M., Mahmoudi, M., Abshirini, M., Eshraghian, M. R., Javanbakht, M. H., Zarei, M., Hasani, H., & Djalali, M. (2019). Effects of vitamin D supplementation on depressive symptoms in type 2 diabetes mellitus patients: Randomized placebo-controlled double-blind clinical trial. Diabetes & metabolic syndrome, 13(4), 2375–2380. https://doi.org/10.1016/j.dsx.2019.06.011

Wagner, C., Taylor, S., Johnson, D., & Hollis, B. (2012). The Role of Vitamin D in Pregnancy and Lactation: Emerging Concepts. Women’s Health, 8(3), 323-340. https://doi.org/10.2217/whe.12.17

Versi Terbaru

07/09/2023

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

Berapa Lama Berjemur di Bawah Sinar Matahari yang Dianjurkan?

6 Sumber Vitamin D, dari Sinar Matahari hingga Makanan


Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 07/09/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan