Anda mungkin lebih familier dan lebih sering menggunakan minyak kelapa sawit untuk memasak. Namun sebenarnya, ada beragam jenis minyak goreng menyehatkan, salah satunya minyak safflower. Simak informasi lebih lanjut seputar manfaat minyak safflower.
Kandungan minyak safflower
Minyak safflower adalah minyak nabati yang terbuat dari proses ekstraksi biji bunga tumbuhan safflower (Carthamus tinctorius L.). Bunga safflower tampak bergerombol berwarna oranye cerah dan memiliki daun lebar. Safflower banyak tumbuh di Asia, Timur Tengah, dan Afrika.
Safflower oil menghasilkan dua jenis minyak yaitu yang tinggi asam lemak tak jenuh tunggal (oleat) dan yang tinggi asam lemak tak jenuh ganda (linoleat).
Menurut North Dakota State University, minyak safflower oleat digunakan sebagai minyak goreng, kosmetik, pelapis makanan, dan campuran makanan bayi. Sementara itu, minyak linoleat digunakan dalam sebagai suplemen nutrisi.
Berikut ini beberapa kandungan safflower oil yang bermanfaat untuk kesehatan:
- karthamidin,
- safflamin C,
- luteolin,
- caryophyllene,
- p-allyltoluene,
- fitosterol,
- saponin,
- serin,
- glisin,
- sistein,
- isoleusin,
- leusin,
- fenilalanin,
- hidroksil prolin,
- asam oleat, dan
- asam linoleat.
Apakah aman memasak dengan minyak safflower?
Minyak safflower tentu aman digunakan untuk memasak. Minyak ini bahkan dinilai lebih sehat daripada jenis minyak masak pada umumnya sebab memiliki titik asap yang tinggi yaitu 232 °Celcius.
Titik asap adalah suhu saat minyak berasap dan menghasilkan asap beracun dan radikal bebas. Artinya, molekul safflower oil tidak tidak mudah rusak saat dipanaskan sehingga tidak melepaskan zat berbahaya pada makanan.
Minyak ini juga memiliki rasa yang netral sehingga tidak akan mengganggu rasa masakan yang Anda buat.
Cara penggunaan minyak safflower
Manfaat minyak safflower
Terdapat manfaat lain yang bisa diperoleh dengan memasakan menggunakan safflower oil, yaitu sebagai berikut.
1. Sumber asam lemak sehat
Safflower oil mengandung banyak asam lemak tidak jenuh yang dibutuhkan untuk menjaga fungsi tubuh.
Asam lemak tidak jenuh yang ada dalam minyak ini adalah asam lemak tidak jenuh tunggal (monounsaturated) dan asam lemak tidak jenuh jamak (polyunsaturated). Keduanya bisa memperlancar aliran darah dan mengoptimalkan kerja jantung.
Sementara itu, asam lemak jenuh yang menjadi pemicu penyakit jantung ditemukan sangat rendah di dalam minyak ini. Bahkan, kandungan lemak jenuh dalam minyak safflower lebih rendah daripada minyak zaitun, minyak alpukat, dan minyak bunga matahari.
Selain itu, lemak yang ditemukan dalam safflower oil sangat penting untuk mengatur kerja hormon, memori, serta melarutkan dan menyerap vitamin larut lemak yakni vitamin A,D, E, K.
2. Menjaga kadar gula darah
Salah satu studi dalam jurnal PloS Medicine tahun 2016 menyatakan bahwa mengonsumsi makanan yang kaya asam lemak tidak jenuh bisa membantu mengontrol kadar gula darah.
Maka itu, menyisipkan minyak safflower dalam diet dijadikan pilihan untuk orang yang mengalami diabetes tipe 2.
Studi pada kelinci dengan diabetes dalam Journal of Pharmaceutical Science juga mengatakan bahwa safflower oil dalam dosis 200 mg/kg dan 300 mg/kg dapat menurunkan kadar gula darah dan peradangan pada objek penelitian.
Dengan berkurangnya risiko peradangan, minyak ini secara tidak langsung mencegah terjadinya komplikasi pada penderita diabetes melitus.
3. Menjaga kesehatan jantung
Minyak safflower kaya akan asam lemak tak jenuh tunggal, terutama asam oleat, yang dapat membantu meregulasi kadar kolesterol dalam tubuh. Selain itu, kandungan asam lemak omega-6 dapat membantu mengurangi kadar kolesterol LDL.
Kadar LDL yang terlalu tinggi dapat menyebabkan penumpukan plak di dinding arteri, yang disebut aterosklerosis. Plak tersebut dapat menyempitkan arteri dan membatasi aliran darah ke jantung.
Selain itu, asam lemak tidak jenuh dalam safflower oil bisa membantu mengencerkan darah dan mengurangi kelengketan trombosit. Khasiat ini membantu mencegah pembekuan darah yang biasanya menjadi penyebab dari penyakit jantung.