Salad sayur masih menjadi andalan bagi orang yang menjalani program diet untuk menurunkan berat badan. Selain karena rendah kalori, salad berbahan sayur juga mengandung banyak serat yang membuat Anda merasa kenyang lebih lama.
Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Salad sayur masih menjadi andalan bagi orang yang menjalani program diet untuk menurunkan berat badan. Selain karena rendah kalori, salad berbahan sayur juga mengandung banyak serat yang membuat Anda merasa kenyang lebih lama.
Akan tetapi, membuat salad ternyata gampang-gampang susah. Kombinasi bahan yang tepat memang bisa membantu menurunkan berat badan, tapi bahan-bahan yang salah justru bisa menghalangi Anda dari mencapai berat badan ideal.
Lantas, apa saja bahan yang sebaiknya Anda gunakan?
Salad terdiri dari bahan dasar, sayuran, serta bahan pangan sumber protein dan lemak. Selain bahan-bahan utama tersebut, beberapa orang juga senang menambahkan rempah-rempah dan dressing untuk memperkaya cita rasa makanan ini.
Sebagai awalan, Anda bisa menggunakan bahan berikut saat membuat salad sayur untuk diet.
Bahan dasar salad umumnya berupa sayuran berdaun hijau, pasta, kacang-kacangan, atau kentang. Jika tujuan Anda yaitu menurunkan berat badan, pilihan terbaik Anda yakni sayuran berdaun hijau yang kaya serat dan rendah kalori.
Jenis sayuran hijau yang paling padat gizi antara lain bayam, selada romaine, kale, dan selada air. Agar salad terasa lebih renyah dan padat, coba tambahkan sayuran rendah serat seperti selada bokor atau kubis. Potong-potong dengan ukuran sesuai selera.
Salad sayur yang sehat untuk diet yaitu yang memiliki beragam warna. Setiap jenis sayuran berwarna mengandung vitamin, mineral, serta senyawa fitokimia tersendiri sehingga manfaatnya pun berbeda-beda.
Cobalah membuat variasi salad dari tiap jenis sayuran berwarna. Masukkan potongan, cincangan, atau parutan salah satu bahan berikut ke dalam salad Anda.
Salad untuk diet sebaiknya tidak hanya terbuat dari sayur, tapi juga sumber protein dan lemak yang menyehatkan. Pasalnya, asupan makanan yang hanya terdiri dari sayur mungkin tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan energi harian Anda.
Ada banyak jenis kacang yang bisa Anda gunakan, misalnya almon, mete, atau kacang tanah. Sebagai gambaran, segenggam kacang tanah (5 gram) dapat menyumbangkan 28 kalori, 1,3 gram protein, serta 2,5 gram lemak ke dalam salad Anda.
Banyak restoran menggunakan chia seeds, flaxseeds, atau biji labu sebagai topping saladnya. Apabila Anda ingin menggunakan bahan yang lebih murah dan mudah dicari, cobalah biji bunga matahari alias kuaci.
Satu sendok makan kuaci seberat 5 gram mengandung 8 kalori, 0,7 gram lemak, dan protein dalam jumlah kecil. Dengan menambahkan kuaci ke dalam salad sayur, Anda bisa memenuhi kebutuhan gizi harian untuk diet.
Sebagian besar salad dressing yang ada di pasaran mengandung banyak kalori, lemak, dan gula. Jika Anda menggunakan dressing seperti ini, salad jadi tidak sehat dan malah bisa menggagalkan program diet Anda.
Cukup taburkan sedikit garam dan merica, kemudian tambahkan satu sendok minyak zaitun ke dalam salad Anda. Bila tidak ada minyak zaitun, cukup tambahkan sedikit cuka atau perasan lemon untuk menambah cita rasa salad.
Berikut beberapa contoh resep salad yang bisa Anda coba.
Salad ini mengandung zat gizi karbohidrat, protein, dan lemak yang Anda perlukan selama diet. Anda pun tidak perlu khawatir bertambah berat badan karena satu porsi salad ini hanya mengandung 250 kalori.
Anda juga dapat menambahkan buah-buahan ke dalam salad sayur untuk diet. Alpukat adalah salah satu buah yang tepat karena mengandung lemak menyehatkan yang bisa membantu menjaga berat badan.
Bahan-bahan dalam salad yang Anda buat bisa memengaruhi keberhasilan diet Anda. Jadi, mulailah cermati jenis sayuran, protein, hingga pemilihan salad dressing yang Anda gunakan.
Begitu Anda terbiasa, membuat salad sayur yang sehat untuk diet akan jadi perkara mudah.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar