“Belum makan nasi, belum makan.” Itulah yang selalu diucapkan orang Indonesia. Namun, diet nasi justru malah mengharuskan Anda untuk tidak makan nasi saat menjalaninya. Seperti apa program diet yang satu ini?
Diet nasi dan efeknya pada metabolisme tubuh
Setiap hari, proses metabolisme tubuh menghasilkan energi yang diperlukan untuk aktivitas dan berbagai fungsi tubuh.
Biasanya, energi didapat dari glukosa yang bersumber dari makanan berkarbohidrat seperti nasi.
Nah, saat menjalani diet ini, Anda mungkin akan makan nasi dalam porsi yang sangat sedikit atau tidak sama sekali.
Sebagai gantinya, Anda harus memenuhi karbohidrat dari makanan lain seperti sayuran tinggi karbo atau jenis karbohidrat kompleks.
Ketika asupan karbohidrat berkurang, tubuh akhirnya menggunakan lapisan lemak untuk menjalankan proses metabolisme. Hal ini dikenal dengan istilah ketosis.
Ketosis yaitu kondisi metabolisme yang bersifat sementara, di mana tubuh tidak lagi memecah glukosa dari makanan, melainkan memecah lemak di tubuh.
Proses ini mendorong organ hati untuk memecah asam lemak demi menghasilkan senyawa ketone, di antaranya beta–hydroxybutyrate dan acetone yang selanjutnya didistribusikan ke berbagai jaringan dan cairan tubuh.
Terdapat beberapa hal yang menyebabkan tubuh membakar lemak untuk menghasilkan energi, di antaranya berpuasa, beraktivitas fisik dengan intensitas tinggi, atau pola makan rendah karbohidrat.
Kondisi ketosis memungkinkan tubuh mengurangi lapisan lemak lebih banyak, dalam waktu yang cenderung singkat.
Perubahan pada tubuh saat mengurangi karbohidrat
Di bawah ini beberapa perubahan saat tubuh menggunakan lemak sebagai pengganti glukosa sebagai hasil dari diet nasi yang Anda jalani.
1. Nafsu makan menurun
Hal ini terutama terjadi apabila kondisi ketosis dipicu oleh konsumsi karbohidrat yang lebih sedikit.
Penurunan konsumsi sumber makanan karbohidrat dapat menimbulkan perubahan hormon pengatur rasa lapar.
Sebagai penggantinya, Anda akan lebih banyak mengonsumsi makanan sumber protein, sayuran, dan buah. Senyawa keton yang dihasilkan saat mengalami ketosis juga mempengaruhi otak dalam merespon rasa lapar.
2. Berat badan menurun
Seperti efek rendah karbohidrat pada umumnya, tubuh yang kekurangan karbohidrat akan lebih mudah mengalami penurunan berat badan karena tubuh memecah lemak.
Hal tersebut terjadi apabila ketosis berlangsung dalam beberapa minggu dan dapat bertahan lama ataupun sebentar.
Ini tergantung seberapa cepat tubuh berhenti menggunakan lemak sebagai bahan energi dan menyimpan cadangan makanan kembali.
3. Peningkatan konsentrasi dan tenaga
Mengurangi konsumsi karbohidrat dalam waktu yang lama mendorong tubuh untuk beradaptasi menggunakan lemak sebagai sumber energi.
Mengurangi sumber energi yang lebih mudah dipecah seperti karbohidrat akan membantu tubuh untuk mengatur sumber energi yang lebih efisien.
Saat kekurangan glukosa, otak juga mulai beradaptasi untuk menggunakan sumber energi lain seperti senyawa keton untuk mengganti karbohidrat.
Mekanisme tersebut juga membantu otak bekerja lebih baik dalam berkonsentrasi dan mengingat.
Apa saja efek sampingnya?
Meski banyak manfaatnya, diet nasi juga memiliki beberapa efek samping yang mungkin tidak berbahaya namun bisa mengganggu. Berikut di antaranya.
1. Mudah lelah
Gejala ini terjadi pada permulaan tubuh, saat tubuh baru mulai menggunakan lemak sebagai sumber energi, dan dapat berlangsung dalam beberapa hari sebelum tubuh beradaptasi sepenuhnya.
Pada awal adapatasi, tubuh mengeluarkan sisa karbohidrat dan air, selain menggunakan lemak sebagai sumber energi. Untuk mengatasinya, tingkatkan konsumsi elektrolit atau mineral potasium, sodium, dan magnesium sebagai pengganti.
2. Sembelit
Kondisi ketosis juga disertai dengan pengeluaran cairan berlebih dan jumlah sisa makanan yang lebih sedikit. Ini menjadi tanda-tanda dari penyakit sembelit (konstipasi).
Oleh karena itu, penting untuk mengganti cairan tubuh dan memakan makanan dengan karbohidrat kompleks saat kekurangan konsumsi karbohidrat sederhana seperti dari tepung dan nasi.
3. Insomnia
Kesulitan tidur (insomnia) saat tubuh mengalami ketosis dikarenakan rasa lapar akibat konsumsi karbohidrat dengan jumlah yang lebih sedikit yang biasanya.
Hal ini menyebabkan individu yang mengalami ketosis terbangun dari tidur malam hari saat kadar karbohidrat paling rendah, dan sulit untuk tidur kembali.
4. Bau mulut
Perubahan bau mulut disebakan oleh peningkatan senyawa acetone pada urine dan napas.
Kondisi ini dapat hilang saat tubuh sudah tidak berada dalam kondisi ketosis lagi, atau tubuh mulai terbiasa menggunakan lemak sebagai bahan energi karena kadar acetone sudah kembali menurun.
Apakah diet nasi aman?
Pada dasarnya hal ini bergantung pada kondisi tubuh Anda. Keadaan ketosis yang terjadi pada saat Anda menjalani diet nasi tidak berbahaya bagi kesehatan, hanya saja produksi senyawa ketone tentu akan lebih tinggi dari biasanya.
Mengurangi karbohidrat untuk memicu kondisi ketosis dapat bermanfaat bagi kesehatan, khususnya individu yang mengalami obesitas dan kadar kolesterol tidak terkontrol.
Namun, bila Anda peminum berat alkohol atau penderita diabetes tipe 1, Anda perlu berhati-hati.
Pasalnya, kadar ketone yang berlebih dapat menimbulkan terjadinya ketoasidosis, kondisi di mana tubuh mengalami keracunan ketone.
Ketosis juga cenderung aman selama tubuh individu dapat beradaptasi dan tidak memicu produksi senyawa ketone berlebih hingga menimbulkan keracunan (ketoasidosis) seperti pada peminum berat alkohol dan penderita diabetes.
Katoasidosis menyebabkan beberapa gejala seperti kehausan berlebih, sakit perut, mual, dehidrasi, muntah-muntah, serta dapat berakhir pada kematian.
Maka dari itu, apa pun metode diet yang ingin Anda jalani, sebaiknya Anda konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter atau ahli diet (dietisien).
Konsultasi diperlukan agar dampaknya tidak membahayakan tubuh terutama bila Anda memiliki kondisi kronis tertentu.
[embed-health-tool-bmi]