Jenis tes yang dijalani memang umumnya sama, tetapi hasil tes kemudian akan menguatkan diagnosis dokter. Jika hasil tes darah dan tes cairan sendi menunjukkan kadar asam urat Anda tinggi, tandanya Anda benar memiliki penyakit asam urat.
Sementara itu, hasil tes darah akan mengacu pada kesimpulan rematik bila dokter menemukan beberapa hal berikut:
- Peptida citrullinated anti-siklik.
- Protein C-reaktif.
- Laju sedimentasi eritrosit.
- Faktor rheumatoid.
Sementara melalui tes pencitraan, umumnya kedua penyakit ini sulit dibedakan. Kelly A. Portnoff, seorang ahli reumatologi dari Portland, Oregon, mengatakan kedua penyakit ini sama-sama akan menunjukkan kerusakan sendi melalui tes tersebut.
Perbedaan pemberian obat antara rematik dan asam urat
Rematik dan asam urat memang sama-sama menimbulkan nyeri sendi. Dengan demikian, keduanya pun mendapatkan obat yang sama untuk meredakan gejala tersebut, seperti penghilang rasa sakit, antiinflamasi nonsteroid (NSAID), dan kortikosteroid.
Namun, penyebab kedua penyakit ini berbeda, sehingga penderitanya akan mendapat obat tambahan yang berbeda pula. Secara khusus, obat rematik yang umumnya diberikan, yaitu disease modifying anti-rheumatoid drugs (DMARDs) atau DMARDs biologis.
Sementara itu, obat-obatan asam urat yang khusus diberikan, yaitu colchicine, allopurinol, dan probenecid, untuk menurunkan atau mengendalikan kadar asam urat. Seseorang dengan penyakit asam urat pun perlu menghindari berbagai makanan yang menjadi pantangan asam urat atau yang mengandung purin tinggi untuk membantu mengontrol penyakitnya.
Ketahui cara mencegah rematik dan asam urat
Penyebab rematik dan asam urat berbeda sehingga cara mencegah kedua penyakit ini pun berbeda. Penyakit rematik umumnya sulit dicegah karena penyebab dari gangguan autoimun itu sendiri belum diketahui pasti.
Namun, risiko rheumatoid arthritis bisa diturunkan dengan berhenti merokok, berolahraga, serta menghindari paparan lingkungan dan berbagai pantangan rematik lainnya. Sementara untuk mencegah asam urat adalah perubahan gaya hidup dengan menghindari makanan yang mengandung purin tinggi dan rutin berolahraga.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar