Fraktur atau patah tulang adalah cedera yang dapat terjadi pada struktur tulang di bagian tubuh mana pun. Salah satu bagian tubuh yang umum terkena kondisi ini, yaitu dada, tepatnya di bagian tulang rusuk. Lantas, apa ciri-ciri, penyebab, dan pengobatan untuk tulang rusuk yang patah? Berikut informasi lengkapnya untuk Anda.
Apa itu patah tulang rusuk?
Patah tulang rusuk adalah cedera umum yang terjadi ketika satu atau lebih tulang rusuk mengalami patah atau retak.
Tulang rusuk itu sendiri adalah bagian tulang yang membungkus dada dan terdiri dari 12 pasang.
Fungsi tulang rusuk adalah melindungi organ tubuh yang ada di bagian dada, seperti jantung dan paru-paru, serta membantu manusia untuk bernapas.
Di ujung tulang rusuk terdapat jaringan tebal (tulang rawan iga) yang menghubungkan tulang rusuk ke tulang dada.
Nah, patah tulang rawan iga ini juga kerap disebut sebagai patah tulang rusuk, meski tulang rusuk itu sendiri tidak patah.
Dalam kebanyakan kasus, tulang rusuk yang mengalami fraktur tidak bergeser dari tempatnya (nondisplaced fracture) dan dapat sembuh dengan sendirinya dalam satu atau dua bulan.
Namun, pada kondisi yang parah, retak atau patahnya tulang rusuk dapat bergeser (displaced fracture), atau terjadi di tiga atau lebih tulang pada tempat yang berbeda (flail chest).
Adapun jenis patah tulang tersebut lebih berisiko menyebabkan kerusakan pada organ dan pembuluh darah di sekitarnya serta menimbulkan kesulitan bernapas.
Ciri-ciri dan gejala patah tulang rusuk
Tulang rusuk yang patah kadang tak terlihat atau tampak dari luar. Namun, umumnya Anda akan merasakan gejala tertentu bila mengalami fraktur pada tulang rusuk.
Berikut adalah ciri-ciri, tanda-tanda, atau gejala patah tulang rusuk yang biasanya timbul.
- Rasa nyeri yang hebat di bagian dada, terutama ketika bernapas, batuk, menekuk atau memutar tubuh, serta menekan tulang dada dan di sekitar tulang terjadinya cedera.
- Pembengkakan atau terasa lembut di sekitar tulang rusuk yang mengalami cedera.
- Terkadang ada memar di kulit sekitar tulang yang patah.
- Terdengar suara retakan saat tulang patah.
Selain gejala-gejala di atas, biasanya penderita patah tulang rusuk akan mengalami kesulitan bernapas.
Saat Anda kesulitan bernapas akibat fraktur di tulang rusuk, Anda umumnya akan merasakan beberapa gejala, seperti berikut ini.
- Sesak napas.
- Cemas, gelisah, atau takut.
- Sakit kepala.
- Pusing, lelah, atau mengantuk.
Bila Anda merasakan ciri-ciri atau gejala patah tulang rusuk di atas, sebaiknya Anda segera memeriksakan diri ke dokter, terutama jika Anda baru mengalami cedera akibat benturan keras di dada.
Konsultasikan pula ke dokter bila Anda khawatir akan gejala tertentu di area dada yang tidak disebutkan di atas.
Penyebab dan faktor risiko patah tulang rusuk
Penyebab patah tulang rusuk yang umum adalah tekanan atau benturan langsung ke arah dada.
Tekanan ini biasanya terjadi saat Anda mengalami kecelakaan kendaraan bermotor, jatuh, kekerasan atau pelecehan, atau benturan ketika berolahraga.
Namun, fraktur pada tulang rusuk juga dapat terjadi karena trauma berulang dari olahraga, seperti golf dan mendayung, batuk parah yang berkepanjangan, serta menjalani cardiopulmonary resuscitation (CPR) yang bisa menghancurkan dada.
Selain penyebab-penyebab tersebut, ada pula beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami patah tulang rusuk, seperti berikut ini.
- Menderita osteoporosis.
- Atlet atau bermain olahraga kontak, seperti hoki atau sepak bola, atau jenis olahraga lain yang melakukan gerakan berulang, misal mendayung atau golf.
- Lesi atau jaringan abnormal (kanker) di tulang rusuk yang dapat melemahkan tulang dan membuatnya lebih rentan patah hanya dengan tekanan ringan, seperti batuk.
Komplikasi yang mungkin terjadi dari patah tulang rusuk
Tulang rusuk yang mengalami fraktur dapat merusak pembuluh darah dan organ tubuh yang berada di dalamnya.
Pada kondisi ini, komplikasi akibat fraktur di tulang rusuk sangat mungkin terjadi. Berikut beberapa komplikasi yang mungkin ditimbulkan dari tulang rusuk yang patah:
1. Aorta robek atau tertusuk
Patahan tulang yang tajam di salah satu dari tiga tulang rusuk pertama atau bagian atas dapat merobek aorta atau pembuluh darah lain di sekitarnya, sehingga terjadi perdarahan serius.
2. Pneumothorax
Bila tulang rusuk yang mengalami fraktur terjadi di bagian tengah dada, patahan yang tajam dapat merobek paru-paru dan menyebabkan paru-paru menjadi kolaps (pneumothorax).
Kondisi ini menyebabkan paru-paru sulit mengembang saat bernapas, sehingga menimbulkan sesak napas dan nyeri dada pada penderitanya.
3. Pneumonia
Kesulitan bernapas dan batuk pada penderita fraktur tulang rusuk dapat menyebabkan penumpukan lendir atau dahak di paru-paru.
Kondisi ini bisa menimbulkan infeksi, seperti pneumonia.
Perlu Anda Ketahui
Dilansir dari The Korean Journal of Thoracic and Cardiovascular Surgery, pneumonia merupakan komplikasi patah tulang rusuk yang paling sering terjadi, dengan angka kasus mencapai 70%.
4. Robeknya limpa, hati, atau ginjal
Bila tulang rusuk yang mengalami fraktur berada di bagian bawah, patahan tulang yang tajam dapat merobek organ yang berada di bawah dada, seperti limpa, hati, atau ginjal.
Namun, komplikasi dan fraktur di bagian ini sendiri sangat jarang terjadi karena tulang rusuk di bawah lebih lentur dibandingkan tulang-tulang rusuk di atas dan tengah.
Cara mendiagnosis patah tulang rusuk
Untuk mendiagnosis patah tulang rusuk, dokter akan menanyakan gejala apa saja yang Anda alami serta bagaimana cedera dapat terjadi.
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan menekan secara perlahan bagian tulang rusuk Anda.
Dokter juga mungkin akan mendengarkan paru-paru Anda dan memeriksa gerakan kerangka rusuk sewaktu Anda bernapas.
Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi apakah Anda mengalami kesulitan saat bernapas. Setelah itu, dokter mungkin akan melakukan satu atau beberapa tes berikut untuk memastikan diagnosisnya.
- Sinar-X.
- CT scan.
- MRI.
- Scan tulang.
Pengobatan untuk patah tulang rusuk
Sebagian besar kasus fraktur di tulang rusuk dapat sembuh dengan sendirinya dalam tiga hingga enam minggu.
Anda hanya perlu beristirahat dan membatasi aktivitas untuk membantu proses penyembuhan tersebut.
Meski demikian, Anda tetap perlu berkonsultasi dengan dokter untuk melihat seberapa parah kondisi yang Anda miliki.
Tingkat keparahan tersebut menentukan apakah Anda memerlukan pengobatan patah tulang tertentu untuk membantu proses penyembuhan fraktur tulang rusuk Anda.
Namun secara umum, berikut adalah obat dan pengobatan dari dokter untuk fraktur di tulang rusuk.
1. Obat-obatan
Salah satu tujuan pengobatan untuk fraktur tulang rusuk adalah meredakan rasa nyeri yang Anda alami.
Pasalnya, rasa nyeri yang muncul bisa menyebabkan Anda sulit menarik napas dalam dan meningkatkan risiko terkena pneumonia.
Beberapa obat yang biasanya diberikan dokter, seperti ibuprofen, parasetamol, naproxen, atau obat oral lain yang lebih kuat.
Jika obat-obatan oral tidak cukup membantu, dokter dapat menganjurkan suntikan anestesi yang bertahan lama di sekitar saraf yang menopang tulang rusuk.
2. Terapi
Setelah nyeri Anda terkendali, dokter umumya akan meminta Anda untuk menjalani terapi.
Selama terapi, Anda akan mendapat latihan pernapasan guna membantu Anda bernapas lebih dalam. Pasalnya, napas yang pendek dapat meningkatkan risiko terjadinya pneumonia.
3. Operasi
Prosedur pengobatan yang satu ini yang sangat jarang dilakukan untuk mengobati fraktur di tulang rusuk.
Operasi patah tulang biasanya hanya direkomendasikan untuk cedera yang sangat kompleks dan parah.
Misalnya mengalami flail chest atau kondisi yang membuat pernapasan menjadi sangat sulit dilakukan sehingga dibutuhkan alat bantu pernapasan.
Pada kondisi ini, operasi dilakukan dengan memasang pelat atau sekrup untuk menyejajarkan kembali tulang dan menahannya pada posisi yang tepat.
Dengan operasi ini, pasien diharapkan dapat kembali bernapas dengan baik, sehingga membantu proses penyembuhan dan terhindar dari komplikasi.