Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI) adalah tes psikologi yang bertujuan untuk memeriksa apakah seseorang memiliki gangguan mental. Yuk, simak ulasan lengkap mengenai tes MMPI dan hasilnya di bawah ini.
Apa itu tes MMPI?
Tes MMPI pertama kali dicetuskan pada 1937 oleh Starke R. Hathaway, ahli psikologi klinis dan J. Charnley McKinley, seorang neuropsikiatri dari University of Minnesota.
Meski begitu, tes ini baru dipublikasi pada tahun 1943. Hingga saat ini, tes MMPI sudah melalui beberapa perubahan yang bertujuan untuk membuat hasilnya lebih akurat.
Tujuan tes MMPI adalah memudahkan para ahli pada bidang kesehatan mental saat melakukan diagnosis terhadap berbagai jenis gangguan mental.
Tidak hanya itu, tes ini juga kerap dilakukan untuk menilai pembelaan dari tersangka dan dalam kasus perebutan hak asuh anak untuk menilai karakter dari kedua orangtua.
Tes psikologi ini juga biasanya digunakan sebagai instrumen penilaian dalam rekrutmen profesi dengan risiko tinggi, misalnya polisi, pemadam kebakaran, dan pilot.
Apa saja tipe-tipe tes MMPI?
Tes MMPI terbagi menjadi beberapa tes yang berbeda seperti berikut ini.
- MMPI-2: tes paling umum dan standar untuk orang dewasa di atas 18 tahun yang berisi 567 pernyataan benar/salah dan butuh waktu 60–90 menit untuk menyelesaikannya.
- MMPI-2-RF: versi lebih pendek dari tes MMPI-2 yang berisi 338 pernyataan benar/salah dan dapat diselesaikan dalam 40–50 menit.
- MMPI-A: tes psikologi untuk remaja usia 14–18 tahun yang berisi berisi 478 pernyataan benar/salah dan bisa diselesaikan setidaknya 60 menit. Kosakata dan pembahasan yang digunakan lebih relevan dengan remaja.
- MMPI-A-RF: versi pendek dari MMPI-A yang berisikan 241 pernyataan benar/salah dan mampu diselesaikan dalam waktu 25–45 menit.
- MMPI-3: versi paling baru dari tes MMPI dengan pembaruan konten dan skala penilaian yang berisi 335 pertanyaan benar/salah dan butuh 25–50 menit untuk diselesaikan.
Bagaimana hasil dari tes MMPI dan penjelasannya?
Responden akan diminta untuk menjawab sejumlah pertanyaan. Jumlah pertanyaan yang perlu dijawab tergantung pada tipe tes MMPI yang diambil.
Kemudian, jawaban pertanyaan-pertanyaan tes ini nantinya akan dikonversi oleh psikolog atau psikiater ke dalam bentuk laporan.
Hasil tes MMPI diukur menggunakan sepuluh parameter klinis yang akan menunjukkan kondisi kesehatan mental dari responden.
Berikut ini merupakan penjelasan singkat mengenai setiap parameter seperti dikutip dari University of Minnesota Press.
1. Hipokondriasis (Hs)
Parameter ini bertujuan untuk menilai potensi gejala tidak spesifik yang berkaitan dengan fungsi tubuh.
Ada 32 pertanyaan yang akan memonitor gangguan kesehatan fisik, termasuk masalah pencernaan. Banyak penyakit mental ditandai dengan munculnya gejala fisik.
2. Depresi (D)
Ada 57 pertanyaan yang berkaitan dengan depresi. Penilaian ini dilihat dari moral, tidak adanya harapan masa depan, dan ketidakpuasan responden terhadap kehidupan saat ini.
Jika nilai yang didapatkan sangat tinggi, hal ini mengindikasikan bahwa responden mengalami depresi.
Sementara itu, bila nilai masih berada pada batas wajar, kemungkinan besar responden sedang merasa tidak puas dengan hidupnya pada saat ini.
3. Histeria (Hy)
Parameter dari tes MMPI ini terdiri dari 60 pertanyaan. Terdapat lima aspek yang akan diperhatikan, yakni rasa malu, sinisme, neurotisisme, kesehatan fisik yang buruk, dan sakit kepala.
Nilai tinggi pada parameter ini mengindikasikan adanya gangguan kesehatan mental, seperti gangguan kecemasan hingga paranoid yang perlu dievaluasi lebih lanjut.
4. Deviasi psikopat (Pd)
Ada 50 pertanyaan dalam parameter tes MMPI ini. Parameter ini akan menilai perilaku sosial, misalnya apakah responden memiliki kecenderungan psikopat.
Tidak hanya itu, parameter ini juga digunakan untuk mencari tahu apakah responden memiliki sikap atau perilaku yang tidak sesuai dengan norma sosial dalam masyarakat.
5. Maskulinitas dan feminitas (Mf)
Parameter tes yang terdiri dari 56 pertanyaan ini bertujuan menilai maskulinitas dan femininitas.
Tes ini menilai seberapa aktif atau pasifnya responden selama menjalani kehidupan sehari-hari, hobi, kegemaran, hingga preferensi terhadap topik-topik tertentu.
Awalnya, parameter Mf digunakan untuk mengetahui kecenderungan gender. Sekarang, ini dipakai untuk menilai seberapa konsisten responden mengidentifikasi gendernya.
6. Paranoia (Pa)
Parameter ini bertujuan menilai adanya kecenderungan paranoia. Ada 40 pertanyaan mengenai sensitivitas, perasaan mudah curiga, perasaan menjadi korban, hingga perilaku yang kaku.
Hasil dari parameter ini dapat menunjukkan indikasi bahwa responden memiliki gejala paranoia.
7. Psikatenia (Pt)
Skala penilaian ini terdiri dari 48 pertanyaan yang akan memonitor ketidakmampuan melakukan penolakan terhadap suatu aksi atau pemikiran tertentu.
Parameter ini menilai rasa takut yang tidak wajar, kesulitan untuk berkonsentrasi, rasa bersalah, kritik terhadap diri sendiri, dan indikasi dari perilaku obsesif-kompulsif.
Skor tinggi pada parameter ini mengindikasikan adanya gejala obsessive-compulsive disorder.
8. Skizofrenia (Sc)
Tujuan dari parameter ini yaitu mengetahui indikasi penyakit skizofrenia pada responden.
Ada 78 pertanyaan yang perlu dijawab mengenai hubungan yang kurang baik dengan keluarga, ketidakmampuan untuk berkonsentrasi atau kontrol diri, hingga isolasi sosial.