Psikopati merupakan salah satu bentuk gangguan kepribadian. Seorang psikopat digambarkan sebagai orang yang tidak berperasaan dan kurang memiliki empati. Ketahui lebih mendalam mengenai ciri-ciri, penyebab, dan cara mengatasinya berikut ini.
Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Klinik Chika Medika
Psikopati merupakan salah satu bentuk gangguan kepribadian. Seorang psikopat digambarkan sebagai orang yang tidak berperasaan dan kurang memiliki empati. Ketahui lebih mendalam mengenai ciri-ciri, penyebab, dan cara mengatasinya berikut ini.
Psikopat (psycho) adalah istilah untuk orang yang mengalami psikopati. Ini merupakan gangguan mental yang ditandai dengan kurangnya empati dan perilaku yang buruk.
Gangguan ini mengakibatkan perilaku antisosial pada pengidapnya. Mereka juga cenderung melanggar aturan dan melakukan tindak kriminal, termasuk kekerasan.
Dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), psikopati adalah bagian dari gangguan kepribadian antisosial atau antisocial personality disorders (ASPD).
Psikopat sering kali memiliki pendidikan atau pekerjaan yang stabil. Mereka pun dapat dengan mudah membangu hubungan dengan orang lain dalam jangka panjang.
Meski demikian, seseorang psycho sebenarnya tidak terlalu peduli dengan perasaan orang lain.
Karena itulah, banyak di antara mereka yang melakukan hal tidak bermoral, sering berbohong, bahkan berlaku kriminal, tanpa penyesalan dan rasa bersalah.
Studi dalam jurnal Frontiers in Psychology (2021) menemukan psikopati memengaruhi sekitar 1,2% dari populasi umum dan lebih banyak dialami oleh pria daripada wanita.
Karakteristik atau ciri-ciri orang psikopat sering kali tersembunyi. Psikopat mungkin bisa terlihat seperti orang-orang pada umumnya dan kerap bergaul dalam masyarakat.
Namun, seiring waktu mereka bisa menunjukkan karakteristik khas dari psikopat seperti berikut.
Beberapa hal di atas mungkin bisa menjadi ciri-ciri psikopat pada anak. Tanda tersebut pada umumnya makin memburuk seiring bertambahnya usia.
Karakteristik psikopati memuncak pada usia akhir masa remaja sekitar awal usia 20-an, lalu terkadang membaik dengan sendirinya saat seseorang berusia 40-an.
Penyebab psikopat belum diketahui pasti. Meski begitu, beberapa faktor di bawah ini berperan dalam menimbulkan gangguan mental ini dalam diri seseorang.
Penelitian menunjukkan bagian otak yang terlibat dalam pemrosesan emosi dan empati, yaitu amigdala, mengalami penurunan aktivitas pada orang dengan kepribadian psikopati.
Gangguan fungsi otak ini merusak respons terhadap rangsangan emosional dan pengambilan keputusan. Hal ini membuat psikopat tidak mampu mengontrol emosinya.
Adapun, perbedaan kemampuan otak yang ditemukan masih sering dipertanyakan sehingga perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui hal ini.
Selain gangguan fungsi otak, faktor genetik juga disebut berperan dalam menimbulkan gangguan mental ini.
Kelainan genetik yang diturunkan di dalam keluarga membuat seseorang rentan mengalami gangguan kepribadian antisosial, termasuk menjadi psikopat.
Trauma akibat pelecehan atau kekerasan pada anak berperan membentuk seorang psikopat.
Masalah kepribadian ini sering kali muncul pada orang dengan lingkungan keluarga yang sulit, seperti orangtua antisosial atau anak yang menjadi saksi KDRT (kekerasan dalam rumah tangga).
Pola asuh anak yang kurang tepat, seperti orangtua kerap berkata kasar atau menelantarkan anak, juga bisa menyebabkan trauma psikologis.
Beberapa hal yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami kepribadian psikopati adalah sebagai berikut.
Tanda-tanda orang psycho memang sudah dapat dikenali sejak masih anak-anak atau remaja.
Meski begitu, kondisi ini terkadang tampak mirip dengan gangguan perilaku (conduct disorder), attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD), atau oppositional defiant disorder (ODD).
Gangguan kepribadian antisosial dan psikopati umumnya bisa terdeteksi saat dewasa. Namun, mendiagnosis seseorang psikopat cenderung sulit dilakukan.
Beberapa pemeriksaan yang dilakukan untuk mendiagnosis gangguan kepribadian antisosial sebagai berikut ini.
Psikopati cenderung sulit diobati. Pasalnya, seseorang dengan gangguan ini cenderung merasa bahwa dirinya tidak membutuhkan perawatan apa pun.
Gangguan mental ini dapat diobati melalui psikoterapi, obat-obatan, atau kombinasi keduanya.
Pengobatan utama untuk psikopat umumnya berupa psikoterapi. Hal ini dapat membantu orang dengan psikopati memahami kondisi dan mempelajari teknik mengelola gejala.
Terapi perilaku kognitif atau cognitive behavioral therapy (CBT) merupakan salah satu jenis psikoterapi yang efektif. Terapis akan membantu orang-orang dengan psikopati untuk mengubah pola pikir dan perilakunya.
Jenis terapi psikologis lain, seperti terapi kelompok dan terapi psikodinamik, juga bisa dilakukan tergantung pada kondisi dan kebutuhan pasien.
Selain psikoterapi, obat-obatan mungkin saja diberikan. Namun, perlu diingat bahwa tidak ada satu pun obat yang bertujuan untuk mengobati psikopati.
Beberapa jenis obat yang dapat dokter resepkan, di antaranya antidepresan, antipsikotik, dan antikonvulsan, tergantung pada gangguan mental lain yang menyertai.
Obat-obatan tersebut berfungsi untuk mengatasi depresi, kecemasan, maupun gejala lainnya yang mungkin muncul.
Jika Anda mengetahui orang terdekat mengalami kondisi ini, ada baiknya segera cari bantuan.
Mintalah bantuan dari ahli kesehatan mental, seperti psikolog atau psikiater, untuk mengetahui bagaimana menetapkan batasan, melindungi diri, dan menghadapinya.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar