Ketika menghadapi situasi seperti di atas atau pemicu ketakutan lainnya, tubuh Anda bisa memberikan respons secara fisik dan emosional.
Respons fisik terhadap rasa takut
Laman Northwestern Medicine menjelaskan bahwa rasa takut tercipta saat amigdala, bagian otak yang mengatur emosi, menerima rangsangan.
Hal ini akan menciptakan respons fight-or-flight. Dengan respons ini, Anda akan bersiap melawan (fight) bahaya yang membuat Anda takut atau justru melarikan diri dari ancaman tersebut (flight).
Respons fight-of-flight yang terbentuk di otak akan terus bertahan sampai Anda menilai bahwa ancaman tersebut sudah menghilang atau tidak lagi menganggapnya membahayakan. Semua ini terjadi dalam hitungan detik.
Selain menimbulkan respons fight-of-flight, amigdala juga akan mengirim sinyal ke hipotalamus untuk melepaskan hormon kortisol dan adrenalin.
Hormon inilah yang menimbulkan respons fisik saat ketakutan, seperti peningkatan detak jantung dan napas tersengal.
Respons emosional terhadap rasa takut
Beberapa orang akan menilai film horor, kecoak, atau ketinggian sebagai suatu hal yang menakutkan. Namun, tidak sedikit pula yang menganggapnya sebagai suatu hal yang menyenangkan.
Kondisi tersebut bisa terjadi karena beberapa orang memang menganggap adrenalin sebagai suatu hal yang menyenangkan.
Association for Psychological Science menyebut kondisi ini dengan istilah high sensation seeking.
Seseorang yang menyukai high sensation seeking pada dasarnya tetap memiliki rasa takut. Hanya saja, mereka memiliki kemampuan untuk mengendalikannya.
Fenomena ini juga menunjukkan bahwa manusia memiliki variasi emosional. Setiap orang bisa memiliki toleransi dan respons yang berbeda saat bertemu kondisi yang menakutkan.
Gejala saat rasa takut muncul

Setiap orang bisa memiliki gejala fisik maupun emosional yang berbeda-beda saat menghadapi rasa takut. Beberapa gejala yang paling sering ditemukan yaitu:
- sakit perut,
- sakit kepala,
- sulit tidur,
- menangis,
- mual,
- peningkatan detak jantung,
- napas tersengal,
- pusing,
- otot tegang atau kedutan,
- gagap atau susah bicara,
- kehilangan konsentrasi,
- pingsan,
- kehilangan selera makan,
- berkeringat berlebihan (termasuk keringat dingin), serta
- susah bergerak atau kelumpuhan sementara.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar