Diagnosis phobia
Pemeriksaan yang kerap kali dijadikan acuan untuk mendiagnosis phobia adalah dengan melakukan wawancara klinis.
Psikolog atau psikiater akan bertanya perihal gejala dan riwayat kesehatan Anda. Dari sana, mereka kemudian akan menarik kesimpulan tentang kondisi Anda.
Psikiater akan menggunakan kriteria Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM-5) yang diterbitkan American Psychiatric Association untuk menentukan kondisi Anda.
Di Indonesia, kriteria tersebut yang juga dinamakan sebagai PPDGJ (Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa).
Kondisi ini bisa diatasi dan kebanyakan orang dengan phobia sadar betul akan kondisinya. Hal tersebut dapat membantu dokter saat melakukan diagnosis.
Pengobatan phobia

Pengobatan dapat melibatkan kombinasi pemberian obat-obatan dan terapi psikologis yang disesuaikan dengan jenis phobia Anda. Berikut beberapa metodenya.
1. Terapi perilaku kognitif (cognitive behavioral therapy/CBT)
Terapi perilaku kognitif (CBT) bertujuan untuk memperbaiki proses pola pikir (kognitif) dan perilaku Anda.
Salah satu metode yang digunakan dalam CBT adalah paparan dan desensitisasi. Pada metode ini, Anda akan dipaparkan dengan hal yang Anda takuti secara bertahap.
Dengan demikian, lama-kelamaan Anda bisa menguasai rasa takut melalui relaksasi, kontrol pernapasan, atau strategi pengurangan kecemasan lainnya.
Terapi ini cocok diberikan kepada orang yang mengalami phobia spesifik, misalnya terhadap binatang atau objek tertentu.
Tidak terbatas di situ, CBT juga bekerja dengan baik untuk orang-orang dengan fobia sosial, baik secara individu maupun kelompok.
2. Pemberian obat antidepresan
Untuk bentuk fobia sosial yang lebih umum atau jangka panjang, dokter mungkin perlu meresepkan obat antidepresan dari golongan SSRI (selective serotonin reuptake inhibitor).
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar