Masalah yang datang berlalu-lalang sering kali tak bisa mencegah datangnya rasa putus asa. Terlebih, beberapa permasalahan sering kali sulit dicari jalan keluarnya.
Putus asa seharusnya hanya menjadi fase dan tidak bertahan terlalu lama. Pasalnya, putus asa yang berlarut-larut justru bisa meningkatkan berbagai risiko gangguan mental. Lantas, bagaimana cara mengatasinya?
Apa yang dimaksud dengan putus asa?
Putus asa adalah emosi atau perasaan yang ditandai dengan kurangnya atau hilangnya harapan, optimisme, dan gairah.
Emosi ini dapat memengaruhi cara seseorang memandang dirinya sendiri, orang lain, dan bahkan dunia secara keseluruhan.
Alhasil, seseorang yang putus asa sering kali kehilangan harapan hidup atau sudah menyerah dengan keyakinannya untuk berubah menjadi lebih baik.
Sebagai contoh, ketika seseorang merasa putus asa dan berpikir tidak punya masa depan, ia cenderung enggan melakukan usaha supaya bisa keluar dari kondisinya.
Mereka biasanya juga tidak percaya bahwa ada orang lain yang bisa membantunya. Jika terus berlarut, ini dapat mengganggu kesehatan fisik dan kehidupan Anda secara keseluruhan.
Apa ciri-ciri orang putus asa?
Beberapa orang yang merasa putus asa sering kali tidak menyadari kondisinya sampai mereka betul-betul mengalami gejala psikologis atau fisik sebagai berikut.
- Merasa tidak berharga.
- Kehilangan minat terhadap sesuatu yang disukai.
- Mudah lelah.
- Penurunan motivasi.
- Kepercayaan diri yang rendah.
- Penurunan kekebalan tubuh.
- Penurunan nafsu makan.
- Kerap mengabaikan kebersihan dan penampilan.
- Tidak mampu memenuhi tanggung jawab sehari-hari.
- Gangguan tidur.
- Mulai menarik diri dari aktivitas sosial.
- Penyalahgunaan zat atau obat-obatan.
- Melukai diri sendiri.
- Dalam kondisi yang lebih parah, timbulnya keinginan bunuh diri.
Jika Anda mengalami kondisi di atas, terutama selama beberapa bulan berturut-turut, sebaiknya konsultasikan dengan psikolog agar Anda mendapatkan penanganan yang tepat.
Apa penyebab orang merasa putus asa?
Laman Good Therapy menyebutkan bahwa perasaan putus asa sering kali terjadi karena seseorang memiliki masalah perilaku atau kondisi mental.
Putus asa kerap menjadi gejala dari depresi, stres pascatrauma, gangguan kecemasaan, dan berbagai gangguan mental lainnya.
Namun, perasaan ini terkadang juga muncul ketika seseorang sedang berhadapan dengan situasi yang berat, seperti:
- pencapaian yang tidak sesuai rencana,
- kehilangan orang tercinta,
- masalah finansial,
- hubungan abusive, atau
- memiliki penyakit kronis.
Apa pun penyebabnya, keputusasaan adalah kondisi yang perlu segera diatasi. Jika tidak, jenis emosi ini bisa memburuk seiring berjalannya waktu.
Bagaimana cara mengatasi putus asa?
Bangkit dari keputusasaan mungkin memang tidak mudah, tetapi bukan berarti Anda tidak bisa melakukannya.
Supaya upaya Anda terlepas dari keputusasaan terasa lebih mudah, coba ikuti beberapa cara berikut.
1. Akui perasaan Anda
Langkah pertama yang harus Anda lakukan supaya terbebas dari keputusasaan adalah mengakui perasaan tersebut. Pasalnya, ini berarti bahwa Anda bisa memahami diri sendiri.
Selain itu, yakinkan pada diri sendiri bahwa perasaan ini bisa dialami oleh siapa saja. Ini artinya, Anda tidak sendirian melaluinya.
2. Tenangkan pikiran
Akhir-akhir ini pikiran Anda terasa “berisik”? Dalam kondisi seperti ini, Anda perlu meluangkan waktu untuk menenangkan pikiran Anda.
Ada banyak cara yang bisa Anda lakukan untuk menenangkan pikiran, salah satunya dengan bicara pada diri sendiri.
Anda bisa mengawalinya dengan membisikkan kalimat-kalimat positif, seperti, “Saya pernah melalui ini, pasti saya bisa melewatinya lagi,” atau, “Ini tidak seburuk yang saya pikirkan.”
Anda juga bisa melakukannya dengan berimajinasi, membayangkan hal-hal yang menyenangkan, atau sekedar mengistirahatkan tubuh.
3. Kenali masalah Anda
Keputusasaan sering kali muncul karena permasalahan yang menumpuk. Itu sebabnya, Anda perlu mengenali terlebih dahulu kondisi seperti apa yang membuat Anda putus asa.
Dengan begitu, Anda bisa menentukan masalah mana yang harus segera diselesaikan. Tak perlu buru-buru, usahakanlah untuk menyelesaikannya satu per satu.
4. Jangan terlalu sering membandingkan diri
Melihat pencapaian orang lain sebagai motivasi untuk mencapai hal serupa tentu wajar dilakukan. Namun, jangan sampai Anda melakukannya terlalu sering.
Tak hanya menimbulkan rasa iri, kebiasan ini juga bisa menyebabkan putus asa karena Anda merasa tak mampu mendapatkan hal serupa.
Untuk meningkatkan rasa bahagia, Anda perlu berfokus pada diri sendiri alih-alih menggunakan orang lain sebagai standar kesuksesan.
5. Berkumpul dengan orang yang positif
Ada yang menyebut bahwa harapan bisa dipinjam atau ditularkan. Dengan begitu, tak ada salahnya untuk memilih lingkaran pertemanan Anda.
Alih-alih bertahan dengan lingkaran pertemanan yang toxic karena gengsi, cobalah mencari teman baru yang bisa memberikan energi positif.
Energi ini bisa ditularkan sehingga meningkatkan motivasi Anda untuk menjadi lebih baik.
6. Belajar bersyukur
Suatu permasalahan memang tidak selesai hanya dengan mensyukuri hal baik lainnya.
Namun, rasa syukur bisa membuat Anda merasa lebih ringan untuk mencari tahu jalan keluar dari permasalahan yang sedang dihadapi.
Karena itulah, cobalah mencari hal-hal kecil yang bisa Anda syukuri di tengah hari yang berat. Sebagai contoh, menikmati pemandangan matahari terbenam di jalan pulang kerja.
7. Cari teman curhat
Cara lain yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi rasa putus asa adalah dengan membicarakan perasaan Anda kepada orang lain yang terpercaya.
Dengan begitu, Anda akan mendapatkan dukungan dan tidak merasa sendirian dalam melalui berbagai ujian kehidupan.
Anda juga bisa meminta masukan dari orang-orang tersebut, sebab kemampuan berpikir jernih sering kali terganggu ketika sedang dihadapkan dengan masalah.
Jika berbagai cara di atas tidak juga mengurangi kesedihan dan keputusasaan Anda, mungkin ini adalah tanda bagi Anda untuk mengunjungi psikolog atau psikiater.
Mereka dapat membantu Anda mencari cara untuk mengatasi keputusasaan sesuai kondisi yang mendasarinya.
Kesimpulan
- Putus asa adalah perasaan yang membuat seseorang kehilangan harapan dan gairah dalam menjalani kehidupan, bahkan untuk menerima bantuan dari orang lain.
- Beberapa gejala keputusasaan adalah merasa tidak berharga, mudah lelah, rasa percaya diri rendah, menarik diri dari aktivitas sosial, dan terpikir untuk menyakiti diri sendiri.
- Cobalah mengatasi keputusasaan Anda dengan mengakui perasaan tersebut, mengenali masalah satu persatu, berbagi cerita dengan orang tepercaya, dan mengunjungi psikolog.