backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan

Cara Mengetahui Jika Anda Berada Dalam Hubungan yang Abusive

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 04/03/2021

    Cara Mengetahui Jika Anda Berada Dalam Hubungan yang Abusive

    Memiliki hubungan yang sehat dalam kisah percintaan, merupakan impian banyak orang. Namun, terkadang, hubungan percintaan tidak berjalan mulus sebagaimana yang diharapkan. Ironisnya, tanpa disadari, Anda justru berada dalam suatu hubungan abusive yang tentu merugikan diri Anda sendiri. Lantas, bagaimana mengetahui jika Anda berada dalam hubungan yang abusive (abusive relationship)? Bagaimana pula mengatasinya?

    Apa itu abusive relationship?

    Abusive relationship atau hubungan abusive adalah pola atau perilaku kekerasan dalam suatu hubungan yang digunakan untuk membentuk kuasa dan kendali terhadap pasangannya atau mantan pasangannya. Perlakuan tersebut bisa berupa ancaman, isolasi, dan intimidasi secara emosional, finansial, seksual, dan fisik.

    Biasanya, tingkat kekerasan tersebut bisa meningkat dari waktu ke waktu. Anda mungkin akan mengalami ancaman atau kekerasan secara verbal dan emosional pada awalnya. Seiring waktu, ancaman ini bisa berubah menjadi kekerasan fisik yang dapat menimbulkan bahaya paling nyata.

    Orang yang terlibat dalam hubungan abusive, baik itu korban maupun pelaku, tidak menyadari seberapa besar dampak kerusakan yang mungkin ditimbulkan. Padahal, efek dari kekerasan ini dapat mempengaruhi kualitas kehidupan dan karakter Anda. Bahkan, kekerasan secara emosional saja bisa menimbulkan gangguan mental pada korbannya, seperti gangguan kecemasan atau depresi

    Hubungan yang abusive bisa terjadi pada tahap pertemanan maupun percintaan. Di tahap percintaan, ini bisa dialami pada pasangan yang belum menikah, maupun yang sudah dalam pernikahan atau sering disebut dengan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Baik wanita maupun pria, sama-sama bisa menjadi korban atau perilaku dalam hubungan yang tidak sehat ini. 

    Meski demikian, dilansir dari HelpGuide, wanita lebih sering menjadi korban tindak kekerasan dalam suatu hubungan. Adapun pria lebih sering mengalami intimidasi secara verbal dan emosional dari pasangannya.

    Apa tanda-tanda Anda berada dalam hubungan abusive?

    kekerasan emosional

    Seperti yang disebutkan di atas, hubungan yang abusive bisa terjadi secara emosional, finansial, seksual, dan fisik. Perlakuan salah secara fisik umumnya berupa kekerasan, seperti pukulan, cubitan, jambakan rambut, dan tendangan. Sementara secara emosional bisa berupa hinaan, intimidasi alias bullying, caci maki, atau pengkhianatan.

    Untuk lebih mengenalinya, berikut ini adalah tanda-tanda Anda terlibat dalam abusive relationship atau hubungan yang abusive: 

  • Perlakuan kasar dengan tangan, seperti ditampar, didorong, diguncang, dipukul, ditendang, dan ditinju. 
  • Pasangan mencoba mengendalikan berbagai aspek dalam kehidupan Anda, seperti cara Anda berpakaian, dengan siapa saja Anda boleh berteman, dan mengatur apa yang Anda harus katakan.
  • Diperlakukan dengan tidak layak, seperti pasangan Anda bilang mencintai Anda tetapi selalu saja meremehkan Anda.
  • Ancaman pasangan untuk menyakiti Anda atau dirinya sendiri jika Anda meninggalkan hubungan. 
  • Memutarbalikan fakta untuk membuat Anda merasa bersalah atas tindakan dirinya sendiri. 
  • Selalu menuntut ingin tahu di mana Anda berada sepanjang waktu. 
  • Cemburu dan marah ketika Anda ingin menghabiskan waktu bersama teman-teman. 
  • Anda juga dapat memperhatikan tanda-tanda berikut ini yang mungkin saja terjadi apabila orang terdekat Anda mengalami kekerasan dalam hubungannya, seperti:

    1. Tampak Memar yang tidak dapat dijelaskan, patah tulang, keseleo, merasa bersalah berlebihan atau malu tanpa alasan yang jelas. 
    2. Mulai menarik diri dari teman-teman dan keluarganya. 
    3. Berusaha menghindari sekolah atau acara sosial dengan alasan yang tidak masuk akal. 

    Apa dampaknya membiarkan diri berada dalam abusive relationship?

    Berikut beberapa dampak yang mungkin akan dialami oleh korban jika terus bertahan pada hubungan yang penuh kekerasan.

    1. Kerugian fisik

    Dampak paling nyata dari abusive relationship adalah kerugian secara fisik, terutama jika pelecehan yang Anda alami berkaitan dengan kekerasan fisik. Kerugian fisik yang dimaksud bisa berupa nyeri atau sakit di area tubuh yang mengalami kekerasan, luka, memar, rambut rontok (saat rambut Anda dijambak), atau pada kasus yang parah bisa menyebabkan gegar otak

    Anda mungkin juga akan mengalami gangguan kesehatan lain, seperti sakit kepala, masalah ginekologi, gangguan muskuloskeletal, masalah tidur, hingga masalah pencernaan. Tak hanya itu, hubungan yang abusive juga bisa menimbulkan trauma akibat kekerasan seksual pada korban, seperti infeksi atau penyakit menular seksual

    2. Isolasi interaksi sosial

    Maprotiline

    Tindak abusive dari pasangan bisa berbentuk menjauhkan korban dari anggota keluarga dan teman-temannya. Pada kondisi ini, secara tak sadar, korban memutuskan hubungan sosial dengan lingkungan di sekitarnya.

    Meski tak memutuskan hubungan sosial pun, korban kekerasan umumnya akan mengalami perubahan perilaku, tidak percaya diri, atau menghindari topik tertentu saat berada di sekitar orang lain. Adapun kondisi ini dapat menghalangi korban dari interaksi sosial dan mencari bantuan.

    3. Kondisi emosional dan psikologis yang kacau

    Hubungan yang abusive juga bisa memengaruhi kesehatan mental pada korbannya. Anda mungkin menjadi merasa tertekan, tidak dicintai, tidak berharga, dan kerap mempertanyakan mengapa hal ini terjadi pada Anda. Lambat laun, kondisi ini bisa memicu munculnya berbagai gangguan kesehatan mental, seperti depresi, post-traumatic stress disorder (PTSD), hingga pikiran ingin bunuh diri.

    Walaupun dampak secara emosional ini tidak terlihat langsung dan mungkin saja tidak ada bekas fisiknya, tetapi hal ini dapat merusak kesejahteraan Anda sebagai individu. Anda akan terus mempertanyakan kelayakan diri Anda pada masa berikutnya. 

    4. Berdampak pada anak

    Jika Anda sudah menikah dan memiliki anak, maka anak Anda mungkin akan mengalami masalah emosional, kognitif, perilaku, hingga fisik ketika menjadi saksi dalam tindakan kekerasan. Anak Anda mungkin merasa takut, marah, gelisah, cemas berlebihan, hingga kurang tidur dan tidak dapat berkonsentrasi di sekolah.

    Kondisi ini bisa menimbulkan perilaku negatif pada Anak, seperti menjadi pelaku kekerasan atau bullying pada anak lain, bolos sekolah, mencuri atau melanggar hukum, atau bahkan menyalahgunakan alkohol dan narkoba. 

    Apa yang harus dilakukan jika Anda mengalami abusive relationship?

    Langkah awal untuk terlepas dari abusive relationship adalah menyadari bahwa hubungan Anda penuh dengan kekerasan. Jika Anda sudah menyadarinya dan merasa aman untuk menghadapinya sendiri, beri tahu pasangan Anda bahwa perilakunya tidak dapat diterima. Anda juga bisa melakukan konseling, baik sendiri atau bersama pasangan Anda, kepada ahli kesehatan mental.

    Namun, jika hal ini sulit dilakukan dan pasangan Anda terus menerus melakukan kekerasan, inilah saatnya untuk keluar dari hubungan tersebut. Memang terkadang, mengakhiri hubungan sulit dilakukan meski sudah tidak sehat, terlebih jika Anda masih menyayangi pasangan Anda. Namun, Anda harus selalu ingat bahwa Anda berharga dan layak untuk mendapatkan kasih sayang.

    Jangan ragu untuk menceritakan dan meminta bantuan pada orang yang Anda percaya. Biarkan orang tersebut mendukung dan membantu Anda mengakhiri hubungan dengan tetap aman. Anda pun tidak perlu merasa sendirian, sebab tidak hanya Anda yang mengalami kejadian seperti ini. Kalau orang lain bisa keluar dan sembuh dari trauma, maka Anda pun bisa melakukannya.

    Adapun jika Anda terluka secara fisik akibat abusive relationship, sebaiknya Anda pergi ke rumah sakit untuk mendapat penanganan medis dan segera hubungi polisi untuk memperoleh bantuan. Bagi Anda yang sudah berumah tangga, Anda pun perlu mencari tempat tinggal yang aman bersama dengan anak Anda.

    Hal yang sama juga berlaku ketika Anda melihat teman Anda berada dalam hubungan yang tidak sehat. Sebaiknya Anda berusaha mengajaknya bicara tanpa terkesan mengorek informasi, banyak bertanya, atau menghakimi. Beri dukungan bahwa dia berharga akan mengembalikan sedikit demi sedikit kepercayaan dirinya.

    Disclaimer

    Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 04/03/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan