Pernahkah Anda mendengar tentang seorang pria yang dicap misoginis? Mungkin Anda dan segelintir orang masih belum mengetahui istilah ini. Padahal, tanpa Anda sadari mungkin pria dengan kondisi ini ada banyak di sekitar Anda. Apakah Anda penasaran? Mari simak fakta dan penjelasannya berikut ini.
Apa itu misoginis?
Arti dari misoginis atau yang juga disebut misogini adalah rasa kebencian yang dialami pria terhadap wanita. Kondisi ini digambarkan sebagai perilaku pria yang membenci, memandang rendah, dan mendiskriminasi wanita.
Biasanya, pria yang memiliki perilaku seperti ini akan memasang sikap pro-perempuan, namun secara diam-diam akan berupaya menyakiti wanita, dan merasa puas atas tindakannya tersebut.
Rasa benci amat sangat pada wanita ini tidak dimiliki seseorang begitu ia dilahirkan. Sering kali kondisinya mulai berkembang di masa anak-anak atau remaja karena trauma yang melibatkan sosok wanita. Dalam banyak kasus, kondisi ini bahkan tidak diketahui penderitanya bahwa mereka membenci wanita.
Apa ciri-ciri pria misoginis?
Tanda-tanda misogini kadang hampir tidak terlihat. Akan tetapi, jika perilaku ini dibiarkan tanpa perawatan maka tanda-tanda kebencian pada wanita akan mulai terlihat. Sayangnya, pada kebanyakan kasus baru diketahui ketika penderitanya sudah melakukan tindakan yang menyakiti wanita.
Agar Anda lebih peka dengan pria dengan perilaku misoginis, berikut ini adalah tanda-tanda yang bisa Anda jadikan pegangan.
1. Tampak menunjukkan perilaku tidak suka pada wanita tanpa sebab
Ketika bersama wanita, penderita akan mengeluarkan perilaku yang sombong, mengontrol semua kendali, dan egois pastinya.
Pria yang membenci wanita ini, akan sangat memiliki rasa kompetitif (persaingan) yang tinggi terhadap wanita yang ada di lingkungannya. Apalagi kalau si wanita memiliki suatu tingkat kemampuan yang berada di atasnya, ia akan merasa terancam.
2. Bersikap merendahkan wanita
Ciri pria misoginis yang paling mudah ditebak adalah suka mengolok dan mengejek wanita dengan bahasa yang vulgar. Pastinya bertujuan menyakiti perasaan hati wanita sedalam-dalamnya.
Jika wanita tersinggung atau menangis akibat ucapannya, ia akan senang dan merasa menang atas dirinya. Tidak peduli seberapa sakit diri wanita, ia akan terus mengolok-olok tanpa mau memperdulikannya.
3. Sangat mungkin berperilaku kasar pada wanita
Pria misoginis biasanya memiliki pola skenario yang sama dalam menjalin hubungan dengan wanita. Ia akan menargetkan wanita mana yang akan ia lampiaskan kebenciannya. Pertama, ia akan bersikap baik, menyenangkan, ramah, dan penuh kasih terhadap wanita tersebut. Intinya ia akan menunjukan sikap baik untuk berlaku jahat selanjutnya.
Setelah wanita incarannya sudah berada dalam cengkramnya, baru ia akan bertindak kasar, semena-mena, dan tidak segan-segan menyakiti wanita tersebut. Pada tahap ini kekerasan dalam berhubungan bisa terjadi.
4. Tidak bisa berperilaku lembut dalam urusan seks
Secara seksual, pria ini akan mengambil alih bagaimana seks dijalani. Hal yang penting ia terpuaskan, dan tidak peduli wanitanya merasakan hal serupa atau tidak.
Pria yang berperilaku misogini cenderung berpikir, bahwa wanita adalah objek seks dan selalu satu tingkat di bawah pria derajatnya. Tak jarang, banyak juga pria misoginis yang memandang wanita dengan tidak berharga, mereka akan merendahkan wanita, dan memperlakukan seenaknya.
Apa yang menyebabkan pria berperilaku misoginis?
Begini, asal muasal perilaku misoginis yang terjadi pada seorang pria disebabkan oleh dua hal, yaitu kultural dan masa lalu atau lingkungan yang ia jalani.
Dari faktor kultural, sejak jauh berabad-abad lalu, pria dituntut untuk selalu berada di tingkat yang lebih tinggi jajarannya daripada wanita. Istilahnya budaya patriarki.
Hak dan keuntungan pria lebih besar, pria dianggap memiliki kekuatan fisik dan kecerdasan yang dianggap lebih daripada wanita, atau anggapan tentang peran wanita yang katanya harus fokus di dapur dan di ranjang saja. Oleh karena itulah pria yang membenci wanita ini akan menganggap bahwa wanita itu lemah dan merasa diri paling hebat.
Nah, kalau pria misogini ini menemukan wanita yang ia rasa lebih punya kekuatan, kepintaran, dan segala hal yang lebih dari yang dimilikinya, ia akan merasa takut, lemah dan takut dibenci juga oleh orang lain. Intinya, takut kehilangan hak dasar yang sebelumnya ia pikir hanya akan dimiliki oleh pria.
Sementara dari faktor masa lalu, rasa benci pada wanita ini diakibatkan trauma di masa lalu yang berkaitan dengan sosok wanita yang ia percayai, entah itu ibu, kakak perempuan, guru wanita di sekolah, atau anggota keluarga lainnya.
Beberapa contoh kasus pengalaman traumatis yang dialami pria misoginis dapat meliputi:
- Kekerasan fisik dari ibu, anggota keluarga perempuan, atau guru perempuan di sekolah semasa kecil.
- Pengalaman ditelantarkan oleh ibu semasa kecil.
- Dikecewakan oleh wanita yang dicintai.
Peristiwa yang menyakitkan tersebut bisa menimbulkan emosi negatif. Berdasarkan situs yang dikelola oleh Ohio State University, ketika emosi negatif dipendam dan tidak terselesaikan, seiring waktu rasa dendam akan tersimpan dan membuat seseorang berpikir untuk menjadikan seseorang sebagai musuh.
Pemikiran demikianlah yang membuat pria misoginis bisa merendahkan atau melakukan kekerasan pada wanita.
Lalu, adakah pengobatan untuk perilaku misoginis?
Rasa benci melibatkan emosi negatif, yang bila semakin intens, maka semakin menuntut secara fisik untuk menahannya. Hal ini bisa menyebabkan pria yang membeci wanita kerap mengatupkan rahang, menggeretakkan gigi, mengencangkan otot, dan mengepalkan tangan.
Di samping itu, emosi ini juga merangsang produksi hormon stres di otak. Seiring waktu, stres bisa menyebabkan peradangan di tubuh yang bisa merusak kesehatan. Dampak buruk misoginis tidak hanya mengancam kesehatan penderitanya saja. Tindak kekerasan pada wanita yang mungkin dilakukan juga bisa membuat mereka berurusan dengan aparat hukum.
Oleh karena itulah, perilaku membenci wanita ini harus diatasi. Penderitanya mungkin tidak menyadari mereka memiliki kondisi ini. Jadi, jika Anda mendapati anggota keluarga atau teman yang menunjukkan tanda-tanda benci pada wanita, cobalah untuk bicara dari hati ke hati untuk meminta mereka mendatangi psikolog.
Tidak ada pengobatan khusus untuk mengatasi misoginis Akan tetapi, perawatan akan fokus untuk memahami penyebab munculnya kebencian diikuti dengan konseling secara rutin. Tujuannya, untuk membantu si penderita untuk mengekspresikan emosi dan mengembangkan keterampilan untuk keluar dari penyakit mental ini.