
Penyebab depersonalisasi-derealisasi
Gangguan DD terjadi ketika fungsi bagian otak yang memproses emosi, empati, dan interosepsi (fungsi yang berperan dan merasakan hal yang terjadi dalam tubuh) mengalami penurunan aktivitas.
DD cenderung muncul sebagai mekanisme pertahanan diri (coping strategy) oleh alam bawah sadar agar orang tersebut tidak mengalami tekanan mental yang lebih parah lagi. Kondisi ini disebut sebagai desentisasi.
Itu kenapa gangguan psikologis ini lebih sering muncul setelah dipicu oleh stres berat yang berkepanjangan atau setelah mengalami kejadian di masa lampau yang membuat trauma, baik secara fisik maupun mental (misalnya setelah kekerasan seksual, kekerasan anak, korban KDRT, krisis finansial, atau pascakematian orang terdekat).
Namun, masalah tidak punya emosi yang disebabkan oleh DD tidak dapat disamakan dengan jenis gangguan mental lainnya yang juga berkaitan dengan stres, seperti kejang akibat epilepsi, serangan panik dan serangan kecemasan, atau depresi.
Depersonalisasi-derealisasi juga dapat terjadi karena efek samping dari paparan kimia obat yang menekan kerja otak. Obat-obatan yang umumnya memunculkan efek mati rasa emosional adalah narkotika jenis ketamine, LSD, dan ganja. Penggunaan obat-obatan medis secara legal (diawasi dokter) seperti obat antidepresan dan anticemas golongan SSRI juga bisa menyebabkan efek samping serupa.
Apa yang dapat dilakukan?
Biasanya gejala DD membaik dengan sendirinya dengan perubahan pola gaya hidup, dukungan sosial dan seiring berjalannya waktu. Berbagai cara yang bisa dilakukan adalah:
- Mengurangi stress.
- Mengatur pola makan dan pola aktivitas.
- Mencukupkan waktu tidur.
- Memahami penyebab, pemicu dan sumber stress dan hindari hal tersebut dalam beberapa waktu.
- Menceritakan atau berbagi pada orang lain tentang hal-hal yang sedang Anda rasakan, alias jangan memendam emosi.
- Menyibukkan diri dengan hal yang positif untuk mengalihkan pikiran dari stres.
- Memahami bahwa hal buruk yang sedang dialami hanya berlangsung sementara.
Sebaiknya konsultasikan lebih lanjut dengan psikolog atau terapis jika Anda tidak bisa mengatasi stres tersebut atau ketika gejala DD sudah amat parah, untuk mencari strategi coping stres yang lebih efektif dan aman.
Bagi beberapa orang, berhenti menggunakan obat-obatan antidepresan kemungkinan dapat menghilangkan gejala DD. Namun, konsultasikan dulu dengan dokter Anda sebelum memutuskan berhenti dosis.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar