Tidak semua orang mampu mengungkapkan emosinya dengan baik. Terlebih lagi untuk orang yang memiliki alexithymia, ini tentu menjadi suatu hal yang lebih sulit lagi. Ketahui ciri-ciri, penyebab, dan cara mengatasinya di sini.
Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Klinik Chika Medika
Tidak semua orang mampu mengungkapkan emosinya dengan baik. Terlebih lagi untuk orang yang memiliki alexithymia, ini tentu menjadi suatu hal yang lebih sulit lagi. Ketahui ciri-ciri, penyebab, dan cara mengatasinya di sini.
Saat menghadapi pertanyaan, “Bagaimana perasaanmu?” Anda mungkin bingung menentukan jawabannya. Inilah gambaran kecil dari apa yang dialami oleh orang-orang dengan alexithymia.
Meski paham bahwa dirinya sedang senang, mereka tidak tahu cara untuk mengungkapkannya.
Alexithymia adalah ketidakmampuan dalam mengungkapkan emosi. Kondisi ini sering dikaitkan dengan gangguan antisosial, tetapi keduanya memiliki karakteristik yang berbeda.
Pada dasarnya, alexithymia bukanlah penyakit atau gangguan mental, melainkan kondisi subklinis.
Artinya, ciri-cirinya tidak dapat disamakan dengan gejala penyakit klinis, misalnya flu, diabetes, depresi, gangguan bipolar, maupun post-traumatic stress disorder (PTSD).
Meski demikian, kondisi ini merupakan fenomena psikologis yang tetap diakui keberadaannya.
Kondisi ini sering dikaitkan, bahkan muncul secara bersamaan dengan gangguan mental, misal depresi, PTSD, gangguan makan, autisme, hingga skizofrenia.
Secara umum, ciri-ciri utama dari alexithymia adalah ketidakmampuan mengungkapkan emosi.
Ketika berinteraksi dengan orang lain, orang-orang dengan kondisi ini cenderung menunjukkan perilaku sebagai berikut.
Alexithymia adalah kondisi yang muncul dalam bentuk spektrum. Artinya, tingkat keparahan dan dampaknya mungkin berbeda-beda pada setiap orang.
Seseorang mungkin masih bisa mengenali emosinya. Sementara itu, ada pula orang yang tidak bisa melakukannya sama sekali.
Dalam beberapa kasus, orang yang mengalami alexithymia bahkan tidak menyadari kondisinya. Akibatnya, timbul rasa frustrasi pada orang itu sendiri dan orang-orang di sekitarnya.
Ini karena kesulitan yang mereka alami dalam mengungkapkan emosi menjadi hambatan dalam berinteraksi.
Penyebab alexithymia belum dipahami pasti. Namun, para ahli menduga faktor genetik, trauma masa kecil, serta gangguan pada otak memengaruhi kemunculannya.
Sejumlah bukti menunjukkan bahwa alexithymia kemungkinan bisa diturunkan dalam keluarga.
Gen tertentu dapat meningkatkan risiko seseorang utnuk mengalami kondisi ini. Anda lebih berisiko mengalaminya bila orangtua atau saudara kandung Anda juga memiliki kondisi serupa.
Trauma psikologis pada masa kanak-kanak, seperti karena pengabaian atau pelecehan, dapat meningkatkan peluang seseorang untuk mengalami alexithymia.
Pengalaman-pengalaman buruk akibat trauma masa kecil bisa menyulitkan seseorang untuk belajar bagaimana mengenali dan mengekspresikan emosi mereka.
Sebuah penelitian dalam jurnal Neuropsychologia (2017) menunjukkan kerusakan pada insula anterior otak ternyata memicu gangguan emosi yang mirip dengan alexithymia.
Insula anterior sendiri adalah bagian otak yang mengatur perasaan, perhatian, serta kepekaan terhadap rangsangan pancaindra.
Guna mengatasinya, penting untuk menangani masalah psikologis yang mendasari alexithymia.
Ini sebabnya, langkah pertama yang perlu Anda ambil jika kesulitan mengungkapkan emosi adalah konsultasi dengan psikolog.
Psikolog akan membantu Anda belajar mengenali emosi, sebab ini adalah masalah utama yang dialami orang-orang dengan kondisi ini.
Anda pun dapat menjalani terapi berikut ini guna memahami hubungan antara pikiran, emosi, dan respons yang Anda berikan.
Selain untuk mengatasi alexithymia, terapi-terapi di atas dapat membantu menangani gangguan psikologis yang Anda alami.
Kendati tidak tergolong dalam kondisi medis, alexithymia merupakan fenomena psikologis yang berdampak pada hampir semua aspek kehidupan seseorang.
Meski begitu, Anda tidak perlu cemas. Perlahan tapi pasti, terapi rutin bersama psikolog dapat membantu Anda mengenali dan mengungkapkan emosi dengan lebih baik.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar