Rasa takut yang dihasilkan dari gejala BPD ini membuat mereka terus mengawasi tanda-tanda kapan pasangannya akan meninggalkan mereka. Perasaan was-was tersebut tidak jarang membuat penderita BPD salah paham dan membuat mereka bereaksi berlebihan karena takut ditinggalkan.
2. Siklus hubungan yang tak menentu

Selain merasa terabaikan, pasangan dengan borderline personality disorder biasanya memiliki siklus hubungan yang tak menentu. Artinya, di awal hubungan penderita BPD akan mengorbankan apa pun demi pasangannya agar hubungan berjalan lancar. Bahkan, mereka juga menganggap hubungan ini sempurna.
Di masa-masa seperti ini tentu terlihat romantis di mata pasangan mana pun. Namun, tidak selamanya hubungan selalu manis. Pada saat penderita BPD menyadari bahwa pasangan dan hubungannya tidak sempurna, mereka cenderung melihat segala sesuatunya sebagai hal buruk.
Hal ini tentu membuat orang yang menjalani hubungan dengan penderita BPD menjadi bingung. Terlebih lagi, mereka juga kesulitan untuk mengenali fakta bahwa orang tentu akan melakukan kesalahan dan tidak ada yang sempurna.
Proses yang disebut sebagai devaluasi ini menyebabkan orang dengan BPD marah hingga akhirnya memutuskan hubungan. Kondisi ini yang membuat menjalani hubungan dengan BPD akan terasa sulit dan tidak stabil.
Menghadapi pasangan dengan borderline personality disorder

Jika Anda atau pasangan mempunyai borderline personality disorder, selalu ada cara untuk mengatasi naik turunnya emosi yang disebabkan oleh BPD. Dengan begitu, Anda dan pasangan dapat menciptakan hubungan yang lebih kuat dan awet.
1. Tidak terlalu menekan pasangan
Umumnya, orang yang memiliki BPD lebih dapat menata emosinya jika berada di lingkungan yang santai dan tenang. Semua anggota keluarga yang terlibat, termasuk anak Anda, perlu mengetahui bahwa tidak perlu membahas masalah penting ketika pasangan berepisode.
Apabila pasangan dengan borderline personality disorder sedang emosi, jangan memusatkan seluruh perhatian ke pasangan. Alih-alih memperlakukannya demikian, cobalah untuk tidak terlalu menekan pasangan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar