backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Mengenal Tanda dan Gejala Hipomania Pada Orang Dengan Gangguan Bipolar

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Adelia Marista Safitri · Tanggal diperbarui 28/06/2021

    Mengenal Tanda dan Gejala Hipomania Pada Orang Dengan Gangguan Bipolar

    Bipolar disorder atau gangguan bipolar adalah suatu penyakit mental yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang cenderung ekstrem. Ya, Anda bisa tiba-tiba merasa sangat senang atau sedih tanpa alasan yang jelas. Ketika orang dengan gangguan bipolar mulai merasa bahagia dan semangat, ini artinya dia sedang berada di fase hipomania. Sudah tahu tentang hipomania? Kalau belum, yuk, cari tahu lebih jauh tentang gejala bipolar yang satu ini lewat ulasan berikut.

    Jarang disadari, hipomania termasuk gejala bipolar

    gejala bipolar

    Menurut American Psychiatric Association, hipomania merupakan gejala bipolar berupa perubahan suasana hati yang tidak terlalu ekstrem alias lebih ringan, ketimbang mania. Saat berada di fase hipomania, seseorang akan merasa lebih enerjik dan percaya diri, tapi tidak berlebihan.

    Para ahli sebetulnya masih belum tahu penyebab pasti hipomania. Namun, ada beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami hipomania, meliputi:

    • Perubahan musim (seasonal affective disorder/SAD).
    • Depresi.
    • Genetik. Jika salah satu anggota keluarga mengalami hipomania, maka Anda berisiko mengalami hal yang sama di kemudian hari.
    • Penggunaan obat-obatan secara berlebihan, contohnya amfetamin.
    • Efek samping obat-obatan, misalnya steroid dan antidepresan.

    Tanda dan gejala hipomania

    bahagia senang senyum wanita sehat

    Gejala bipolar yang satu ini termasuk sulit diprediksi. Pasalnya, hipomania tampak seperti kebahagiaan biasa seperti orang normal lainnya.

    Namun jika ditelisik lebih dalam, rasa bahagia akibat hipomania hampir mirip seperti episode mania. Bedanya, rasa bahagianya tidak terlalu meledak-ledak atau berlebihan.

    Seseorang dapat dikatakan mengalami gejala bipolar fase mania jika mengalami minimal 3 gejala berikut ini:

  • Suasana hati lebih baik daripada biasanya.
  • Harga diri meningkat.
  • Tidak terlalu butuh tidur atau istirahat. Misalnya, merasa sudah cukup beristirahat, padahal hanya tidur 3 jam.
  • Lebih banyak bicara.
  • Gelisah dan gampang marah, atau disebut dengan agitasi psikomotorik.
  • Gampang hilang fokus, walaupun karena hal-hal yang tidak penting.
  • Melakukan hal-hal yang cenderung negatif, contohnya belanja untuk barang-barang yang tidak penting, menghabiskan uang untuk berjudi atau seks bebas, dan sebagainya.
  • Ketika gejala-gejala tersebut bisa menghasilkan suatu tujuan yang tepat, maka gejala hipomania bisa menjadi hal yang baik. Yang terpenting, orang-orang yang berada dalam fase hipomania mampu memikirkan tujuan hidup mereka secara rasional dan ringkas, sehingga rencananya bisa berjalan sesuai yang diharapkan.

    Sebaliknya, gejala bipolar hipomania juga bisa berdampak buruk jika pasien tidak dapat mengendalikannya dengan baik. Contohnya saja, menghabiskan uang besar-besaran dapat menyebabkan pasien jatuh miskin, seks bebas dapat meningkatkan risiko terkena penyakit kelamin, dan sebagainya.

    Cara membedakan rasa bahagia karena hipomania atau bukan

    senyum bikin bahagia

    Perlu dicatat bahwa ketika suasana hati Anda membaik dan lebih aktif daripada biasanya, ini bukan berarti Anda pasti mengalami gejala bipolar hipomania, ya. Meskipun gejalanya mirip, tapi bedanya bisa dilihat dari seberapa lama gejala tersebut berlangsung.

    Gejala bipolar berupa hipomania biasanya berlangsung setidaknya 4 hari berturut-turut. Rasa bahagia, semangat, dan percaya diri dirasakan hampir sepanjang hari dan hampir setiap hari. Hal ini jelas berbeda jika Anda merasakan bahagia ‘biasa’ yang akan hilang saat euforianya berkurang.

    Cara lain untuk membedakannya adalah lihat kepribadiannya. Jika sebelumnya seseorang cenderung tidak produktif dan malas bersosialisasi, kemudian ia tiba-tiba berubah jadi penuh semangat dan bahagia, maka bisa jadi ini merupakan gejala bipolar hipomania. Perubahan selama fase hipomania ini sangat mudah diamati oleh orang-orang di sekitar pasien, entah itu keluarga, teman, atau pasangan.

    Bila Anda mengalami gejala bipolar, seperti mania, hipomania, atau depresi dalam waktu yang sangat cepat, segera kunjungi dokter atau psikolog. Dokter mungkin akan memberikan obat antipsikotik atau antidepresan untuk meredakan hipomania.

    Selain itu, perubahan gaya hidup sehat juga bisa membantu mengendalikan suasana hati Anda. Caranya adalah dengan makan makanan yang sehat dan bergizi seimbang, olahraga teratur, dan tidur cukup setiap hari. Dengan begitu, perasaan Anda akan jauh lebih baik dan stabil ke depannya.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Adelia Marista Safitri · Tanggal diperbarui 28/06/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan