Gangguan bipolar dan borderline personality disorder (BPD) selama ini sering dianggap sebagai gangguan mental yang sama, padahal keduanya berbeda.
Ketidaktahuan ini kerap kali memicu kesalahpahaman dan dapat berujung pada penanganan yang keliru.
Lantas, apa yang membedakan bipolar dan BPD?
Perbedaan bipolar dan BPD
Gangguan bipolar merupakan salah satu contoh gangguan mood seperti halnya depresi. Sementara itu, BPD termasuk ke dalam gangguan kepribadian seperti halnya gangguan antisosial atau gangguan paranoid.
Karena berakar dari masalah yang berbeda, keduanya pun memiliki perbedaan sebagai berikut.
1. Perbedaan definisi
Bipolar merupakan gangguan mental yang menyebabkan perubahan suasana hati secara ekstrem. Kondisi ini membuat mood pengidapnya berubah tiba-tiba, dari bahagia menjadi sangat sedih.
Ketika senang, pengidap bipolar akan melakukan aktivitas dengan penuh gairah. Sementara, ketika mood buruk, mereka merasa putus asa, tertekan, dan kehilangan semangat.
Beda lagi dengan borderline personality disorder. Kondisi yang juga dikenal sebagai gangguan kepribadian ambang ini membuat pengidapnya kesulitan mengendalikan emosi.
Pengidap BPD biasanya mempunyai emosi dan pola pikir yang tidak stabil, dari yang semula percaya diri kemudian bisa berubah menjadi sangat putus asa pada hari berikutnya.
Selain itu, emosi yang tidak stabil ini juga sering disertai dengan perasaan hampa. Beberapa pengidap BPD terkadang juga merasakan kemarahan dalam hatinya.
2. Perbedaan gejala
Gejala bipolar terbagi dalam dua fase, yaitu mania dan depresi. Sementara itu, BPD membuat pengidapnya kesulitan mengelola perasaan dan pikiran sehingga memicu perilaku impulsif.
Gejala bipolar
Berikut gejala bipolar saat pengidapnya mengalami mania.
- Tidak bisa diam, harus bergerak terus, atau berjalan mondar-mandir.
- Jadi lebih waspada terhadap lingkungan sekitarnya, misalnya peka dengan suara barang jatuh, takut disentuh orang lain, atau pendengaran jadi lebih sensitif.
- Tidak bisa tidur atau begadang semalaman tapi tidak merasa mengantuk atau lelah di pagi hari.
- Bertingkah sembrono, misalnya belanja gila-gilaan, bertengkar dengan guru atau atasan, mengundurkan diri dari perusahaan, berhubungan seks dengan orang asing tanpa kondom, mengemudi ugal-ugalan, atau mabuk minuman keras.
- Psikosis, yaitu tidak bisa membedakan hal nyata dengan yang hanya ada dalam pikirannya.
Dalam episode depresi, pengidap bipolar dapat menunjukkan tanda-tanda berikut.
- Menarik diri dari lingkungan dan orang terdekat.
- Kehilangan minat pada kegiatan yang tadinya disukai.
- Bicara sangat lambat, kadang seperti orang yang sedang melantur.
- Terobsesi terhadap kematian, ingin bunuh diri, atau melakukan percobaan bunuh diri.
- Perubahan pola makan secara drastis, entah nafsu makan hilang atau meningkat.
- Terus-terusan merasa diri bersalah, tidak berguna, atau tidak layak.
Gejala BPD
Pada gangguan kepribadian ambang, berikut gejala yang umumnya dirasakan pengidapnya.
- Ketakutan berlebihan akan penolakan atau ditinggalkan seseorang.
- Perasaan yang sangat cemas, khawatir, dan depresi.
- Memiliki sejarah asmara yang tidak stabil (berubah drastis) dari cinta yang amat sangat berubah menjadi kebencian.
- Mengalami perubahan mood yang terus menerus, bisa berlangsung selama beberapa hari atau hanya beberapa jam.
- Memiliki citra diri yang tidak stabil.
- Kesulitan merasakan empati terhadap orang lain.
- Perilaku impulsif, berisiko, atau merusak diri sendiri yang berbahaya, misalnya suka menyakiti diri sendiri secara fisik, mengemudi dengan sembrono, atau melakukan penyalahgunaan narkoba dan alkohol
- Paranoid.
- Perasaan terasing, bosan, dan hampa.
Gejala-gejala di atas tidak selalu disebabkan bipolar dan BPD. Untuk mencari tahu kondisi yang mendasarinya, konsultasikan ke dokter jika Anda mengalaminya.
3. Perbedaan penyebab
Dilansir dari laman Mental Health America, penyebab bipolar hingga kini belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa faktor diduga ikut berkontribusi dalam berkembangnya kondisi ini.
Ketidakseimbangan zat kimia di dalam otak menjadi faktor yang paling sering menjadi pemicu gejala. Sebagai contoh, episode mania biasanya terjadi karena kadar hormon adrenalin di otak terlalu tinggi.
Beberapa faktor lain yang juga bisa menjadi penyebab gangguan mental ini yaitu genetik dan pengaruh lingkungan (stres akibat trauma, hubungan sosial yang buruk, masalah keuangan).
Berbeda dengan gangguan bipolar, BPD lebih sering dialami korban kekerasan atau pelecehan, terutama anak-anak.
Selain trauma masa kecil, faktor genetik juga dapat berpengaruh. Itu artinya, Anda lebih berisiko mengalami BPD jika ada anggota keluarga yang memiliki kondisi serupa.
4. Perbedaan pengobatan
Pengobatan bipolar dan BPD tidak memiliki banyak perbedaan berarti. Secara umum, keduanya sama-sama dapat diobati dengan menjalani terapi perilaku kognitif (CBT)
Lewat CBT, Anda akan dibantu untuk mengelola serta mengubah pikiran dan perilaku yang mengganggu. Untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal, dokter biasanya juga akan memberikan obat-obatan tertentu.
Akan tetapi, pengobatan tidak bisa menyembuhkan kedua gangguan mental ini. Obat yang diberikan hanya bertujuan untuk mengelola gejala.
Selain tindakan medis, beberapa pola hidup sehat berikut juga dapat membantu mengatasi gejala bipolar dan BPD.
- Rutin melakukan aktivitas fisik untuk mengalihkan perhatian dari emosi negatif dan perilaku impulsif.
- Berbagi cerita kepada orang yang dapat dipercaya.
- Menerapkan teknik relaksasi seperti teknik penapasan dalam, yoga, hingga meditasi.
- Beristirahat dengan cukup.
- Mengekspresikan emosi dengan menulis jurnal.
Saat Anda merasakan gejala gangguan bipolar maupun BPD, segera periksakan diri ke psikolog. Penanganan sedini mungkin membantu mencegah kondisi bertambah parah.
Letak perbedaan bipolar dan BPD yang paling terlihat
Kunci membedakan BPD dan bipolar yaitu pada intensitasnya. Pada orang dengan borderline personality disorder, mood swing akan selalu terjadi.
Sementara pada gangguan bipolar, akan ada masa ketika pengidapnya tidak merasakan gejala mania atau depresi. Mereka akan tampak tenang seperti orang-orang pada umumnya.
Selain itu, para ahli percaya gangguan bipolar bisa terjadi tanpa alasan yang jelas, Berbeda dengan BPD, ledakan emosi akan muncul saat dipicu faktor seperti konflik dengan orang terdekat.