backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

3 Gejala Fobia yang Memengaruhi Psikologis dan Fisik Anda

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 12/11/2021

    3 Gejala Fobia yang Memengaruhi Psikologis dan Fisik Anda

    Fobia adalah reaksi berlebih dan tidak masuk akal pada seseorang yang muncul saat dihadapkan pada sumber ketakutannya. Ketakutan ini biasanya berupa tempat, situasi, atau objek tertentu. Terkadang banyak orang yang masih keliru untuk membedakan fobia dan ketakutan biasa. Untuk lebih jelasnya, berikut berbagai gejala fobia baik secara fisik maupun psikologis atau kejiwaan.

    Berbagai gejala fobia yang perlu diketahui

    Ada banyak jenis fobia, sehingga gejala yang dimunculkan oleh setiap pengidapnya juga bisa berbeda-beda. Secara garis besar, fobia terbagi menjadi dua jenis, yakni fobia spesifik dan fobia kompleks.

    Fobia spesifik mengarah pada ketakutan yang luar biasa terhadap suatu objek spesifik, misalnya makanan, binatang, situasi tertentu, ketinggian, dan lain sebagainya. Pada fobia kompleks ketakutan berlebihan yang amat mengganggu kehidupan pengidapnya daripada fobia spesifik, yang biasanya terjadi ketika seseorang beranjak dewasa.

    Walaupun memunculkan gejala, terkadang pengidapnya tidak menyadari adanya kondisi ini. Padahal, ketakutan yang berlebihan ini bisa semakin bertambah parah seiring waktu, mengganggu kesehatan mental, dan akhirnya menimbulkan komplikasi lebih lanjut.

    Tidak ada cara pasti untuk mencegah fobia. Untuk mewaspadai fobia, Anda dan keluarga di rumah perlu mengenali berbagai gejala yang ditimbulkan. Lebih jelasnya, mari bahas satu per satu gejala dari penyakit mental ini.

    Gejala psikologis pada orang yang memiliki fobia

    efek buruk fobia

    Penyebab terjadinya fobia umumnya adalah trauma psikologis yang pernah dialami di masa lalu. Nah, otak dapat menyimpan dan mengingat kejadian yang buruk tersebut di beberapa area.

    Ketika seseorang menghadapi peristiwa serupa di kemudian hari, area otak tersebut mengambil memori stres, terkadang lebih dari sekali. Hal ini menyebabkan tubuh mengalami reaksi yang sama.

    Dalam kondisi fobia, area otak yang berhubungan dengan rasa takut dan stres terus mengingat peristiwa yang menakutkan tersebut secara tidak tepat. Studi pada Dialogues in clinical neuroscience menemukan bahwa fobia berkaitan erat dengan amigdala yakni bagian otak yang terletak di belakang kelenjar pituitari.

    Amigdala dapat memicu pelepasan hormon “lawan-atau-lari”. Ini menempatkan tubuh dan pikiran dalam keadaan yang sangat waspada dan stres. Kondisi tersebut bisa menimbulkan perubahan psikologis pada orang yang mengalami fobia. Kebanyakan dari mereka mengalami hal-hal berikut ini.

    • Perasaan cemas dan takut yang tidak bisa dikendalikan.
    • Muncul perasaan bahwa sumber ketakutan yang ada di hadapan Anda harus dihindari dengan segala cara.
    • Menyadari bahwa rasa takut yang sedang dialami tidak masuk akal dan berlebihan tetapi tetap tidak bisa berbuat apa-apa.

    Gejala tersebut tidak hanya muncul ketika pengidapnya menghadapi situasi yang mengingatkan dirinya pada trauma. Pada beberapa orang, gejala juga dapat muncul hanya dengan memikirkan objek yang ditakuti.

    Gejala fisik pada orang yang memiliki fobia

    apa saja penyebab mual

    Perubahan psikologis terkait fobia juga bisa meningkatkan kadar stres dalam tubuh. Akibatnya, tubuh akan melepaskan hormon tertentu, seperti hormon kortisol dan adrenalin, yang bisa mempengaruhi kondisi fisik. Berikut ini berbagai ciri-ciri fisik yang ditunjukkan oleh pengidap fobia.

    • Tubuh berkeringat
    • Badan gemetaran
    • Hot flushes (sensasi panas yang muncul secara tiba-tiba) atau sebaliknya merasakan kedinginan
    • Sesak napas atau kesulitan bernapas
    • Sensasasi tersedak
    • Nyeri atau dada terasa tertekan
    • Muncul sensasi kupu-kupu di perut atau rasa menggelitik di perut
    • Mual
    • Sakit kepala dan pusing
    • Merasa lemah
    • Mati rasa atau kesemutan pada bagian tubuh tertentu
    • Mulut kering
    • Kebingungan dan disorientasi
    • Telinga berdenging
    • Kebelet pipis terus-menerus

    Gejala fobia kompleks

    Pengidap fobia kompleks, seperti agorafobia atau fobia sosial sering kali memiliki gejala yang mengganggu kehidupan sehari-hari. Agorafobia sendiri adalah fobia pada tempat terbuka, yang sering kali melibatkan beberapa fobia lain.

    Contoh kasusnya adalah seseorang yang takut keluar atau meninggalkan rumah mungkin juga takut ditinggal sendirian (monofobia) atau takut akan tempat di mana mereka merasa terjebak (claustrophobia).

    Gejala yang dialami oleh penderita agorafobia dapat bervariasi dalam tingkat keparahannya. Beberapa pengidapnya bisa merasa sangat khawatir dan cemas jika harus meninggalkan rumah untuk pergi ke toko. Sementara pengidap yang lain mungkin merasa relatif nyaman melakukan perjalanan jarak pendek dari rumah.

    Bila Anda memiliki fobia sosial, membayangkan diri berada di depan umum atau acara sosial dapat membuat Anda merasa takut dan sangat cemas. Kebanyakan dari pengidapnya, sengaja menghindari bertemu orang dalam situasi sosial. Dalam kasus fobia sosial yang ekstrem, seperti halnya agorafobia, beberapa orang terlalu takut untuk meninggalkan rumah.

    Coba amati kembali, apakah di antara gejala fobia yang disebutkan di atas, Anda pernah mengalaminya. Jika sering, Anda perlu waspada dan jalan terbaik adalah periksa kesehatan diri Anda ke dokter.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 12/11/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan