backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Fobia

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 23/05/2023

Fobia

Sangat normal bagi setiap orang untuk merasa takut. Otak menciptakan rasa takut untuk melindungi Anda dari bahaya. Namun, jika Anda memiliki ketakutan yang sangat kuat terhadap suatu hal, ini bisa menandakan fobia.

Apa itu fobia (phobia)?

Fobia atau phobia adalah ketakutan yang terus-menerus, berlebihan, tidak realistis terhadap suatu objek, orang, hewan, aktivitas, atau situasi. Kondisi ini adalah salah satu jenis gangguan kecemasan

Tidak seperti rasa cemas biasa yang bersifat sementara, seperti saat harus berbicara di depan umum atau menghadapi ujian, fobia adalah kondisi permanen, yang menyebabkan reaksi fisik dan stres psikologis. 

Gangguan mental ini dapat memengaruhi kemampuan bekerja atau berinteraksi dalam lingkungan sosial yang normal.

Pasalnya, orang yang mengalami kondisi ini akan mencoba menghindari hal yang memicu rasa takut atau menahannya dengan kecemasan yang besar. 

Seberapa umumkah phobia?

Kebanyakan fobia dimulai saat pubertas, tetapi rasa takut yang sangat kuat terhadap binatang, darah, badai, dan air biasanya dimulai saat kanak-kanak.

Sementara jika dibandingkan berdasarkan jenis kelamin, perempuan lebih sering memiliki phobia dibanding laki-laki.

Jenis fobia

hemofobia adalah takut dengan darah

Dikutip dari laman Harvard Health Publishing, secara garis besar berikut adalah macam-macam fobia.

1. Fobia sederhana/spesifik (specific phobia)

Phobia spesifik atau fobia sederhana biasanya dialami oleh seseorang yang memiliki rasa takut yang berlebihan pada hewan, benda, situasi, atau kegiatan tertentu.

Umumnya, phobia sederhana terbentuk saat Anda masih kecil atau remaja, dan akan berkurang saat Anda beranjak dewasa.

Berikut adalah beberapa contoh fobia sederhana.

  • Fobia hewan, seperti pada anjing, laba-laba, dan ular.
  • Fobia lingkungan, seperti pada ketinggian, dasar laut, atau fobia kuman.
  • Fobia situasi, seperti naik pesawat atau datang ke dokter gigi.
  • Fobia terhadap suatu kondisi yang terjadi pada tubuh, seperti pada darah, muntah, atau disuntik.
  • Fobia seksual, seperti takut untuk melakukan hubungan seksual atau takut terkena penyakit menular seksual.

2. Fobia sosial

Orang dengan phobia sosial takut dengan situasi yang memungkinkan mereka menerima penghinaan, dipermalukan, atau dihakimi oleh orang lain.

Mereka biasanya akan merasa cemas ketika berhubungan dengan orang asing.

Ketakutan tersebut mungkin akan berpengaruh pada penampilan mereka di depan umum, seperti saat memberikan ceramah, konser, atau presentasi bisnis.

Salah satu bentuk gangguan mental ini mungkin diturunkan dalam keluarga. Orang yang malu dan suka menyendiri saat masih kecil bisa mengalaminya.

Pengalaman tidak menyenangkan atau negatif juga menambah risiko seseorang untuk mengalami fobia sosial. 

3. Agorafobia

Agorafobia merupakan salah satu jenis fobia yang ditandai dengan ketakutan berada di ruang publik.

Orang-orang yang mengalami agorafobia biasanya akan merasa kesulitan dan malu jika harus pergi atau meninggalkan tempat tinggalnya secara mendadak.

Mereka mungkin akan menghindari bioskop, konser, atau bepergian dengan bus atau kereta. Banyak orang dengan agorafobia juga mengalami gejala gangguan panik.

Gejala gangguan panik ini antara lain ketakutan terus-menerus dan gejala fisik yang menimbulkan rasa tidak nyaman, seperti gemetar, jantung berdebar, dan berkeringat. 

Gejala fobia

Fobia adalah salah satu bentuk gangguan kecemasan. Anda mungkin tidak akan mengalami gejala apa pun sampai Anda melakukan kontak dengan objek yang membuat Anda ketakutan. 

Gejala fobia amat bervariasi, mulai dari perasaan cemas yang ringan hingga serangan panik yang menyeluruh. Berikut beberapa di antaranya.

  • Perasaan takut atau cemas yang berlebihan.
  • Perasaan takut yang tidak masuk akal dan tidak kunjung hilang. Pemicunya bisa objek, aktivitas, atau situasi tertentu. 
  • Munculnya perasaan yang tidak sesuai dengan bahaya yang sebenarnya.
  • Sering menghindari objek, aktivitas, atau situasi yang memicunya. 
  • Sadar bahwa ketakutan yang dimiliki terlalu berlebihan.

Tak jarang, orang yang memiliki fobia merasa malu dengan gejala yang dialaminya. Untuk menghindari gejala kecemasan atau perasaan malu, mereka akan berusaha menghindari pemicunya.

Kapan harus periksa ke dokter?

Ketakutan masa kecil, seperti takut gelap, takut monster, atau takut sendirian, sangat umum terjadi dan biasanya akan hilang seiring berjalannya waktu.

Namun, jika Anda cemas berlebihan hingga mengganggu pekerjaan atau hubungan sosial, tak ada salahnya berkunjung ke psikolog.

Sebagian besar orang dapat mengatasi rasa takutnya jika menjalani terapi dengan benar.

Penyebab fobia

fobia dan trauma

Penyebab phobia belum diketahui dengan pasti, tapi kondisi ini cenderung terjadi dalam keluarga dan biasanya muncul setelah seseorang mengalami peristiwa yang mengguncang. 

Awal kemunculannya dapat terjadi secara mendadak maupun bertahap. Berikut adalah kondisi yang mungkin menjadi penyebabnya, seperti dikutip dari laman Mayo Clinic.

  • Pengalaman buruk atau serangan panik yang berkaitan dengan suatu objek atau situasi.
  • Riwayat fobia dan gangguan kecemasan berlebih yang dimiliki orangtua.
  • Perubahan pada fungsi otak sehingga memunculkan ketakutan berlebih terhadap suatu hal.

Faktor risiko fobia

Beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko Anda terkena phobia adalah:

  • usia (biasanya rentan terjadi pada remaja),
  • adanya anggota keluarga dengan kondisi yang sama,
  • kecenderungan untuk berpikir negatif,
  • pengalaman negatif atau traumatis yang dialami sendiri, dan
  • pengalaman mendengar atau melihat peristiwa traumatis yang dialami orang lain.

Diagnosis phobia

Pemeriksaan yang kerap kali dijadikan acuan untuk mendiagnosis phobia adalah dengan melakukan wawancara klinis.

Psikolog atau psikiater akan bertanya perihal gejala dan riwayat kesehatan Anda. Dari sana, mereka kemudian akan menarik kesimpulan tentang kondisi Anda.

Psikiater akan menggunakan kriteria Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM-5) yang diterbitkan American Psychiatric Association untuk menentukan kondisi Anda.

Di Indonesia, kriteria tersebut yang juga dinamakan sebagai PPDGJ (Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa).

Kondisi ini bisa diatasi dan kebanyakan orang dengan phobia sadar betul akan kondisinya. Hal tersebut dapat membantu dokter saat melakukan diagnosis. 

Pengobatan phobia

ommetaphobia

Pengobatan dapat melibatkan kombinasi pemberian obat-obatan dan terapi psikologis yang disesuaikan dengan jenis phobia Anda. Berikut beberapa metodenya.

1. Terapi perilaku kognitif (cognitive behavioral therapy/CBT)

Terapi perilaku kognitif (CBT) bertujuan untuk memperbaiki proses pola pikir (kognitif) dan perilaku Anda.

Salah satu metode yang digunakan dalam CBT adalah paparan dan desensitisasi. Pada metode ini, Anda akan dipaparkan dengan hal yang Anda takuti secara bertahap.

Dengan demikian, lama-kelamaan Anda bisa menguasai rasa takut melalui relaksasi, kontrol pernapasan, atau strategi pengurangan kecemasan lainnya.

Terapi ini cocok diberikan kepada orang yang mengalami phobia spesifik, misalnya terhadap binatang atau objek tertentu.

Tidak terbatas di situ, CBT juga bekerja dengan baik untuk orang-orang dengan fobia sosial, baik secara individu maupun kelompok. 

2. Pemberian obat antidepresan

Untuk bentuk fobia sosial yang lebih umum atau jangka panjang, dokter mungkin perlu meresepkan obat antidepresan dari golongan SSRI (selective serotonin reuptake inhibitor). 

Jika SSRI tidak efektif, dokter Anda mungkin akan meresepkan obat antidepresan atau anti-ansietas (anticemas) alternatif.

Pemberian obat-obatan biasanya efektif untuk mengatasi agorafobia dan gangguan panik.

Selain SSRI, dokter juga dapat memberikan jenis antidepresan lainnya, seperti mirtazapine, venlafaxine, clomipramine, dan imipramine

Perawatan rumahan untuk mengatasi fobia

Sebagian besar orang bisa mengatasi fobia ringan secara mandiri. Perawatan mandiri juga akan semakin efektif jika Anda memiliki support system yang baik.

Semakin Anda mampu mengatasi phobia tersebut, semakin baik pula kemampuan Anda untuk mengontrol emosi dan rasa takut yang ditimbulkannya.

Beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk membantu diri sendiri mengatasi rasa takut yakni:

  • menghadapi rasa takutnya satu demi satu,
  • belajar untuk menenangkan diri, serta
  • menantang kembali pikiran negatif dalam kepala Anda.

Kesimpulan

  • Fobia adalah ketakutan yang terus-menerus, berlebihan, tidak realistis terhadap suatu objek, orang, hewan, aktivitas, atau situasi.
  • Perempuan lebih sering memiliki phobia dibanding laki-laki.
  • Ada tiga macam phobia, yaitu fobia spesifik, fobia sosial, dan agorafobia.
  • Gejalanya mulai dari perasaan cemas yang ringan hingga serangan panik yang menyeluruh.
  • Pengobatannya melibatkan terapi perilaku kognitif, pemberian obat antidepresan, atau kombinasi keduanya.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 23/05/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan