Jelaskan padanya bahwa yang perlu dilakukan adalah menghadapi kecemasan itu perlahan dan bersama-sama. Katakan Anda akan selalu mendampinginya.
2. Jangan sebut anak pemalu atau penakut
Anak yang fobia sosial justru akan merasa semakin tertekan jika mendapat label yang negatif. Selain itu, lama-kelamaan ia akan mempercayai label yang diterimanya sehingga dia tidak akan berusaha untuk menghilangkan ketakutannya.
Jika ada orang yang melabelinya sebagai pemalu atau penakut, katakan bahwa sebenarnya ia mudah bergaul jika sudah kenal dengan baik dengan orang tersebut. Hal ini dapat membangun kepercayaan dirinya di depan orang lain.
3. Ajarkan cara menenangkan diri
Anak-anak perlu mengetahui beragai upaya yang dapat dilakukan jika ia mulai merasa cemas. Agak sulit jika anak langsung dipaksa untuk beradaptasi dengan situasi sosial. Hal pertama yang bisa dilakukan adalah belajar untuk menenangkan diri ketika kecemasan itu muncul.
Menarik napas dalam adalah cara terbaik untuk menenangkan detak jantung yang cepat, nafas yang pendek dan cepat, dan pusing. Ajarkan anak untuk bernapas seperti meniup balon. Tarik napas dalam 4 hitungan, tahan dalam 4 hitungan, lepaskan dalam 4 hitungan.
Sering kali anak yang fobia sosial juga mengalami ketegangan otot saat berada di keramaian. Ajarkan anak untuk merelaksasikan otot ketika dia cemas. Caranya dengan membentuk kepalan tangan sekuat tenaga selama 5 detik, kemudian pelan-pelan melepaskan. Lakukan hal serupa dengan mengencangkan otot lengan, bahu, dan kaki.
4. Tanamkan pikiran positif
Anak dengan fobia sosial sering berpikir berlebihan dan berpikir bahwa ia akan ditertawakan, dicemooh, dan dihina oleh orang lain. Maka itu, Anda mesti menanamkan berbagai pikiran positif.
Contohnya, jika ia takut teman-teman akan menertawakannya ketika berbicara di depan kelas, tanyakan kenapa ia berpikiran seperti itu. Jelaskan bahwa mereka tidak bermaksud mencemooh, tapi bisa saja mereka senang dan menyukai apa yang dibicarakannya di depan kelas
5. Ajak anak belajar untuk bergaul
Perkenalkan cara-cara untuk bergaul kepada anak dengan cara bermain peran. Contohnya bagaimana menyapa, bagaimana ikut bergabung atapun keluar dari kelompok, memulai pembicaraan, mendengarkan dan bagaimana merespon cerita teman lain, dan bertanya. Ajak anak untuk mempraktikkannya dimulai dari keluarga seperti sepupu sebayanya.
6. Hindari memaksa anak
Jika anda menemani anak di sekolah atau situasi sosial lainnya, hindari mendorong dan memaksa anak untuk berbicara dengan orang lain. Gunakan cara yang lebih baik misalnya dengan mengajaknya berdiskusi apakah ia mau terlibat dalam pembicaraan temannya. Jika anak setuju, yakinkan ia bisa dengan menerapkan teknik bergaul yang sudah diajarkan.
7. Bicara dengan guru sekolah
Sebaiknya, guru di sekolah tahu situasi yang dialami oleh anak Anda. Diskusikan hal-hal yang dapat dilakukan bersama untuk menolong anak menghadapi fobia sosial. Dengan cara seperti ini, anak mendapat dukungan dari lingkungan di luar keluarga.
Menghadapi anak yang mengalami fobia sosial kadang melelahkan. Jika Anda merasa butuh bantuan, anda dapat berkonsultasi ke psikolog, psikiater, atau pun dokter anak mengenai situasi ini.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar