backup og meta

Kenapa Ada Orang Tidur dengan Mata Terbuka?

Pernahkah Anda melihat seseorang yang tidur dengan mata terbuka atau melek? Mungkin terlihat aneh, tapi memang ada kondisi kelainan pada mata yang menyebabkan mata terbuka ketika tertidur. Amankah bila hal ini terjadi? Ketahui selengkapnya di sini.

Normalkah kalau mata terbuka saat tidur?

tidur dengan mata terbuka

Jawaban singkatnya, tergantung gejala yang Anda alami setelah bangun tidur.

Ketika Anda tertidur, Anda mungkin tidak akan tahu apakah mata Anda tertutup atau terbuka.

Bila saat bangun mata terasa gatal, kering, dan lelah, kemungkinan besar Anda tertidur dengan mata terbuka atau tertutup sebagian. Hal ini sesekali bisa terjadi pada orang yang sehat.

Namun, bila gejala terus muncul setelah bangun tidur, mungkin Anda memiliki gangguan mata bernama nocturnal lagophthalmos atau kelelahan nokturnal.

Kondisi ini cukup jarang terjadi. Diperkirakan hanya sekitar 5% orang dewasa yang tertidur dengan mata terbuka.

Apa gejala lagophthalmos nokturnal?

Setiap orang yang mengalami tidur dengan mata melek umumnya tidak akan menyadari hal ini hingga timbul gejala yang mungkin menandakan kondisi ini.

Selain mata kering dan gatal, ada gejala lain yang bisa terjadi bila Anda mengalami kelelahan nokturnal, seperti berikut ini.

Apa penyebab nocturnal lagophthalmos?

Nocturnal lagophthalmos terjadi akibat kelumpuhan wajah, yaitu pada bagian otot orbicularis di kelopak mata. Kondisi ini bisa bersifat sementara atau permanen.

Penyebabnya bisa berupa:

  • infeksi,
  • stroke,
  • bekas operasi,
  • cedera, ataupun
  • bell’s palsy (kelemahan pada otot wajah).

Pada beberapa kasus, lagophthalmos nokturnal juga bisa terjadi setelah menjalani operasi kelopak mata (blepharoplasty).

Ini merupakan prosedur yang dilakukan untuk menghilangkan kulit berlebih pada kelopak mata bagian atas ketika terjadi penuaan.

Pembedahan ini memang bisa membuat wajah lebih muda, tapi juga memiliki risiko lagophthalmos, terutama jika kulit kelopak mata yang dipotong terlalu banyak.

Namun terkadang, tidur dengan mata terbuka juga bisa menjadi kondisi keturunan di dalam keluarga.

Adakah bahaya bila tidur dengan mata terbuka?

kaki gelisah gangguan tidur

Adakah cara mendeteksi kebiasaan tidur dengan matan terbuka?

Dokter mata biasanya bisa mengenali kondisi mata dari produksi air mata. Berikut beberapa tes yang bisa dilakukan untuk memeriksa air mata.

  • Tes Schirmer, yaitu dengan mengukur jumlah air mata yang dihasilkan oleh mata. Tes dilakukan dengan menempelkan potongan kertas kecil di bawah kelopak mata baik bawah. Setelah beberapa menit, dokter akan menilai seberapa banyak air mata yang keluar.
  • Pemberian obat tetes mata dengan pewarna khusus yang diteteskan pada mata untuk melihat kondisi permukaan mata. Pola noda pada kornea bisa menandakan seberapa lama air mata menguap dari mata.

Bagaimana mengobati tidur dengan mata terbuka?

  • Obat tetes mata, yang diteteskan beberapa kali sehari.
  • Pelembap mata, berupa gel atau balsem, yang dioleskan sebelum tidur pada kornea. Balsem bisa menyebabkan pandangan buram, sehingga sebaiknya hanya digunakan sebelum tidur.
  • Plester hipoalergenik, yang ditempelkan pada kelopak mata untuk membantunya tetap tertutup.
  • Penutup mata, yang digunakan selama tidur untuk membantu mata tetap tertutup.
  • Beban dari emas, yang bisa ditempelkan di luar kelopak mata, atau ditanamkan ke dalam kelopak mata melalui pembedahan. Beban bekerja dengan bantuan gravitasi untuk membantu mata tertutup dengan lebih baik saat berkedip dan tertidur.
  • Lensa kontak untuk scleral (bagian putih mata) atau lensa berpori untuk kornea sebagai pengganti lapisan alami untuk melindungi permukaan mata.

Jika Anda khawatir memiliki kebiasaan tidur melek, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter, khususnya dokter mata. Tidur dengan mata terbuka cukup sulit untuk dideteksi karena gejalanya bisa menyerupai kondisi lain, seperti sindrom mata kering. Efek akibat mata terbuka saat tidur bisa cukup parah. Namun, dengan pengobatan yang tepat, gejala kondisi ini bisa diredakan.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Vásquez, L., & Medel, R. (2014). Lagophthalmos after Facial Palsy: Current Therapeutic Options. Ophthalmic Research52(4), 165-169. https://doi.org/10.1159/000365519

Harthan, J., & Shorter, E. (2018). Therapeutic uses of scleral contact lenses for ocular surface disease: patient selection and special considerations. Clinical OptometryVolume 10, 65-74. https://doi.org/10.2147/opto.s144357

Hamedani, A., & Gold, D. (2017). Eyelid Dysfunction in Neurodegenerative, Neurogenetic, and Neurometabolic Disease. Frontiers In Neurology8. https://doi.org/10.3389/fneur.2017.00329

Yang P, Ko A, Kikkawa D, Korn B. Upper eyelid blepharoplasty: evaluation, treatment, and complication minimization. Semin Plast Surg. 2017;31(1):51-57. https://doi.org/10.1055/s-0037-1598628

Kim K, Graham A, Li W, Radke C, Lin M; Human lacrimal production rate and wetted length of modified Schirmer’s Tear Test strips. Trans. Vis. Sci. Tech. 2019;8(3):40. https://doi.org/10.1167/tvst.8.3.40

Harthan J, Shorter E. Therapeutic uses of scleral contact lenses for ocular surface disease: patient selection and special considerations. Clin Optom (Auckl). 2018;10:65-74. https://doi.org/10.2147/OPTO.S144357

Rai B, Moka S, Sharif F. Nocturnal lagophthalmos: never seen before in hypernatraemic dehydration. BMJ Case Rep. 2014;2014(apr11 1):bcr2013203427-bcr2013203427. https://doi.org/10.1136/bcr-2013-203427

Sleeping with Eyes Open. (2018). Retrieved 3 January 2023, from https://www.aao.org/eye-health/tips-prevention/sleeping-with-eyes-open

Versi Terbaru

27/01/2023

Ditulis oleh Reikha Pratiwi

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto

Diperbarui oleh: Abduraafi Andrian


Artikel Terkait

Posisi Tidur Mana yang Lebih Baik: Telentang, Tengkurap, atau Miring?

Tips Memilih Bantal Terbaik, Sesuai Dengan Posisi Tidur Favorit Anda


Ditinjau oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita · Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Diperbarui 27/01/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan