backup og meta

Berbagai Perubahan yang Terjadi Pada Tubuh Lansia Seiring Bertambahnya Usia

Berbagai Perubahan yang Terjadi Pada Tubuh Lansia Seiring Bertambahnya Usia

Seiring bertambahnya usia, fisik manusia akan mengalami berbagai perubahan alami sebagai bagian dari proses penuaan. Perubahan fisik pada lansia pun tidak hanya sebatas kulit yang mulai mengeriput atau postur tubuh yang membungkuk. Lebih dari itu, berbagai fungsi tubuh juga cenderung menurun. Lantas, apa saja perubahan yang terjadi kesehatan lansia? Ini jawabannya. 

Beberapa perubahan yang terjadi pada lansia 

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, seiring bertambahnya usia, tubuh manusia mengalami berbagai perubahan alami yang tak bisa dihindari. 

Proses penuaan ini memengaruhi hampir setiap aspek kehidupan, mulai dari kondisi fisik, kesehatan, hingga kemampuan mental.

Memahami perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia sangat penting agar kita dapat memberikan perhatian dan perawatan yang sesuai. Berikut ini adalah berbagai perubahan yang umum terjadi pada lansia. 

1. Kulit menjadi kering dan keriput 

kulit tangan

Seiring bertambahnya usia, kulit lansia mengalami berbagai perubahan fisik yang membuatnya tampak lebih kering, keriput, dan rentan terhadap kerusakan. 

Lapisan luar kulit (epidermis) menjadi lebih tipis, sementara produksi kolagen dan elastin yang menjaga kekuatan serta elastisitas kulit menurun. 

Akibatnya, kulit kehilangan kekenyalannya, lebih mudah robek, dan muncul garis-garis keriput. Selain itu, kelenjar minyak (sebaceous) menghasilkan lebih sedikit minyak, terutama pada wanita setelah menopause, sehingga kulit menjadi lebih kering dan sering terasa gatal. 

Perlu Anda ketahui

Paparan sinar matahari bertahun-tahun bisa mempercepat penuaan kulit, merusak kolagen, menyebabkan keriput, kulit kasar, dan bintik cokelat (age spots). Menariknya, orang yang jarang terpapar matahari biasanya terlihat lebih muda dari usianya. Jadi, jangan lupa lindungi kulit Anda!

2. Kepadatan tulang menurun 

Tanda seseorang memasuki usia lansia yang selanjutnya adalah mengalami penurunan kepadatan tulang. 

Melansir Therapeutic Advances in Musculoskeletal, proses penuaan menyebabkan penurunan komposisi, struktur, dan fungsi tulang, sehingga meningkatkan risiko osteoporosis

Osteoporosis ditandai dengan berkurangnya massa, kepadatan, kekuatan tulang yang berkurang, sehingga tulang menjadi rapuh dan lebih mudah patah.

Kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita setelah menopause karena penurunan kadar hormon estrogen dalam tubuh. Selain itu, penyerapan kalsium dan vitamin D yang menurun juga dapat mengalami . 

3. Massa otot berkurang 

Massa otot dan kekuatan tubuh yang berkurang juga bisa menjadi ciri-ciri masa tua yang dialami lansia. 

Hal ini disebabkan oleh berkurangnya aktivitas fisik serta penurunan hormon pertumbuhan dan testosteron yang berperan dalam pembentukan otot. Selain itu, otot juga kehilangan serat yang membuatnya bergerak cepat, sehingga gerakan menjadi lebih lambat. 

Meski begitu, penurunan massa otot akibat penuaan umumnya hanya terjadi sekitar 10–15% sepanjang hidup. 

Kehilangan yang lebih besar biasanya disebabkan oleh penyakit pada lansia atau kurang aktivitas fisik, bukan karena usia semata.

Lansia semakin kurus juga dapat menjadi salah satu tanda penurunan massa otot yang signifikan.

4. Kemampuan penglihatan menurun 

penyebab katarak pada lansia

Ciri-ciri usia lanjut yang selanjutnya adalah kemampuan penglihatan yang menurun. Pada lansia, hal ini terjadi akibat perubahan pada lensa mata dan bagian mata lainnya.

Lensa menjadi lebih kaku, sehingga fokus terhadap benda dekat berkurang (presbiopia), membuat lansia memerlukan kacamata baca. 

Seiring bertambahnya usia, lensa juga dapat menjadi kurang transparan, sehingga lansia membutuhkan cahaya lebih terang untuk melihat jelas. 

Tidak hanya itu, warna pun dapat dipersepsikan secara berbeda karena lensa cenderung menguning seiring bertambahnya usia. 

Pupil pun bereaksi lebih lambat terhadap perubahan cahaya, menyebabkan lansia sulit melihat saat berpindah dari tempat gelap ke terang atau sebaliknya, serta lebih sensitif terhadap silau.

5. Pendengaran berkurang

Sebagian besar perubahan kemampuan dalam mendengarkan kemungkinan besar disebabkan oleh paparan kebisingan seumur hidup dan penuaan. Paparan kebisingan yang keras dari waktu ke waktu merusak kemampuan telinga untuk mendengar.

Namun, beberapa perubahan dalam kemampuan mendengarkan ini pun dapat terjadi seiring bertambahnya usia, terlepas dari paparan lansia terhadap kebisingan yang keras. 

Penyebab perubahan fisik pada lansia satu ini juga dapat terjadi karena beberapa faktor lain, seperti penumpukan kotoran telinga, tumor jinak, hingga penggunaan obat-obatan tertentu. 

6. Penurunan fungsi indera 

Umumnya, saat seseorang memasuki usia 50an, kemampuan untuk mengecap dan mencium mulai berkurang secara bertahap. 

Perubahan fisik yang terjadi pada lansia ini lebih memengaruhi pengecapan rasa manis dan asin daripada rasa pahit dan asam. 

Sedangkan pada kemampuan mencium berkurang terjadi karena lapisan hidung menjadi lebih tipis dan kering, serta ujung saraf di hidung yang memburuk. 

7. Fungsi pencernaan melambat 

Pada lansia, sistem pencernaan biasanya tidak banyak mengalami gangguan dibandingkan organ tubuh lainnya. 

Otot di kerongkongan memang melemah, tapi makanan tetap bisa masuk ke perut dengan baik. Perut mengosongkan makanan lebih lambat dan kapasitasnya berkurang 

Selain itu, tanda seseorang memasuki usia lansia yang selanjutnya adalah mengalami kesulitan mencerna susu karena tubuh kurang menghasilkan enzim laktase. 

Gerakan usus yang melambat seiring bertambahnya usia juga bisa mengakibatkan lansia mengalami sembelit. 

8. Penurunan fungsi paru-paru dan otot pernapasan 

Otot-otot yang digunakan untuk bernapas yaitu diafragma dan otot-otot di antara tulang rusuk cenderung melemah seiring bertambahnya usia. 

Jumlah kantung udara (alveoli) dan kapiler di paru-paru pun berkurang, sehingga penyerapan oksigen sedikit menurun. Paru-paru pun menjadi kurang elastis. 

Biasanya, perubahan ini tidak mengganggu aktivitas sehari-hari, kecuali jika lansia mengalami infeksi seperti pneumonia atau berada di dataran tinggi dengan udara tipis. 

Paru-paru juga lebih rentan terhadap infeksi karena sel-sel pembersih saluran napas melemah, dan refleks batuk yang berfungsi membersihkan paru-paru menjadi kurang kuat. 

9. Penurunan fungsi otak dan sistem saraf 

kesepian pada lansia

Penurunan fungsi otak dan sistem saraf juga menjadi ciri-ciri masa tua yang dialami lansia. Seiring bertambahnya usia, jumlah sel saraf di otak pun akan berkurang. 

Namun, otak bisa beradaptasi dengan membuat hubungan baru antara sel-sel yang tersisa. Bahkan, di beberapa bagian otak, sel saraf baru bisa terbentuk meski sudah lanjut usia. 

Otak juga memiliki cadangan sel lebih banyak dari yang dibutuhkan, sehingga bagian otak lain bisa mengambil alih tugas bagian yang melemah. 

Zat kimia pengirim pesan di otak cenderung menurun, begitu juga aliran darah ke otak. Akibatnya, lansia mungkin lebih lambat merespons atau mengerjakan sesuatu, namun tetap bisa melakukannya dengan baik bila diberi waktu.

10. Daya tahan jantung berkurang 

Seiring bertambahnya usia, jantung dan pembuluh darah menjadi kurang lentur. Akibatnya, jantung lebih lambat terisi darah, dan pembuluh darah lebih kaku sehingga sulit melebar saat aliran darah meningkat. 

Hal ini membuat tekanan darah cenderung naik. Jantung lansia juga tidak secepat dulu dalam merespons kebutuhan tubuh, misalnya saat harus berdetak lebih kencang. 

Walaupun begitu, jantung tetap bisa bekerja dengan baik untuk aktivitas sehari-hari. Perbedaannya baru terasa saat lansia berolahraga atau sedang sakit, karena jantungnya tidak bisa bekerja secepat jantung orang muda.

Untuk membantu mengatasi perubahan fisik pada lansia satu ini, olahraga rutin, makan sehat, dan tidur cukup bisa membantu menjaga jantung tetap kuat.

11. Fungsi ginjal menurun 

Seiring bertambahnya usia, ginjal menjadi lebih kecil karena jumlah selnya berkurang. Aliran darah ke ginjal menurun, sehingga kemampuan ginjal untuk menyaring darah perlahan melemah sejak usia 30 tahun. 

Ginjal juga bisa membuang terlalu banyak air dan terlalu sedikit garam, membuat lansia lebih mudah mengalami dehidrasi.

Tidak hanya itu, perubahan pada saluran kemih juga dapat membuat lansia mengalami kesulitan dalam mengendalikan buang air kecil. 

Kapasitas kandung kemih berkurang, otot kandung kemih bisa berkontraksi tiba-tiba, dan otot pengontrol urine melemah, sehingga lansia lebih sering ingin buang air kecil dan berisiko mengompol.

Itu beberapa perubahan fisik yang bisa terjadi pada lansia. Sampai saat ini memang tidak ada obat yang bisa menghentikan proses penuaan, karena ini adalah hal yang terjadi secara alamiah. 

Akan tetapi, hal tersebut bisa Anda tunda sehingga masa tua Anda bisa dijalani secara sehat. Beberapa cara di antaranya yaitu mengonsumsi makanan sehat, berolahraga rutin, beristirahat cukup, dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala guna mengembalikan daya tahan tubuh lansia

Kesimpulan

Beberapa perubahan fisik yang dapat terjadi pada lansia seiring bertambahnya usia adalah:
  • kulit menjadi kering dan keriput, 
  • kepadatan tulang menurun, 
  • massa otot berkurang, 
  • kemampuan penglihatan menurun, 
  • pendengaran berkurang, 
  • penurunan fungsi indera, 
  • fungsi pencernaan melambat, 
  • penurunan fungsi paru-paru dan otot pernapasan, 
  • penurunan fungsi otak dan sistem saraf, 
  • daya tahan jantung berkurang, serta
  • fungsi ginjal menurun.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Aging changes in skin: MedlinePlus Medical Encyclopedia. (n.d.). Retrieved 14 February 2025, from https://medlineplus.gov/ency/article/004014.htm#:~:text=Aging%20skin%20looks%20thinner%2C%20paler,the%20skin’s%20strength%20and%20elasticity.

Aging changes in the bones – muscles – joints: MedlinePlus Medical Encyclopedia. (n.d.). Retrieved 14 February 2025, from https://medlineplus.gov/ency/article/004015.htm

Demontiero, O., Vidal, C., & Duque, G. (2012). Aging and bone loss: new insights for the clinician. Therapeutic advances in musculoskeletal disease, 4(2), 61–76. Retrieved 14 February 2025, from https://doi.org/10.1177/1759720X11430858

Department of Health & Human Services. (2002). Ageing – muscles bones and joints. Retrieved 14 February 2025, from https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/ageing-muscles-bones-and-joints

Common Age-Related Eye Problems. (2024). Retrieved 14 February 2025, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/common-age-related-eye-problems

Aging changes in organs, tissues, and cells. (n.d.). Retrieved 14 February 2025, from https://ufhealth.org/conditions-and-treatments/aging-changes-in-organs-tissues-and-cells

Older Adults’ Health and Age-Related Changes. (n.d.). Retrieved 14 February 2025, from https://www.apa.org/pi/aging/resources/guides/older

Effects of Aging – OrthoInfo – AAOS. (n.d.). Retrieved 14 February 2025, from https://orthoinfo.aaos.org/en/staying-healthy/effects-of-aging/

Changes in the Body With Aging – Older People’s Health Issues. (n.d.). Retrieved 14 February 2025, from https://www.msdmanuals.com/home/older-people-s-health-issues/the-aging-body/changes-in-the-body-with-aging#Blood-Production_v8968088

Versi Terbaru

14/02/2025

Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto

Diperbarui oleh: Putri Ica Widia Sari


Artikel Terkait

8 Tips Puasa untuk Lansia agar Tetap Sehat dan Bugar

Kenali Tingkat Keparahan Inkontinensia Urine pada Lansia dan Cara Mengatasinya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari · Tanggal diperbarui kemarin

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan