Memasuki usia lanjut, sistem kekebalan tubuh sering kali mengalami penurunan, sehingga lansia lebih rentan terkena berbagai penyakit. Ini termasuk pneumonia. Pneumonia pada lansia bukan sekadar batuk dan demam biasa, tetapi bisa menjadi kondisi yang serius.
Apa saja gejala pneumonia pada orang tua yang perlu diwaspadai? Apakah pneumonia pada lansia bisa sembuh? Ketahui jawabannya melalui ulasan di bawah ini.
Apa gejala pneumonia pada lansia?
Pneumonia atau penyakit paru-paru basah adalah penyakit infeksi pada paru-paru yang terjadi ketika kantung udara di paru-paru (alveoli) terisi bakteri atau nanah.
Penyebab pneumonia pada lansia sama seperti yang terjadi pada kelompok usia lainnya. Infeksi ini bisa disebabkan oleh bakteri seperti Streptococcus pneumoniae, virus seperti influenza atau COVID-19, hingga jamur seperti Histoplasma, Coccidioides, dan Cryptococcus.
Lansia yang memiliki kondisi kesehatan kronis, seperti gangguan paru obstruktif (PPOK) atau penyakit jantung berisiko lebih tinggi terkena pneumonia.
Meski penyebabnya sama, gejala pneumonia pada lansia sering kali berbeda dengan yang dialami kelompok usia muda, dan bahkan bisa lebih sulit dikenali.
Selain gejala umum seperti batuk berdahak, demam, dan sesak napas, ada beberapa gejala lain yang perlu diwaspadai, seperti berikut ini.
1. Kebingungan atau delirium
Melansir dari situs U.S Department of Veterans Affairs, infeksi seperti pneumonia dapat menyebabkan lansia mengalami delirium atau kebingungan.
Hal ini terjadi karena infeksi pada paru-paru dapat mengganggu aliran oksigen ke otak yang akhirnya memengaruhi fungsi otak.
2. Kelelahan ekstrem
Alih-alih mengalami demam tinggi atau batuk, pneumonia pada orang tua bisa ditandai dengan rasa lelah yang ekstrem.
Rasa lelah ini pun bisa terjadi berkepanjangan dan membuat lansia merasa lemas dan lesu, meski telah mendapatkan waktu tidur yang cukup.
3. Penurunan nafsu makan
Orang tua juga dapat mengalami penurunan nafsu makan karena penyakit infeksi, seperti pneumonia.
Nafsu makan yang menurun dapat menyebabkan penurunan berat badan drastis dan kekurangan gizi pada lansia, yang akhirnya memengaruhi energi mereka.
4. Nyeri dada
Pneumonia pada lansia juga dapat menyebabkan nyeri dada saat bernapas hingga batuk.
Gejala ini dapat terjadi sebagai tanda bahwa infeksi telah menyerang paru-paru secara serius atau semakin parah.
5. Merasa lemah atau tidak stabil
Pneumonia menyebabkan peradangan dan pengumpulan cairan di alveoli (kantung udara di paru-paru), yang menghambat pertukaran oksigen.
Ketika paru-paru tidak dapat mengambil oksigen yang cukup, tubuh tidak mendapatkan energi yang diperlukan untuk berfungsi dengan baik, sehingga lansia merasa lemah. Ini juga dapat meningkatkan risiko lansia terjatuh.
Mengingat gejalanya bisa lebih samar daripada kelompok usia lain, pneumonia pada orang tua sering kali mengalami keterlambatan diagnosis dan pengobatan.
Untuk mencegah hal tersebut terjadi, sebaiknya segera konsultasikan kepada dokter bila lansia mengalami kebingungan, nyeri dada, kesulitan bernapas, demam tinggi, atau suhu tubuh yang lebih rendah dari biasanya.
Apa saja pilihan pengobatan untuk pneumonia pada lansia?
Pengobatan pneumonia pada lansia bergantung pada gejala, tingkat keparahan, hingga kesehatan tubuh pasien secara keseluruhan.
Namun, pada beberapa kasus, kondisi ini dapat diobati di rumah.
Bila perlu mendapat perawatan medis, berikut adalah beberapa pengobatan pneumonia pada lansia yang umum dilakukan.
1. Antibiotik
Bila pneumonia disebabkan oleh bakteri, dokter biasanya akan memberikan antibiotik untuk mengatasi kondisi ini.
Jenis antibiotik yang digunakan tergantung pada jenis bakteri yang menyebabkan infeksi dan tingkat keparahan penyakit.
Antibiotik ini dapat diberikan secara oral atau melalui infus. Beberapa contoh antibiotik yang umum diberikan meliputi makrolid, beta-laktam, hingga fluoroquinolones.
2. Antivirus
Bila penyakit pada lansia ini disebabkan oleh virus, seperti pneumonia akibat influenza, maka dokter akan memberikan antivirus untuk meredakan gejalanya.
Dalam kasus flu, antivirus yang umumnya diberikan dokter seperti oseltamivir (Tamiflu), zanamivir (Relanza), atau peramivir (Rapivab).
3. Terapi oksigen
Jika lansia menjalani perawatan di rumah sakit akibat pneumonia, terapi oksigen mungkin dapat digunakan untuk memastikan pasien menerima cukup oksigen.
4. Obat pereda nyeri
Obat-obatan bebas di apotek seperti paracetamol, ibuprofen, dan naproxen juga dapat diberikan untuk meredakan gejala seperti demam atau rasa tidak nyaman.
5. Istirahat yang cukup
Kunci utama dalam pengobatan pneumonia pada orang tua adalah mendapatkan istirahat yang cukup.
Bila harus beraktivitas, sebaiknya hindari untuk melakukan aktivitas secara berlebihan hingga kelelahan. Pastikan juga kebutuhan cairan lansia terpenuhi untuk mencegah dehidrasi.
Berapa lama penyembuhan pneumonia pada lansia?
Adakah cara untuk mencegah pneumonia pada lansia?
Untuk mencegah pneumonia pada lansia, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, di antaranya sebagai berikut.
- Vaksin pneumokokus. Vaksin ini dapat mencegah pneumonia akibat S. pneumoniae. Ada dua jenis vaksin untuk lansia berusia 65 tahun ke atas, yaitu PPSV23 dan PCV13.
- Vaksin influenza. Mengingat pneumonia merupakan komplikasi dari penyakit flu, mendapatkan vaksin influenza setiap tahun juga dapat menjadi cara pencegahan pneumonia.
- Cuci tangan secara teratur. Selalu menjaga kebersihan diri dengan cara mencuci tangan menggunakan air dan sabun, terutama sebelum dan sesudah makan, dapat membantu mencegah berbagai jenis infeksi, termasuk pneumonia pada lansia.
- Terapkan gaya hidup sehat. Menerapkan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi, melakukan olahraga secara teratur, mendapatkan tidur yang cukup, dan menghindari rokok juga dapat mencegah pneumonia serta menjaga sistem kekebalan tubuh tetap kuat.
Yang perlu diingat adalah pneumonia pada lansia adalah penyakit yang tidak boleh dianggap sepele.
Pasalnya, penyakit ini pada lansia sering kali lebih parah dan menjadi salah satu penyebab kematian pada orang tua.
Oleh karena itu, bila lansia mengalami beberapa gejala pneumonia yang telah disebutkan di atas, jangan ragu untuk berkonsultasi kepada dokter guna mendapatkan perawatan yang tepat dan mencegah terjadinya komplikasi pneumonia pada lansia.
Kesimpulan
- Lansia memiliki risiko lebih tinggi terkena pneumonia karena sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah.
- Selain batuk, demam, dan sesak napas, beberapa gejala pneumonia pada orang tua yaitu kebingungan atau delirium, kelelahan ekstrem, inkontinensia urine, penurunan nafsu makan, nyeri dada, hingga rasa lelah.
- Pengobatannya dapat berupa antibiotik, antivirus, terapi oksigen, obat-obatan, hingga istrahat yang cukup.
- Untuk mencegah kondisi ini, lansia bisa mendapatkan vaksin pneumokokus atau vaksin influenza serta cuci tangan teratur hingga menerapkan gaya hidup sehat.
[embed-health-tool-bmi]