Ada banyak hal seputar bayi dalam kandungan yang tentunya membuat Anda sebagai calon ibu penasaran. Salah satunya, Anda mungkin berpikir apakah bayi BAB dalam kandungan? Jika iya, apakah hal tersebut berbahaya dan apa sih yang menyebabkannya? Daripada penasaran, yuk, simak pembahasan berikut!
Apakah semua bayi BAB dalam kandungan?
Ada sejumlah fakta menakjubkan tentang pertumbuhan bayi dalam kandungan, di antaranya seperti ia sudah bisa merasakan getaran-getaran suara dari luar dan merasakan emosi ibunya.
Anda mungkin bertanya-tanya, apakah semua bayi buang air besar (BAB) dalam kandungan? Pada kenyataannya, tidak semua bayi buang air besar dalam kandungan.
Bahkan, perlu Anda ketahui bahwa bila bayi BAB dalam kandungan dapat berbahaya. Mengapa?
Begini, selama di dalam kandungan, bayi membutuhkan berbagai macam membran untuk memenuhi kebutuhannya selama berada di dalam rahim. Salah satunya adalah membran alantois yang membentuk tali pusat.
Di dalam alantois terdapat sejumlah pembuluh darah yang bertugas untuk membawa makanan dan sisa-sisa metabolisme yang kemudian dikeluarkan melalui saluran pembuangan ibu.
Normalnya seperti itu. Namun, pada kasus tertentu, bayi bisa saja BAB sendiri dalam kandungan.
Kondisi ini terjadi jika aliran oksigen pada janin kurang dan bayi mengalami hipoksia, kemudian merangsang aktivasi saraf simpatis dan parasimpatis.
Alhasil, lubang anus terbuka dan keluarlah kotoran. Kotoran yang disebut mekonium ini kemudian mengontaminasi cairan ketuban yang ada di sekeliling bayi.
Akibatnya, janin beresiko mengalami keracunan karena menghirup cairan tersebut. Dalam dunia medis, kondisi ini disebut juga dengan sindrom aspirasi mekonium.
Apa bahayanya bila bayi BAB dalam kandungan?
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bayi yang buang air besar dalam kandungan berisiko mengalami sindrom aspirasi mekonium yang dapat membahayakan janin.
Melansir situs Kids Health, mekonium yang terhirup oleh bayi dapat mengakibatkan kondisi berikut.
- Penyumbatan jalan napas bayi.
- Iritasi dan luka pada jalan napas dan jaringan paru-paru.
- Menghambat surfaktan, yaitu zat lemak yang membantu paru-paru terbuka setelah lahir.
Bayi dapat menghirup mekonium pada saat masih dalam kandungan, sepanjang proses persalinan, atau sesaat setelah lahir.
Ciri bayi BAB dalam kandungan dapat terlihat dari air ketuban yang berwarna hijau kecokelatan dan terdapat mekonium di dalamnya.
Anda juga dapat mengetahui hal ini dari kondisi bayi saat baru lahir. Melansir situs National Library of Medicine, berikut beberapa efek yang ditimbulkannya.
- Warna kulit kebiruan (sianosis) pada bayi.
- Bayi bekerja keras untuk bernapas sehingga mengakibatkan napasnya berisik, mendengus, menggunakan otot ekstra untuk bernapas, dan bernapas dengan cepat.
- Bayi tidak bernapas karena kurangnya kinerja organ pernapasan, atau mengalami napas tercekat (apnea).
- Bayi menjadi lemas saat lahir karena kekurangan oksigen.
Bila menemukan gejala ini pada skrining bayi baru lahir, dokter biasanya segera membawa bayi ke NICU (Neonatal Intensive Care Unit).
Di ruangan tersebut, bayi mendapat bantuan oksigen. Akan tetapi, bila masih kesulitan bernapas ia akan mendapatkan bantuan dari mesin pernapasan (ventilator).