Badan bisa terasa kaku, pegal, dan tidak nyaman selama kehamilan. Jadi, tidak heran bila ibu hamil sering ingin dipijat agar tubuhnya lebih rileks dan tidak tegang. Namun, bolehkan ibu hamil pijat? Seperti apa panduan pijat yang aman? Simak penjelasannya di bawah ini.
Apakah boleh melakukan pijat pada ibu hamil?
Pijat kehamilan dapat membantu mengatasi berbagai keluhan yang dirasakan ibu hamil, seperti badan pegal-pegal, nyeri punggung, bahkan kaki kram.
Ditambah lagi, pijat bisa menjadi salah satu alternatif untuk meredakan rasa tidak nyaman saat Anda tidak boleh mengonsumsi obat pereda nyeri.
Ibu hamil boleh saja melakukan pijat kapan saja pada tiap trimester kehamilan. Teknik ini diketahui dapat mengurangi stres, bengkak pada kaki dan tangan, dan meredakan nyeri otot.
Akan tetapi, dikutip dari American Pregnancy Association, sebagian besar fasilitas pijat menolak untuk memijat ibu hamil muda atau pada trimester pertama kehamilan.
Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya keguguran. Maka dari itu, ada baiknya terapi pijat dilakukan pada trimester kedua atau ketiga.
Perlu diingat, ibu hamil yang punya komplikasi kehamilan atau belum mendapatkan izin dari dokter kandungan sebaiknya tidak melakukan pijat terlebih dahulu.
Pasalnya, belum ada cukup penelitian yang memadai dan bisa membuktikan bahwa pijat pada ibu hamil sepenuhnya aman serta bebas risiko.
Ibu hamil mana yang tidak boleh dipijat?
- risiko kelahiran prematur,
- tekanan darah tinggi,
- preeklampsia,
- diabetes gestasional,
- gangguan pembekuan darah, dan
- kelainan plasenta, seperti plasenta menutupi jalan lahir (plasenta previa).
Manfaat pijat pada ibu hamil
Belum banyak penelitian pendukung yang membuktikan manfaat pijat bagi kesehatan ibu hamil.
Menurut studi dalam Journal of Clinical Medicine (2021), sejauh ini manfaat yang bisa dirasakan saat ibu hamil diurut adalah sebagai berikut.
- Mengurangi tingkat stres, depresi, dan kecemasan.
- Mengatasi nyeri punggung dan kram kaki.
- Meningkatkan aliran darah.
- Meningkatkan respons imun dengan melancarkan sistem limfatik.
- Membantu ibu agar tidur lebih nyenyak.
- Mengurangi risiko kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah pada bayi.
Selain manfaat di atas, pijat saat hamil juga membantu meningkatkan kadar endorfin, oksitosin, serotonin, dan dopamin yang memengaruhi tingkat kebahagiaan.
Pijat kehamilan juga tergolong efektif dalam membantu mengatasi rasa sakit dan meningkatkan pengalaman emosional saat proses melahirkan.
Berbeda dengan pijat kehamilan biasa, terdapat pula pijat perineum yang dilakukan dalam rangka persiapan untuk melahirkan secara normal.
Jenis pijat untuk ibu hamil ini bisa melancarkan persalinan dan mengurangi kebutuhan akan prosedur episiotomi (gunting vagina) pada ibu melahirkan.
Panduan aman pijat untuk ibu hamil
Pijat saat hamil sebenarnya aman asalkan ibu tidak memiliki kehamilan berisiko tinggi dan telah mendapatkan izin dari dokter kandungan sebelumnya.
Meski begitu, penting juga untuk memahami beberapa aturan penting di bawah ini sebelum ibu hamil melakukan pijatan.
1. Lakukan dengan terapis berpengalaman
Pijat sendiri saat hamil bisa berbahaya. Pastikan Anda melakukan pijat dengan terapis atau ahli pijat khusus kehamilan yang sudah berpengalaman dan bersertifikasi.
Terapis atau ahli pijat khusus ibu hamil yang berpengalaman sudah mengetahui titik-titik mana saja yang harus dihindari serta posisi seperti apa yang aman selama kehamilan.
2. Perhatikan usia kandungan
Waktu yang disarankan untuk mulai pijat adalah saat usia kehamilan 12 minggu atau pada awal trimester kedua. Hindari pula melakukan pijat saat trimester pertama kehamilan.
Sangat wajar bagi ibu hamil untuk merasa tidak nyaman pada trimester pertama, sebab tubuhnya belum bisa beradaptasi terhadap perubahan terkait kehamilan.
Biarkanlah tubuh Anda beradaptasi dengan rasa tidak nyaman pada trimester pertama. Saat kondisi Anda dan janin benar-benar stabil pada trimester kedua, berulah Anda bisa melakukan terapi pijat.