backup og meta
Kategori
Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

Perubahan Psikologis Ibu Hamil pada Tiap Trimester Kehamilan

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 01/02/2024

    Perubahan Psikologis Ibu Hamil pada Tiap Trimester Kehamilan

    Kehamilan sering dianggap sebagai perjalanan hidup yang penuh keajaiban. Tak hanya secara fisik, perubahan pada ibu hamil juga bisa memengaruhi aspek psikologis dan emosionalnya. Yuk, kenali berbagai perubahan tersebut dan cara menghadapinya!

    Perubahan psikologis pada tiap tahapan kehamilan

    Berbagai perubahan fisik saat hamil, seperti mual dan muntah hingga mudah lelah, nyatanya juga dapat memengaruhi kesehatan mental ibu hamil.

    Untuk mengetahui perubahan psikologis pada ibu hamil yang berlangsung sepanjang trimester 1, 2, dan 3, simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

    1. Perubahan psikologis pada ibu hamil trimester 1

    mual hamil muda

    Tahapan awal atau trimester 1 terhitung dari pertama haid terakhir sampai akhir minggu ke-13. Fase ini sering disebut juga sebagai fase hamil muda.

    Awal kehamilan sering kali dipenuhi dengan kebahagiaan, sebab inilah momen saat Anda mengetahui bahwa diri Anda sedang mengandung calon buah hati.

    Namun, lonjakan hormon-hormon kehamilan, terutama estrogen dan progesteron, membuat kondisi psikologis Anda bak kapal yang terombang-ambing di tengah lautan.

    Selama trimester 1, Anda akan beradaptasi dengan mual dan muntah yang intens, frekuensi buang air kecil yang lebih sering, dan nyeri payudara yang cukup menguras energi.

    Bahkan menurut American Pregnancy Association, sebagian besar ibu hamil dapat mengalami perubahan suasana hati (mood swing) antara minggu ke-6 hingga ke-10 kehamilan.

    Kondisi janin selama trimester pertama cenderung yang paling rentan. Hal ini bisa menimbulkan rasa takut dan kecemasan, terlebih bila ini merupakan kehamilan pertama Anda.

    2. Perubahan psikologis pada ibu hamil trimester 2

    Trimester 2 berlangsung mulai minggu ke-14 hingga ke-27. Selama fase ini, umumnya tidak ada perubahan psikologis yang signifikan pada ibu hamil.

    Kadar estrogen dan progesteron yang mulai stabil juga membuat keluhan kehamilan menjadi lebih ringan setelah Anda memasuki trimester kedua.

    Tahapan kehamilan ini sering dianggap sebagai periode untuk membangun koneksi antara ibu hamil dengan janin di dalam kandungan.

    Mulai minggu ke-24 kehamilan, janin sudah bisa mendengarkan suara dari lingkungan luar dan menanggapinya. Anda bisa mengajak janin berbicara dan mengamati responsnya.

    Tiap gerakan dan tendangan jabang bayi di dalam kandungan bisa menimbulkan rasa bahagia.

    Akan tetapi, masalah psikologi pada ibu hamil trimester 2 bisa disebabkan oleh perubahan fisik, seperti perut yang makin membesar dan naiknya berat badan sebanyak 1,5–2 kilogram tiap bulannya.

    Perubahan fisik yang pesat ini dapat membuat sebagian ibu hamil merasa kurang percaya diri dan tidak nyaman selama beraktivitas.

    3. Perubahan psikologis pada ibu hamil trimester 3

    Cara Mengatasi Sakit Perut Bagian Bawah Saat Hamil Tua

    Fase hamil tua atau trimester 3 dimulai dari minggu ke-28 sampai bayi lahir, yakni antara minggu ke-37 hingga ke-42.

    Dengan hari perkiraan lahir atau HPL yang makin dekat, Anda mungkin merasa cemas dengan prosedur persalinan atau melahirkan yang tampak menakutkan.

    Tekanan psikologis pada ibu hamil juga bisa muncul akibat perasaan khawatir akan peran sebagai orangtua dan ketidakpastian yang terkait dengan masa depan buah hati.

    Kondisi perut dan janin yang kian membesar juga bisa memicu sakit punggung, nyeri pada kaki dan tangan, serta kontraksi palsu yang ditandai dengan kram ringan pada perut bawah.

    Berbagai hal tersebut akan membuat Anda merasa tidak nyaman dan kewalahan. Akibatnya, mood atau suasana hati ibu hamil tua pun bisa makin memburuk.

    Terlepas dari berbagai tantangan di atas, banyak wanita juga mengalami kegembiraan setelah tahu bahwa buah hatinya akan segera terlahir ke dunia.

    Tips menghadapi perubahan psikologis pada ibu hamil

    Banyak ibu hamil mengesampingkan kebutuhannya sendiri. Padahal, hal ini malah berpotensi meningkatkan risiko gangguan mental saat hamil, seperti stres dan depresi.

    Salah satu cara efektif dalam menghadapi perubahan psikologis pada ibu hamil yakni dengan menerapkan perawatan diri atau self-care.

    Bahkan, penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Women’s Health (2013) menyebutkan bahwa terganggunya self-care meningkatkan risiko depresi pada ibu hamil.

    Berikut adalah beberapa bentuk perawatan diri yang bisa Anda lakukan untuk menghadapi perubahan selama kehamilan.

    • Konsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang, terdiri dari buah-buahan, sayuran, dan protein tanpa lemak.
    • Olahraga ringan, misalnya jalan kaki, senam, atau yoga prenatal untuk meningkatkan mood.
    • Lakukan teknik relaksasi, misalnya meditasi dan latihan pernapasan untuk menenangkan pikiran.
    • Tidur malam yang cukup setidaknya 7–8 jam dan sempatkan untuk tidur siang 15 menit.
    • Lakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin dan minum suplemen vitamin sesuai dengan anjuran dokter.

    Dalam menjaga kehamilan, komunikasi terbuka dengan pasangan dan keluarga bisa memberikan dukungan emosional dan psikologis bagi ibu hamil.

    Mengikuti kelompok pendukung (support group) yang berisikan ibu hamil dengan kondisi yang sama juga membuat Anda bisa saling berbagi pengalaman dan dukungan.

    Jangan ragu berbicara dengan dokter kandungan, bidan, atau konselor kehamilan bila Anda dan pasangan kesulitan dalam menghadapi kondisi psikologis ini.

    Kesimpulan

    • Kondisi psikologis ibu hamil akan berubah seiring tahapan kehamilan.
    • Lonjakan hormon kehamilan pada trimester 1 bisa menimbulkan gejala fisik yang cukup mengganggu dan perubahan suasana hati (mood) yang signifikan.
    • Trimester 2 dianggap sebagai periode stabil ketika ibu hamil membangun koneksi dengan janin dalam kandungan.
    • Tekanan akan kembali meningkat pada trimester 3 bila ibu mengkhawatirkan persalinan dan ketidakpastian akan masa depan bayi setelah lahir.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 01/02/2024

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan