Baik diphendyramine dan chlorpheniramine juga efektif untuk melegakan hidung dan meredakan tenggorokan gatal, bersin-bersin, serta mata berair. Namun, dua obat ini dapat bikin ngantuk sehingga sebaiknya diminum sebelum tidur.
Lagi-lagi, gunakan obat ini secara bijak. Pastikan dosis obat yang Anda minum sesuai dengan aturan pakai. Jika Anda ragu, jangan sungkan untuk berkonsultasi ke dokter atau apoteker.
3. Obat ekspektoran

Pilek yang juga disertai batuk berdahak memang menyebalkan. Nah, obat ekspektoran yang mengandung guaifenesin bisa sekaligus mengatasi dua gejala ini.
Guaifenesin bekerja mengencerkan dan melembutkan lendir di saluran pernapasan sehingga Anda bisa bernapas lebih lega. Guaifenesin juga mengurangi refleks untuk batuk-batuk.
Namun keamanan guaifenesin pada ibu hamil masih menjadi perdebatan. Sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.
4. Cairan saline

Pilihan obat pilek lain yang aman untuk ibu hamil adalah semprotan hidung berisi cairan saline.
Saline adalah larutan garam yang bekerja mengencerkan ingus dan melembapkan saluran pernapasan. Dengan begitu, hidung tidak lagi tersumbat akibat pilek.
Anda bisa mendapatkan obat satu ini di toko obat terdekat tanpa harus pakai resep dokter. Akan tetapi, hati-hati ketika menggunakannya.
Apabila Anda tidak paham cara pakainya, jangan ragu untuk bertanya langsung pada apoteker.
Meski begitu, sebenarnya sejumlah rekomendasi obat pilek di atas hanya membantu meredakan gejalanya agar Anda bisa cepat pulih.
Untuk benar-benar bisa menyembuhkan pilek hingga tuntas, Anda perlu mendapatkan obat antivirus lewat resep dokter.
Aturan minum obat pilek buat ibu hamil

Jika dokter merasa perlu merekomendasikan obat pilek, mereka pasti akan lebih dulu mewanti-wanti ibu hamil untuk mencermati label kemasannya.
Penting untuk mengetahui bahan apa saja yang terkandung terkandung dalam obat serta aturan pakainya.
Sebab, banyak orang yang tidak sadar bahwa obat pilek yang mereka minum sebenarnya mengandung kombinasi dari berbagai macam zat obat sekaligus.
Kebanyakan obat pilek yang dijual di pasaran merupakan kombinasi dari beragam macam obat penghilang gejala.
Misalnya saja dalam satu dosis tablet atau kapsul obat, sudah terkandung zat obat penurun panas, pereda nyeri, antihistamin, dekongestan, dan lainnya.
Hal ini dapat meningkatkan risiko interaksi antar zat obat, juga kemungkinan overdosis.
Risiko overdosis juga bisa muncul jika Anda mengonsumsi banyak obat berbeda dalam satu waktu. Misalnya, baru minum obat penurun demam yang mengandung paracetamol.
Kemudian tidak berapa lama minum lagi obat batuk berdahak yang juga mengandung paracetamol. Tanpa Anda sadari, Anda sudah menggandakan dosis paracetamol yang sebenarnya tidak perlu.
Maka sebaiknya, konsumsi dulu obat tunggal untuk mengatasi satu gejala spesifik sampai baikan baru beralih ke jenis obat lainnya.
Minumlah obat sesuai dengan dosis dan jangka waktu yang dianjurkan. Jangan pernah memperpanjang, menghentikan, menambahkan, atau mengurangi dosis obat sembarangan.
Patokan amannya, jangan memutuskan langsung minum obat apa pun sebelum konsultasi dulu dengan dokter kandungan Anda.
Ingat, apa yang ibu minum dan makan dapat memengaruhi janin dalam kandungannya.
Jika Anda merasa gejala pilek sangat mengganggu dan semakin parah, jangan tunda-tunda untuk berkonsultasi ke dokter.
Alternatif obat pilek ala rumahan

Sebelum langsung meresepkan obat pilek, dokter biasanya akan menganjurkan ibu hamil untuk istirahat dulu.
Anda mungkin juga disarankan untuk memperbanyak minum air putih. Dua kombinasi ‘obat pilek’ rumahan ini terbukti efektif meredakan gejalanya secara alami.
Sementara minum obat pilek dan banyak istirahat, ada baiknya juga bagi ibu hamil untuk mencoba hal-hal berikut untuk meringankan gejala pileknya.
- Berkumur dengan air garam hangat.
- Makan makanan yang sehat.
- Pakai humidifier.
- Menghirup uap panas.