Diare (mencret) adalah salah satu gangguan pencernaan yang kerap menjadi keluhan ibu hamil. Diare saat hamil perlu segera diobati karena berisiko menyebabkan masalah kesehatan pada ibu dan janin. Lantas, apa obat diare atau mencret yang aman untuk ibu hamil? Apakah ada cara lain untuk mengatasi diare pada ibu hamil di rumah? Berikut jawabannya.
Pilihan obat diare yang aman untuk ibu hamil
Diare pada ibu hamil dapat disebabkan oleh banyak hal, mulai dari perubahan hormon, stres, perubahan pola makan, hingga sensitivitas terhadap suatu makanan.
Gejala diare biasanya dapat membaik sendiri dalam 2 hari, meski pada beberapa kasus bisa berlangsung lebih lama.
Jika sudah begini, Ibu perlu cepat minum obat sebagai cara mengatasi diare atau mencret agar tidak berlarut-larut.
Diare yang dibiarkan berhari-hari berisiko membuat ibu hamil lemas berkepanjangan dan mengalami dehidrasi.
Meski begitu, tidak semua obat mencret di apotek aman bagi wanita hamil. Pasalnya, beberapa jenis obat berbahaya jika diminum saat hamil dan berisiko membahayakan janin di setiap trimester kehamilan.
Berikut adalah beberapa pilihan obat diare yang aman dan telah direkomendasikan dokter untuk ibu hamil:
1. Loperamide
Loperamide adalah obat yang memperlambat gerak usus agar menghasilkan feses dalam bentuk lebih padat saat diare.
Maka dari itu, Anda dapat menggunakan obat ini sebagai cara untuk mengatasi diare atau mencret parah pada ibu hamil.
Sampai saat ini, tidak ada penelitian yang menyatakan loperamide dapat membahayakan ibu dan janin di masa kehamilan. Maka dari itu, dokter kemungkinan bisa meresepkan obat diare ini untuk ibu hamil.
Orang dewasa biasanya mendapatkan obat mencret ini dalam bentuk tablet telan, kapsul, sirup, atau tablet kunyah.
Namun, waspadai juga efek samping obat ini yang dapat berupa sakit perut, mulut kering, sulit konsentrasi, mengantuk, pusing, sembelit, hingga mual dan muntah.
Konsultasikan kepada dokter terlebih dahulu mengenai dosis yang tepat untuk kondisi Anda.
2. Kaopectate
Obat diare atau mencret lainnya yang aman untuk ibu hamil adalah kaolin dan pektin (Kaopectate).
Kaolin itu sendiri merupakan sejenis mineral alami, sedangkan pektin adalah jenis sumber serat yang larut air.
BPOM RI mengizinkan obat diare yang mengandung kaolin untuk dijual bebas di pasaran.
Sama seperti loperamide, obat kaolin pektin hanya diberikan untuk ibu hamil apabila diare yang dialami parah (feses yang keluar hanya berupa air).
Selain meringankan gejala, obat diare ini juga bermanfaat untuk mencegah dehidrasi serius.
3. Oralit
Oralit adalah salah satu obat yang aman untuk mengatasi diare pada ibu hamil.
Obat ini mengandung senyawa elektrolit dan mineral seperti natrium klorida, kalium klorida, glukosa anhidrat, natrium bikarbonat, dan trisodium citrate dihydrate.
Kombinasi dari mineral tersebut berfungsi untuk mencegah dan mengatasi dehidrasi akibat cairan tubuh yang hilang saat diare.
Setelah Anda meminumnya, efek oralit sebagai obat mencret untuk ibu hamil mulai terasa sekitar 8—12 jam.
Beberapa ahli meyakini oralit bekerja lebih baik untuk mengatasi diare dibanding hanya minum air mineral.
4. Antibiotik
Apabila diare belum juga sembuh setelah 3 hari, ibu hamil wajib memeriksakan diri ke dokter untuk mencari tahu penyebab dan obat yang tepat.
Kemungkinan besar diare bisa terjadi karena infeksi bakteri atau parasit. Pada kasus ini, dokter akan meresepkan antibiotik sebagai obat diare untuk ibu hamil.
Namun, tidak semua antibiotik aman untuk ibu hamil. Hanya dokter yang dapat menentukan jenis dan dosis antibiotik yang tepat.
Lama waktu minum obat diare selama kehamilan juga akan disampaikan dokter.
Perlu diketahui!
Merek obat diare untuk ibu hamil yang tersedia di apotek
Cara aman mengatasi diare pada ibu hamil selain dengan obat
Diare adalah penyakit yang sebetulnya bisa sembuh sendiri. Hal ini yang membuat dokter biasanya akan menyarankan beberapa hal sebelum meresepkan obat.
Terlebih, ibu hamil juga jadi lebih sensitif dengan obat-obatan karena janin di dalam kandungan.
Biasanya, apabila setelah 2 hari kondisi sudah membaik, ibu hamil tidak perlu lagi minum obat mencret.
Setelah itu, Anda bisa mencoba cara mengatasi diare pada ibu hamil lainnya, seperti berikut ini.
- Minum air yang cukup. Mengutip dari American Pregnancy Association, minum cukup air pada ibu hamil ini berfungsi membantu mengisi ulang kadar cairan elektrolit yang hilang dalam tubuh akibat diare.
- Konsumsi makanan tinggi probiotik. Probiotik dalam bentuk makanan, seperti yoghurt dan tempe, diketahui aman menjadi obat diare yang aman untuk ibu hamil.
- Patuhi pantangan makanan untuk ibu hamil saat diare. Umumnya, makanan untuk ibu hamil yang dihindari saat diare adalah makanan pedas, asam, berlemak, dan digoreng.
- Ketahui makanan saat diare yang boleh dimakan. Dokter mungkin akan merekomendasikan pola makan bernama diet BRAT yang mengharuskan hanya makan pisang, nasi, saus apel, dan roti tawar panggang karena mudah dicerna oleh sistem pencernaan. Setelah diare membaik, Anda boleh menghentikan diet BRAT karena pola makan ini tidak mampu mencukupi kebutuhan gizi ibu hamil dan janin.
- Hentikan pemakaian obat atau suplemen tertentu. Dokter mungkin menganjurkan ibu untuk minum obat atau suplemen tertentu yang ternyata bisa menimbulkan reaksi alergi atau efek samping, seperti diare selama kehamilan. Sebaiknya hentikan dulu konsumsi suplemen tersebut atau ganti dengan yang lebih aman.
Jangan lupa untuk tetap konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter apakah Anda perlu mengganti obat atau suplemen saat hamil.
Kapan harus ke dokter?
Cara rumahan di atas bisa menjadi pilihan utama untuk mengatasi dan mengobati diare pada ibu hamil.
Namun, Anda sebaiknya tidak lupa untuk tetap berkonsultasi kepada dokter apabila merasakan gejala yang semakin parah.
Ini termasuk ketika obat diare atau mencret yang aman untuk ibu hamil tidak cukup efektif.
Anda perlu mengetahui bahwa diare parah yang sampai menyebabkan dehidrasi perlu perawatan di rumah sakit.
Pasalnya, dehidrasi yang berat dapat menyebabkan berbagai komplikasi kehamilan.
Dehidrasi juga bisa menyebabkan janin kekurangan oksigen dan asupan gizi. Ini dapat berakibat fatal bagi perkembangan janin.
Ketika sudah mengalami dehidrasi, minum obat diare atau mencret saja tidak lagi cukup sebagai cara mengatasi diare pada wanita hamil.
Sebaiknya, Anda segera menemui dokter untuk mendapatkan asupan cairan dan penanganan yang tepat.
Gejala dehidrasi pada ibu hamil
Berikut adalah beberapa gejala dehidrasi pada ibu hamil yang perlu Anda waspadai.
- Urine yang pekat
- Mulut kering
- Rasa haus
- Penurunan jumlah urine
- Nyeri kepala dan pusing
[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]