backup og meta
Kategori
Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

Bolehkah Melakukan Waxing Saat Hamil?

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Ajeng Quamila · Tanggal diperbarui 09/09/2022

    Bolehkah Melakukan Waxing Saat Hamil?

    Pada masa kehamilan, banyak perubahan terjadi pada tubuh calon ibu. Salah satu yang terkadang membuat risi adalah cepatnya pertumbuhan rambut halus di tempat-tempat yang tidak biasa. Ambil contoh, bagian dagu, bibir atas, punggung bawah, ketiak, kaki, kemaluan, sampai perut. Wajar jika Anda berpikir untuk melakukan waxing saat hamil. Namun, prosedur perawatan ini aman atau tidak, ya bila ibu lakukan saat hamil?

    Calon ibu boleh waxing saat hamil

    Benarkah ibu hamil boleh melakukan waxing? Mengutip dari NCT, waxing aman untuk ibu hamil.

    Namun, perhatikan bahan krim yang ibu gunakan untuk mengangkat rambut halus. 

    Terkadang ibu hamil bisa mengalami mual karena aroma krim yang terlalu menyengat. Apalagi indra penciuman ibu hamil lebih sensitif dari biasanya. 

    Selain itu, perubahan hormon saat hamil biasanya akan memicu aliran darah berlebih pada area kemaluan. 

    Perubahan kulit ibu selama hamil yang cenderung lebih sensitif dan mudah gatal penyebabnya adalah perubahan hormon dalam tubuh.

    Aliran darah juga mengalir lebih banyak selama kehamilan untuk mencukupi asupan oksigen dan nutrisi janin.

    Ini berarti waxing saat hamil mungkin akan terasa lebih sakit dari biasanya.

    Aliran darah berlebih itu bisa membuat kulit lebih sensitif terhadap rasa sakit. Jadi, tidak masalah bila ingin melakukan waxing saat hamil.

    Hanya saja, kemungkinan ibu akan merasa tidak nyaman pada area yang akan dicabut rambutnya.

    Waxing bisa menyebabkan pembuluh darah kecil di daerah-daerah sensitif pecah. Ini berpotensi dapat dijajah oleh bakteri dan terinfeksi. 

    Meski begitu, tenang saja, bu. Risiko infeksi serius dan komplikasi akibat waxing saat sedang mengandung tergolong kecil jika ibu lakukan dengan hati-hati. 

    Jika terjadi infeksi, biasanya dapat mudah ditangani dengan antibiotik oles.

    Kondisi yang membuat ibu tidak boleh waxing saat hamil

    Walau waxing saat sedang mengandung terbilang aman, ibu tetap perlu memperhatikan beberapa hal.

    Biasanya, terapis di tempat perawatan kulit tidak akan membolehkan ibu untuk melakukan waxing saat hamil ketika mengalami hal ini:

    Bila ibu memiliki salah satu atau beberapa kondisi tersebut, kemungkinan bisa mengalami infeksi bakteri pada kulit jika memaksakan untuk waxing.

    Waxing menggunakan teknik menarik rambut halus pada kulit. Bila ada luka terbuka, ruam, jerawat, atau apapun itu, bisa memicu peradangan saat proses mengangkat rambut halus.

    Cara aman melakukan waxing saat hamil

    Bila ingin melakukan waxing, baik di rumah atau tempat perawatan kulit ibu hamil, ada beberapa hal yang perlu ibu perhatikan. 

    Lakukan uji coba pada sebagian kulit

    Sudah beli krim untuk waxing, tetapi ragu dengan kualitas dan reaksi kulit? Ibu bisa melakukan uji coba pada sebagian kecil permukaan kulit.

    Ibu bisa mencoba produk wax terlebih dulu pada sebagian kecil punggung tangan atau betis.

    Ini dilakukan untuk melihat reaksi kulit dan menentukan, apakah timbul reaksi alergi atau tidak. Jika muncul reaksi negatif, hentikan pemakaian.

    Pastikan lilin waxing tidak terlalu panas

    Saat akan melakukan waxing di rumah, menggunakan peralatan menghilangkan rambut dengan bahan rumahan dari supermarket cukup aman ibu pakai saat hamil. 

    Hanya saja, pastikan lilin wax tidak terlalu panas. Ini mencegah lilin membakar kulit yang terasa menyakitkan sehingga dapat menginfeksi.

    Gunakan losion atau gel penenang kulit

    Waxing adalah cara mengangkat rambut halus pada kulit dengan cara menarik secara paksa. Hal ini bisa memicu peradangan pada kulit ibu hamil yang sensitif.

    Untuk menenangkan kulit setelah melalui proses mencabut rambut, coba gunakan losion atau gel yang meredakan perih pada kulit.

    Ibu bisa memakainya sebelum dan sesudah sesi waxing. Jenis yang bisa ibu pakai seperti gel lidah buaya yang bisa mengurangi kemerahan atau bengkak.

    Periksa kebersihan klinik perawatan kulit

    Bila ibu memutuskan untuk melakukan waxing saat hamil di klinik perawatan kulit, pastikan memilih tempat yang populer dan terjaga kebersihannya.

    Ibu bisa memeriksa apakah klinik tersebut menjaga kebersihan dan terapisnya tidak mendaur ulang penggunaan lilin atau strip waxing bekas pelanggan lain. 

    Daur ulang penggunaan alat-alat waxing bisa memicu penularan infeksi bakteri. 

    Selain itu, mencelupkan aplikator ke wadah lilin berulang kali untuk satu pelanggan juga meningkatkan risiko penularan penyakit kulit.

    Perawatan setelah waxing saat hamil

    Saat ibu sudah selesai waxing, hindari terpapar sinar matahari dan berjemur. Ini perlu ibu lakukan agar terhindar dari masalah kulit, seperti melasma

    Ibu juga sebaiknya menghindari produk kulit yang mengandung parfum agar tidak iritasi. Sebaiknya oleskan pelembap agar kulit ibu terjaga kelembapannya.

    Biasanya, terapis juga menyarankan untuk tidak mandi air hangat dan menggunakan deodoran atau perawatan kulit lainnya beberapa jam setelah waxing.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Ajeng Quamila · Tanggal diperbarui 09/09/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan