backup og meta
Kategori
Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

Kapan Janin Bisa Mendengar di Dalam Kandungan?

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Nimas Mita Etika M · Tanggal diperbarui 25/11/2022

    Kapan Janin Bisa Mendengar di Dalam Kandungan?

    Ketika sedang hamil, mungkin Anda sering kali mengajak berbicara janin yang masih di dalam kandungan. Entah itu menceritakan apa yang sedang terjadi, mengungkapkan perasaan Anda, atau membicarakan hal lain. Janin yang ada di dalam kandungan ternyata bisa mendengar semua suara yang ada di sekitarnya, lho, Bu! Namun, kapan janin bisa mendengar? Simak di sini.

    Benarkah janin bisa mendengar meski di dalam kandungan?

    ibu hamil makan bakaran

    Apakah Anda tahu bahwa bayi yang ada di dalam kandungan Anda tersebut ternyata dapat mendengar suara apapun yang ada di sekitarnya, termasuk ketika Anda mengajaknya berbicara?

    Ya, melansir dari Baby Centre, sebuah penelitian menunjukkan bahwa bayi yang baru lahir langsung dapat belajar mendengar dan membedakan suara serta bahasa yang ada di sekitarnya.

    Sementara penelitian dalam jurnal Acta Paediatrica menyatakan bahwa bayi bisa belajar bahasa ketika berusia sangat dini, bahkan di dalam kandungan.

    Bahkan, bayi yang baru berumur beberapa jam saja kemungkinan sudah dapat membedakan suara di sekitarnya.

    Dalam penelitian ini dikatakan bahwa bayi tersebut dapat membedakan mana bahasa yang dipakai ibunya selama di dalam kandungan dengan bahasa asing yang mungkin baru ia dengar.

    Kapan janin mulai bisa mendengar di dalam kandungan?

    Lalu, pertanyaan selanjutnya adalah kapan janin bisa mendengar? Atau tepatnya di usia berapa janin bisa mulai mendengar?

    Dilansir dari American Academy of Pediatrics, memasuki usia kehamilan sekitar 18 minggu, janin di dalam rahim sudah mulai bisa mendengar suara di dalam tubuh ibu, seperti detak jantung.

    Namun, pertumbuhan organ koklea (organ penting dalam indera pendengaran yang ada di telinga) pada janin baru akan terjadi ketika kehamilan usia 24 minggu.

    Kemudian, seiring dengan perkembangan indra janin yang terus terjadi, sensor pendengaran dan otak mulai berkembang ketika janin berusia 27—29 minggu atau 6—7 bulan.

    Bayi akan mulai bisa mendengar suara dari luar tubuh ibu, seperti suara ibu.

    Saat pertumbuhan dan perkembangan tubuh janin di dalam rahim sudah mencapai tahap yang sempurna, atau disebut juga cukup bulan, kemampuan pendengaran yang dimiliki janin bisa hampir setara dengan kemampuan orang dewasa.

    Penelitian yang dilakukan oleh Pacific Lutheran University ini menyatakan bahwa pada usia kehamilan 10 minggu terakhir, bayi di dalam kandungan mendengar ketika ibu mengajaknya bicara.

    Saat lahir, bayi memberikan respons bahwa ia mengerti apa yang dikatakan ibunya selama di kandungan.  

    Sebanyak 40 bayi perempuan dan laki-laki yang berada di Amerika Serikat dan Swedia dilihat perilakunya ketika mereka masih berumur 30 jam.

    Ketika diberikan rangsangan suara ibu dengan bahasa yang digunakannya sehari-hari, hampir semua bayi memberikan respons.

    Sementara ketika diberikan rangsangan atau stimulasi suara yang menggunakan bahasa asing dan bukan bahasa sehari-hari yang ia dengarkan, maka bayi-bayi tersebut tidak melakukan respons yang sama. 

    Jadi, dapat disimpulkan bahwa kapan janin bisa mulai mendengar ibu ditentukan dari pekembangan masing-masing janin di tiap usia kehamilan.

    Suara-suara yang didengar saat hamil berpengaruh pada perkembangan bayi kelak

    meludah terus saat hamil

    Bayi yang ada di dalam kandungan tidak hanya mengerti dan dapat membedakan bahasa asing dengan bahasa sehari-hari saja.

    Namun, selain mengetahui kapan janin bisa mendengar, Anda juga perlu tahu bahwa suara yang ada di sekitar Anda dapat berdampak bagi kesehatan janin.

    Contohnya, suara keras yang ‘didengar’ janin ketika trimester pertama kehamilan berisiko menimbulkan congestive anomalies atau cacat lahir pada bayi.

    Selain itu, kabarnya kelahiran prematur juga dapat disebabkan oleh paparan suara pada masa kehamilan.

    Ibu hamil yang terpapar suara dengan frekuensi setidaknya 80 dB selama 8 jam per hari rata-rata memiliki risiko melahirkan anak yang prematur.

    Hal ini didukung oleh pernyataan Centers for Disease Control and Preventin (CDC) yang menyatakan bahwa menurut beberapa ahli, ibu hamil tidak boleh sering berada di lingkungan dengan tingkat kebisingan di atas 115 dBA.

    Besarnya suara tersebut kira-kira sekeras gergaji mesin.

    Bagaimana dengan memperdengarkan musik saat hamil?

    Lain hal dengan janin yang selama masa kehamilannya terpapar dengan suara bising.

    Jika sering didengarkan musik saat hamil, seperti musik instrumental dan musik klasik, sejak awal kapan janin bisa mendengar, janin berpotensi memiliki perkembangan kognitif yang lebih baik saat telah lahir.

    Hal ini telah dibuktikan oleh penelitian yang melibatkan 12 orang ibu hamil yang dibagi menjadi dua kelompok.

    Kelompok pertama yaitu kelompok ibu yang memutarkan musik dengan rutin ketika memasuki trimester ketiga, lalu kelompok kedua merupakan kelompok ibu yang tidak memutarkan musik dengan rutin saat hamil.

    Setelah janin lahir, peneliti menemukan bahwa janin ternyata mengingat musik yang diputarkan ketika masih di dalam kandungan.

    Respons diketahui ketika musik yang sering diputarkan ketika hamil, diputarkan kembali saat janin telah lahir dan diukur dengan melakukan elektroensefalogram (EEG), yaitu tes yang dilakukan untuk mengetahui aktivitas otak.

    Hasil pemeriksaan EEG pada janin yang mendapatkan stimulus musik ketika di dalam kandungan menunjukkan adanya tanda aktivitas otak yang mengenali musik tersebut.

    Kemudian, dari penelitian tersebut muncul kesimpulan bahwa janin mengingat suara yang didengarnya dan mungkin berpengaruh pada perkembangan maupun pertumbuhan janin.

    Kesimpulan

    Tidak masalah untuk mendengarkan musik saat hamil, baik untuk ibu hamil maupun memperdengarkannya pada janin. Namun, Anda sebaiknya lebih berhati-hati saat berada di lingkungan yang sangat bising. Ibu hamil dianjurkan untuk menghindari area yang lebih keras dari 115 dBA selama kehamilan sekali pun sudah menggunakan pelindung telinga. Sebab, suara-suara keras tersebut dapat berpengaruh pada perkembangan janin.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Nimas Mita Etika M · Tanggal diperbarui 25/11/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan