Posisi janin dalam kandungan menjadi hal yang perlu diperhatikan menjelang hari persalinan. Ini karena posisi bayi dalam perut Anda akan menentukan prosedur persalinan nantinya.
Lantas, seperti apa saja posisi yang ideal untuk melahirkan? Berikut ini penjelasannya.
Bagaimana posisi janin yang ideal dalam kandungan?
Pada umumnya, dokter akan memberikan Anda lampu hijau untuk melahirkan normal bila posisi kepala bayi sudah ada di bagian bawah kandungan.
Agar proses melahirkan normal atau melalui vagina berjalan dengan mulus dan lancar, janin di dalam kandungan seharusnya berada pada posisi anterior.
Posisi ini juga dikenal dengan nama vertex, cephalic, dan occiput anterior. Biasanya, bayi dalam perut akan berubah ke posisi ini sebelum proses persalinan dimulai.
Sebagai gambaran, bayi dikatakan berada pada posisi anterior ketika kepalanya sudah turun ke area panggul ibu dan menghadap ke bagian belakang atau punggung ibu.
Apabila posisi bayi terletak agak sedikit ke kiri, dokter kandungan atau bidan menyebutnya sebagai oksiput kiri anterior (left occiput anterior).
Namun, bila posisi bayi cenderung agak ke kanan, ini disebut posisi oksiput kanan anterior (right occiput anterior).
Posisi janin dalam kandungan yang kurang ideal
Kadang-kadang, janin di dalam kandungan tidak selalu berada pada posisi yang ideal untuk dilahirkan.
Posisi yang kurang ideal ini biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti bentuk panggul ibu, bentuk kepala bayi, atau kemampuan kontraksi tubuh ibu untuk melahirkan.
Berikut beragam posisi bayi di dalam kandungan yang kurang ideal untuk melahirkan normal.
1. Posisi janin posterior (posterior position)
Dilansir dari situs Cleveland Clinic, posisi posterior adalah kebalikan dari posisi anterior. Janin dengan posisi ini menghadap bagian perut ibu.
Artinya, punggung janin bersandar pada punggung ibu dan posisi kepalanya mengarah ke bawah. Itu alasannya posisi posterior juga disebut sebagai posisi back-to-back (punggung ke punggung).
Posisi janin ini membuat ibu hamil lebih sering mengalami nyeri punggung. Selain itu, proses persalinan bayi dengan posisi ini biasanya juga lebih lama.
Ibu yang menghabiskan waktu untuk duduk atau berbaring lama dapat mengalami kondisi ini.
Dalam kasus lain, ukuran panggul ibu yang sempit juga akan menempatkan bayi pada posisi posterior. Kondisi ini dikenal dengan nama cephalopelvic disproportion.
Meski posisi ini umumnya menyebabkan masalah dalam persalinan, pada kebanyakan kasus, tidak diperlukan intervensi khusus selama proses melahirkan.
Dokter bisa membantu Anda bersalin dengan menggunakan alat forceps ataupun memutar posisi bayi secara manual bila persalinan mengalami hambatan.
Namun, bila hambatan tetap terjadi, operasi caesar tentunya diperlukan agar Anda dapat melahirkan bayi.
2. Posisi brow or face
Dalam posisi brow or face, bagian alis bayi menjadi bagian yang pertama kali memasuki jalan lahir dengan kepala serta leher yang mendongak.
Padahal, posisi kepala bayi dalam rahim semestinya berada di bawah dan bayi meringkuk dengan dagu menempel ke bagian dada.
Dibandingkan dengan posisi posterior, posisi brow or face pada janin cenderung lebih langka. Beberapa faktor yang meningkatkan risikonya yakni:
- ketuban pecah dini,
- ukuran kepala bayi yang besar, dan
- riwayat kondisi yang sama pada persalinan sebelumnya.
Sebagian besar janin yang mengalami posisi ini bisa berpindah ke posisi posterior sebelum ibu benar-benar melahirkan.
Ketika persalinan masih dapat berlanjut sampai ke tahap tersebut, dokter biasanya masih akan mengusahakan persalinan normal.
Sebaliknya, bila proses persalinan dirasa mengalami hambatan, mau tidak mau operasi caesar perlu dilakukan.
3. Posisi janin melintang (transverse)
Posisi melintang adalah horizontal alias tegak lurus dengan jalan lahir. Saat berada pada posisi ini, tentu janin tidak bisa keluar saat persalinan normal.
Bahkan bila tetap dipaksakan, melahirkan normal dengan posisi bayi melintang sangat berisiko menyebabkan jalan lahir robek dan bahkan prolaps tali pusat.
Tidak hanya itu, melahirkan normal dengan letak janin melintang juga dapat mengancam nyawa ibu dan bayi.
Letak janin melintang selama kehamilan hingga sebelum persalinan umumnya belum dianggap membahayakan. Hal ini karena posisi janin bisa berubah kapan saja.
Namun, bila posisi kurang ideal ini terus bertahan hingga detik-detik menuju persalinan, dokter akan menyarankan Anda untuk menjalani operasi caesar.
4. Posisi sungsang
Sungsang adalah kondisi saat bagian bokong bayi dalam kandungan menghadap ke jalan lahir.
Artinya, posisi ini membuat bokong dan kaki bayi keluar terlebih dahulu saat lahir. Tentu hal ini berkebalikan dengan posisi normal saat kepala bayi yang keluar paling awal.
Dikutip dari situs American Pregnancy Association, posisi sungsang dapat mempengaruhi 1 dari 25 bayi atau sekitar 3–4% kehamilan cukup bulan.
Beberapa hal yang meningkatkan risiko posisi bayi sungsang, antara lain:
- kehamilan kedua atau lebih,
- hamil kembar dua atau lebih,
- riwayat melahirkan bayi prematur,
- bentuk rahim abnormal,
- cairan ketuban terlalu banyak atau terlalu sedikit, dan
- plasenta previa, saat plasenta terletak di bagian bawah dan menutupi leher rahim.
Terkadang, bayi sungsang masih bisa berputar ke posisi normal jelang persalinan. Namun, perlu diingat bahwa posisi ini dapat meningkatkan risiko tali pusat melilit leher bayi.
Dokter akan memperhitungkan kemungkinan bayi sungsang untuk dilahirkan secara normal. Jika persalinan normal dianggap cukup berisiko, Anda harus bersiap untuk menjalani operasi caesar.
Macam-macam posisi bayi sungsang
Secara umum, terdapat tiga jenis posisi bayi sungsang dalam kandungan. - Frank breech: saat kedua kaki bayi berada di atas atau tepat di depan wajahnya.
- Complete breech: saat lutut dan kaki bayi menekuk seolah sedang berjongkok.
- Incomplete breech: saat salah satu kaki bayi berada di atas sementara sebelah kakinya lagi menekuk ke bawah.
Kapan kepala bayi berada di bawah?
Ketika janin memutar dan kepalanya berada di bawah, tandanya janin berada pada posisi anterior. Perubahan posisi ini biasanya terjadi pada usia kehamilan 30 minggu.
Waktu terjadinya perubahan posisi ini bisa berbeda-beda. Beberapa bayi mungkin baru mencapai posisi ini di dalam perut ibu saat minggu ke-32, 34, maupun 36.
Yang mungkin perlu dikhawatirkan adalah bila bayi tidak berputar balik hingga usia kehamilan telah melebihi 36 minggu.
Meski begitu, tidak perlu panik bila Anda mengalami kondisi ini. Pasalnya, ada juga bayi yang baru memutar posisinya saat mendekati waktu persalinan.
Selain itu, ada juga beberapa upaya yang bisa Anda lakukan untuk mencegah bayi lahir dalam posisi kurang ideal. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter Anda.
Kesimpulan
- Posisi janin dalam kandungan berdampak signifikan terhadap prosedur persalinan.
- Posisi anterior atau kepala bayi ada di bawah dan menghadap punggung ibu dianggap ideal untuk melahirkan normal.
- Posisi posterior, brow or face, melintang, dan sungsang dapat menyulitkan persalinan. Pada kasus seperti ini, dokter mungkin mengharuskan Anda untuk operasi caesar.
[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]