Mungkin Anda merasa khawatir saat mengalami varises saat hamil, apalagi bila sebelum hamil kulit Anda terlihat baik-baik saja.
Namun, Anda tidak perlu khawatir berlebihan. Melalui perawatan yang tepat, varises yang Anda alami selama masa kehamilan bisa dihilangkan dengan aman.
Apa itu varises saat hamil?
Varises adalah pembuluh darah vena yang membengkak dan menonjol hingga tampak pada permukaan kulit.
Pembuluh darah vena yang berwarna biru, merah, atau ungu ini terlihat berlekuk seperti tali dan kebanyakan muncul pada area kaki.
Dilansir dari American Pregnancy Association, varises pada ibu hamil tidak hanya muncul pada area kaki, tetapi juga panggul bagian bawah sampai area vagina.
Pembengkakan pembuluh darah ini bahkan bisa terbentuk pada rektum. Inilah yang biasanya disebut sebagai wasir.
Meski begitu, Anda tidak perlu khawatir. Varises merupakan salah satu keluhan umum pada ibu hamil dan akan menghilang dengan sendirinya setelah Anda melahirkan.
Berapa banyak ibu hamil yang mengalami varises?
Sebuah uji acak terkontrol pada 70 wanita hamil berusia 25–45 tahun yang dimuat dalam jurnal Biomedicine (2023) menemukan 57,14% ibu hamil mengalami varises pada trimester ketiga. Keparahan varises cenderung makin meningkat pada wanita yang berusia lebih tua. Tanda dan gejala varises saat hamil
Berikut ini adalah beberapa tanda dan gejala yang biasanya dialami ibu hamil dengan varises.
- Kaki terasa berat seperti ada tekanan.
- Pergelangan kaki bengkak.
- Kram otot, terutama pada area kaki.
- Kaki terasa berdenyut.
- Rasa gatal atau kering pada kulit di sekitar varises.
- Munculnya pembuluh darah yang bergelombang pada permukaan kulit.
Kemungkinan gejala memburuk saat cuaca hangat atau jika ibu hamil terlalu lama berdiri. Untuk mengatasinya, Anda dapat berjalan kaki serta melakukan peregangan.
Jika Anda merasa khawatir dengan perubahan tubuh akibat varises, tidak ada salahnya untuk melakukan pemeriksaan kehamilan dengan dokter.
Penyebab varises saat hamil
Penyebab varises adalah gangguan pada katup pembuluh darah vena. Hal ini akan mengganggu aliran darah sehingga darah pun menumpuk dan menyebabkan pembengkakan pada pembuluh darah.
Selama masa kehamilan, tubuh ibu akan menghasilkan lebih banyak darah dari biasanya untuk mendukung perkembangan janin.
Volume darah yang lebih besar akan turut meningkatkan aliran darah. Selain itu, perkembangan janin dan rahim juga dapat memberikan tekanan pada pembuluh darah.
Peningkatan volume darah ke area panggul dan terhambatnya aliran darah pada area vagina juga bisa menjadi penyebab varises pada vagina saat hamil.
Faktor risiko varises saat hamil
Perlu diketahui bahwa perubahan hormon dapat memperlambat kembalinya darah ke jantung.
Alhasil, pembuluh darah kecil pada area panggul dan kaki pun membengkak dan terbentuklah varises.
Tak hanya karena volume darah serta perubahan hormon, beberapa faktor lain yang mungkin meningkatkan risiko varises saat hamil meliputi:
- faktor keturunan,
- berat badan bayi dalam kandungan,
- kelebihan berat badan, dan
- terlalu lama berdiri saat beraktivitas.
Diagnosis varises saat hamil
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mendiagnosis varises selama kehamilan. Tidak hanya melihat pembengkakan, dokter juga akan bertanya mengenai gejala yang Anda rasakan.
Pada kondisi tertentu, tidak menutup kemungkinan dokter juga akan melakukan tes ultrasound (USG).
Tes pencitraan tersebut akan memperlihatkan kondisi katup pembuluh darah sehingga dokter dapat mendeteksi keberadaan gangguan pembekuan darah.
Pengobatan varises saat hamil
Varises saat hamil kemungkinan besar menghilang setelah Anda melahirkan, bahkan tanpa pengobatan maupun perawatan tertentu.
Sebagian besar wanita membutuhkan waktu sekitar 3–12 bulan tanpa perawatan medis sampai pembuluh darah yang menonjol benar-benar menghilang.
Namun, jika varises tidak kunjung membaik setelah melahirkan, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter untuk melakukan cara menghilangkan varises seperti di bawah ini.
- Perawatan laser: penggunaan sinar laser untuk membuat pembuluh darah vena yang menonjol perlahan memudar dan menghilang.
- Skleroterapi: terapi dengan menyuntikkan larutan garam konsentrasi tinggi ke dalam varises untuk menutup pembuluh darah hingga bekas luka.
- Radio frekuensi: penggunaan suhu panas untuk menghancurkan varises berukuran besar sekaligus menutup rapat vena.
- Operasi endoskopi: pembedahan untuk mengangkat jaringan pembuluh darah vena yang rusak, biasanya dilakukan saat varises sudah menjadi borok.
Pencegahan varises saat hamil
Tidak semua ibu hamil mengalami varises. Namun, bila anggota keluarga Anda memiliki varises selama kehamilan, ada kemungkinan Anda akan mengalami hal serupa.
Jika Anda memiliki varises selama kehamilan, beberapa cara di bawah ini dapat membantu mengurangi rasa nyeri dan mencegahnya bertambah parah.
- Meninggikan atau menopang kaki sesering mungkin.
- Tidak menyilangkan kaki saat duduk.
- Lebih sering beristirahat.
- Rutin melakukan peregangan saat duduk atau berdiri lama.
- Tidur pada sisi kiri untuk menjaga tekanan pada pembuluh darah.
- Menggunakan alas kaki atau sepatu yang nyaman.
- Menjaga berat badan sesuai dengan anjuran dokter.
- Melakukan olahraga rutin yang diperbolehkan oleh dokter.
- Mengurangi konsumsi natrium.
Keberadaan varises mungkin membuat tampilan kaki Anda tidak enak dipandang. Namun, Anda tak perlu khawatir sebab kondisi ini tidak membahayakan janin Anda.
Pastikan Anda tetap melakukan aktivitas seperti biasa karena sirkulasi darah yang baik dalam tubuh dapat membantu mengurangi dan meredakan pembengkakan.
Kesimpulan
- Varises adalah pembengkakan dan pembesaran pada pembuluh darah vena.
- Keluhan yang umum terjadi pada ibu hamil ini bisa disebabkan oleh perubahan hormon, peningkatan volume darah, dan tekanan dari janin.
- Gejala varises saat hamil antara lain kaki terasa berat, bengkak, kram otot, dan kulit kering.
- Sebagian besar varises akan hilang dalam 3–12 bulan setelah melahirkan. Perawatan seperti skleroterapi atau terapi laser juga membantu memudarkan tampilan varises.
[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]