backup og meta
Kategori

3

Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

8 Risiko Ibu Kelebihan Berat Badan saat Hamil, Apakah Berbahaya?

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Atifa Adlina · Tanggal diperbarui 11/07/2021

    8 Risiko Ibu Kelebihan Berat Badan saat Hamil, Apakah Berbahaya?

    Kehamilan yang sehat dan tanpa gangguan menjadi harapan sebagian besar wanita. Namun, tak menutup kemungkinan ada kondisi yang bisa memengaruhi kesehatan seperti kelebihan berat badan saat hamil. Apa saja risiko yang bisa terjadi dan bagaimana cara menjaga agar tubuh tetap sehat? Simak penjelasan lengkapnya di sini.

    Risiko kelebihan berat badan saat hamil

    kelebihan berat badan saat hamil

    Memiliki berat badan yang ideal sebelum hamil menjadi salah satu hal yang bisa ibu lakukan untuk mencegah komplikasi kehamilan.

    Mengutip dari Mayo Clinic, memiliki indeks massa tubuh (BMI) tinggi saat hamil mempunyai efek yang cukup besar untuk kesehatan ibu dan juga bayi dalam kandungan.

    Hal ini karena berat badan dapat memengaruhi status gizi dan juga kesehatan saat hamil. Maka dari itu, tidak ada salahnya bagi Anda untuk menjaga berat badan saat merencanakan kehamilan.

    Berikut adalah kemungkinan risiko hingga komplikasi kehamilan bagi ibu dan bayi ketika Anda mengalami kelebihan berat badan atau obesitas saat hamil.

    1. Diabetes gestasional

    Pada pemeriksaan kehamilan, ada kemungkinan dokter akan mendiagnosis apakah ada gejala diabetes gestasional atau tidak.

    Walaupun umum terjadi saat hamil, ini bisa membuat ibu mengalami resitensi insulin serta berisiko lebih tinggi terkena diabetes setelah melahirkan.

    2. Preeklamsia

    Risiko lainnya dari kelebihan berat saat hamil adalah terjadinya preeklamsia. Gangguan tekanan darah tinggi ini tergolong cukup serius karena bisa memengaruhi kondisi tubuh.

    Selain tekanan darah, organ lainnya seperti ginjal dan hati juga mungkin tidak berfungsi dengan baik.

    3. Sleep apnea

    Kelebihan berat badan atau obesitas pada masa kehamilan juga berhubungan dengan kondisi gangguan tidur seperti sleep apnea.

    Kondisi ini dapat membuat ibu menjadi lebih cepat lelah, mengalami tekanan darah tinggi, hingga gangguan jantung dan juga paru-paru.

    4. Keguguran

    Wanita yang mempunyai kondisi kelebihan berat badan saat hamil mempunyai risiko lebih tinggi mengalami keguguran. Yaitu, bayi meninggal sebelum usia kehamilan mencapai 20 minggu.

    5. Stillbirth

    Obesitas saat hamil juga meningkatkan risiko ibu mengalami stillbirth. Yaitu, kondisi saat bayi meninggal dalam rahim setelah usia kehamilan 20 minggu.

    Peningkatan berat badan ini juga berkaitan hampir sekitar 25% bayi lahir mati yang terjadi pada usia kehamilan 37 – 42 minggu.

    6. Bayi lahir prematur

    Kelahiran bayi prematur juga bisa terjadi apabila kelebihan berat badan saat hamil berkaitan dengan preeklamsia.

    Hal ini karena preeklamsia dapat menjadi penyebab terhambatnya nutrisi ke janin yang bisa mengganggu perkembangan.

    7. Makrosomia

    Selain pada ibu, kelebihan berat badan saat hamil juga dapat memengaruhi pertumbuhan bayi dalam kandungan.

    Kondisi ini disebut sebagai makrosomia, yaitu bayi baru lahir yang jauh lebih besar dari rata-rata sehingga berisiko mengalami cedera dan masalah kesehatan lainnya.

    8. Penggumpalan darah

    Masalah penggumpalan darah yang berbahaya dari kondisi kelebihan berat badan pada masa kehamilan adalah tromboemboli vena.

    Ini adalah kondisi ketika gumpalan darah pecah dan mengalir ke organ tubuh lainnya seperti otak, paru-paru, hingga jantung.

    Penambahan berat badan yang umum saat hamil

    Meskipun ibu mengalami kelebihan berat badan saat hamil, Anda tetap perlu menaikkan berat badan sesuai dengan kebutuhan gizi serta anjuran dokter.

    Berikut adalah pedoman penambahan berat badan saat hamil yang dianjurkan, di antaranya adalah:

    • Kondisi kehamilan underweight, penambahan berat badan sekitar 12 – 18 kg.
    • Hamil dengan berat badan ideal, penambahan berat badan sekitar 11 – 15 kg.
    • Hamil dengan overweight, penambahan berat badan sekitar 6 – 11 kg.

    Ibu hamil tidak perlu fokus untuk menurunkan berat badan. Hal yang terpenting adalah bagaimana menjaga kehamilan tetap sehat walaupun dengan kondisi obesitas atau kelebihan berat badan.

    Apabila Anda mencoba menurunkan berat badan saat hamil tanpa pantauan dokter, bisa menimbulkan risiko serta komplikasi kehamilan lainnya.

    Cara menjaga kesehatan tubuh saat hamil

    kelebihan berat badan saat hamil

    Masalah kelebihan berat badan saat hamil ini dapat terjadi pada siapa saja. Walaupun mempunyai risiko, Anda tidak boleh merasa patah semangat atau khawatir berlebihan.

    Apalagi, ibu dengan kondisi obesitas juga tetap bisa mempunyai kehamilan yang sehat. Ini membutuhkan pantauan dokter baik dari segi makanan hingga aktivitas fisik.

    Berikut adalah cara yang bisa Anda lakukan untuk tetap menjaga kesehatan walaupun dengan kondisi kelebihan berat badan saat hamil, seperti:

    1. Melakukan pemeriksaan kehamilan

    Perawatan prenatal adalah perawatan medis yang bisa ibu dapatkan selama kehamilan. Walaupun Anda merasa baik-baik saja, tetap berkonsultasi dengan dokter secara rutin.

    Anda perlu melakukannya untuk pemeriksaan tes skrining glukosa, berat badan, serta USG.

    2. Mengonsumsi makanan sehat

    Konsultasikan pula dengan dokter mengenai nutrisi dan gizi yang tepat agar tidak meningkatkan risiko kelebihan berat badan saat hamil.

    Perhatikan pula makanan sehat untuk ibu hamil agar kandungan protein, kalsium, zat besi, hingga vitamin tercukupi

    Jika Anda sering merasa lapar, lebih baik bagi jadwal makan menjadi lebih sering tetapi dengan kebutuhan kalori yang sama.

    3. Melakukan aktivitas fisik

    Jangan lupa bahwa saat hamil bukan berarti ibu mengurangi segala aktivitas fisik. Konsultasikan pula dengan dokter mengenai aktivitas serta olahraga yang baik saat hamil.

    Dalam kondisi kelebihan berat badan saat hamil, Anda bisa mulai dengan latihan seperti berjalan kaki atau berenang 5 – 10 menit dalam sehari.

    Kebiasaan ini perlu Anda latih hingga bisa tetap aktif setidaknya selama 30 menit dalam sehari.

    Catatan

    Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Atifa Adlina · Tanggal diperbarui 11/07/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan