backup og meta

Preeklampsia Berat (PEB)

Preeklampsia Berat (PEB)

Selama kehamilan, ibu harus rutin memeriksakan kandungannya ke dokter. Pasalnya, ada banyak komplikasi kehamilan yang bisa terjadi, salah satunya preeklampsia berat (PEB). Yuk, pelajari kondisi ini lebih dalam agar Anda lebih waspada!

Apa itu preeklampsia berat (PEB)?

Preeklampsia (preeclampsia) atau preeklamsia umumnya didefinisikan sebagai kondisi meningkatnya tekanan darah (hipertensi) dan adanya protein dalam urine pada ibu hamil (proteinuria).

Sementara preeklampsia berat (PEB) atau severe preeclampsia adalah peningkatan tekanan darah sekurang-kurangnya 160 mmHg sistolik atau 110 mmHg diastolik disertai gangguan pada banyak sistem tubuh pada usia kehamilan 20 minggu atau lebih. 

Menurut situs Cleveland Clinic, preeklampsia parah dapat diikuti penurunan fungsi ginjal atau hati serta penumpukan cairan di dalam paru-paru (edema paru).

Adanya masalah kesehatan lain yang serius inilah yang menandakan status “berat” pada kondisi preeklampsia.

Seberapa umumkah preeklampsia berat (PEB)?

Berdasarkan situs Sehat Negeriku yang dikelola oleh Kemenkes RI, angka kematian ibu pada tahun 2022 mencapai 4.005 dan pada tahun 2023 meningkat menjadi 4.129. 

Penyebab kematian pada ibu bersalin terbanyak di Indonesia adalah preeklampsia dan eklampsia (kondisi lanjutan berupa kejang preeklampsia yang tidak terkontrol).

Meski tidak diketahui secara pasti seberapa besar kasus preeklampsia berat, banyaknya jumlah ibu hamil yang meninggal menunjukkan keparahan kondisi preeklampsia yang dialami. 

Tanda dan gejala preeklampsia berat (PEB)

hipertensi pada ibu hamil

Penelitian pada International Journal of Women’s Health (2017) menyebutkan gejala preeklamsia parah adalah darurat hipertensi.

Kondisi ini ditandai dengan tekanan darah mencapai 160 mmHg sistolik atau 110 mmHg diastolik. Hipertensi saat hamil ini dapat merusak pembuluh darah dan organ tubuh, seperti jantung, otak, ginjal, dan mata.

Selain itu, berikut gejala preeklampsia berat (PEB) dalam kehamilan dengan masalah sistem tubuh yang juga terjadi bersamaan.

  • Proteinuria. Adanya protein pada urine dapat menimbulkan gejala pembengkakan wajah, perut, dan pergelangan kaki, serta kelelahan.
  • Edema paru-paru. Penumpukan cairan di dalam paru-paru sering kali menimbulkan gejala tubuh mudah lelah, napas pendek saat beraktivitas, atau sesak napas. 
  • Penurunan fungsi ginjal atau hati. Ibu hamil mungkin hanya memproduksi sedikit urine atau tidak ada urine sama sekali. Kondisi ini juga kerap disertai kelelahan dan feses berwarna hitam.
  • Trombositopenia. Kadar trombosit darah yang rendah dapat menimbulkan perdarahan, termasuk mimisan, gusi berdarah, atau hematuria (darah pada dalam urine).
  • Gejala lainnya. Kondisi lain yang dapat terjadi meliputi sakit kepala parah, nyeri epigastrik (nyeri pada tengah perut bagian atas), atau indeks darah biokimia/hematologi yang tidak teratur.

Setiap ibu hamil yang mengalami PEB dapat menunjukkan gejala yang berbeda-beda, tergantung pada organ mana yang bermasalah.

Bila Anda mengalami gejala yang disebutkan di atas, segera periksakan diri ke dokter. Dengan begitu, Anda bisa mendapatkan penanganan yang tepat lebih cepat. 

Penyebab preeklampsia berat (PEB)

Hingga kini, penyebab preeklampsia parah belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, beberapa ahli berpendapat bahwa kondisi ini ada hubungannya dengan masalah suplai darah ke plasenta.

Faktor risiko preeklampsia berat (PEB)

Anda mungkin berisiko tinggi terkena preeklampsia jika memiliki kondisi berikut.

  • Riwayat tekanan darah tinggi, penyakit ginjal, atau diabetes.
  • Janin kembar dua, kembar tiga, atau lebih.
  • Kondisi autoimun seperti lupus.
  • Preeklamsia pada kehamilan sebelumnya.

Anda kemungkinan berisiko sedang terkena preeklampsia berat bila:

  • hamil untuk pertama kalinya,
  • mengalami obesitas,
  • hamil pada usia 35 tahun lebih,
  • memiliki riwayat keluarga dengan preeklampsia, dan
  • mengalami komplikasi pada kehamilan sebelumnya, seperti berat badan lahir rendah.

Bagaimana preeklampsia berat (PEB) didiagnosis?

penyebab preeklampsia

Bila dokter mencurigai Anda mengalami PEB, Anda mungkin akan diminta menjalani berbagai tes kesehatan berikut:

  • Tes darah tambahan untuk memeriksa fungsi ginjal dan hati.
  • Pemeriksaan urine dalam 24 jam untuk mendeteksi proteinuria.
  • USG dan pemantauan janin lainnya untuk melihat ukuran janin dan menilai volume cairan ketuban.

Diagnosis preeklampsia berat ditegakkan bila Anda memiliki tanda-tanda preeklampsia ringan disertai dengan gangguan pada ginjal atau hati dan masalah kesehatan lainnya yang serius.

Komplikasi preeklampsia berat (PEB)

Jika tidak diobati, preeklampsia parah dapat berakibat fatal bagi ibu hamil dan janin. Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan hati yang parah serta mengganggu fungsi otak. 

Beberapa komplikasi paling serius bagi ibu hamil, di antaranya:

  • kejang,
  • eklamsia,
  • koma, dan
  • stroke.

Preeklampsia berat dapat menyebabkan sindrom HELLP (hemolisis, peningkatan enzim hati, dan jumlah trombosit rendah).

Kondisi ini terjadi ketika preeklamsia merusak hati dan sel darah merah serta mengganggu pembekuan darah.

Sementara pada janin, PEB dapat menyebabkan:

  • bayi lahir mati,
  • bayi lahir prematur,
  • bayi lahir dengan berat badan rendah,
  • sindrom gangguan pernapasan, dan
  • solusio plasenta (sebagian atau keseluruhan plasenta lepas dari dinding rahim sebelum waktunya).

Pengobatan preeklampsia berat (PEB)

Pengobatan preeklampsia parah (PEB) disesuaikan dengan keparahan gejala yang dialami serta usia kehamilan.

Berikut berbagai perawatan yang direkomendasikan dokter untuk ibu hamil yang mengalami preeklampsia parah.

1. Pemberian obat antihipertensi

Dokter mungkin akan meresepkan obat antihipertensi yang aman untuk janin, antara lain metildopa serta obat-obatan calcium-channel blocker, seperti nifedipine.

2. Pengawasan ketat

Jika Anda mengalami preeklamsia parah saat didiagnosis, Anda akan dirawat di rumah sakit untuk menjalani pemantauan ketat hingga bayi dilahirkan. 

Pemantauan dilakukan secara ketat selama sisa kehamilan Anda. Tujuannya untuk memperpanjang kehamilan selama mungkin agar janin dapat tumbuh dan berkembang.

Selama persalinan, dokter mungkin akan memberikan magnesium sulfat untuk mencegah eklamsia (kejang akibat preeklamsia).

3. Persalinan lebih awal

Jika usia kehamilan Anda hampir mencapai cukup bulan (kehamilan 37 minggu), dokter mungkin akan menyarankan persalinan lebih awal. Biasanya, metode operasi caesar menjadi pilihan. 

Namun, perawatan PEB ini dilakukan ketika kondisi ibu hamil stabil. Kemudian, ibu dan bayi harus menjalani rawat inap dilanjutkan dengan rawat jalan. 

Bila preeklampsia berat diketahui saat usia kehamilan 34 minggu, ibu harus diberikan steroid untuk merangsang pematangan paru janin dan persalinan tidak boleh ditunda.

Pencegahan preeklampsia berat (PEB)

gejala preeklamsia tanda preeklampsia

Bila Anda memiliki faktor risiko preeklampsia, dokter mungkin menyarankan untuk mulai mengonsumsi aspirin pada awal kehamilan (sekitar 12 minggu kehamilan). Jangan mulai mengonsumsi aspirin tanpa pengawasan dokter.

Selain itu, Anda juga perlu menerapkan tindakan pencegahan PEB dalam kehamilan melalui langkah-langkah berikut.

  • Menurunkan berat badan jika Anda mengalami obesitas sebelum hamil.
  • Mengelola tekanan darah dan gula darah jika Anda memiliki tekanan darah tinggi atau diabetes sebelum kehamilan.
  • Rutin olahraga dan aktif bergerak.
  • Tidur yang cukup.
  • Mengonsumsi makanan sehat yang rendah garam dan menghindari kafein.
  • Melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.

Itulah yang perlu Anda ketahui seputar preeklampsia berat (PEB) yang membahayakan kesehatan ibu hamil dan janin.

Mengetahui gejala dan perawatannya akan membantu Anda untuk lebih waspada bila sewaktu-waktu kondisi ini terjadi.

Kesimpulan

  • Preeklampsia berat (PEB) adalah peningkatan tekanan darah disertai gangguan pada banyak sistem tubuh pada usia kehamilan 20 minggu atau lebih.
  • Penyebab PEB belum diketahui secara pasti, tetapi kondisi ini diduga berkaitan dengan masalah suplai darah ke plasenta.
  • Jika Anda mengalami gejala PEB, dokter dapat merekomendasikan pengawasan ketat, pemberian obat antihipertensi, dan persalinan lebih awal.

[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Ngwenya S. (2017). Severe preeclampsia and eclampsia: incidence, complications, and perinatal outcomes at a low-resource setting, Mpilo Central Hospital, Bulawayo, Zimbabwe. International journal of women’s health, 9, 353–357. https://doi.org/10.2147/IJWH.S131934

Karrar SA, Martingano DJ, Hong PL. Preeclampsia. [Updated 2024 Feb 25]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK570611/

Dewiyanti, K. (2022). Determinan Kejadian Preeklampsia Berat pada Ibu Hamil di RSUD Umbu Bara Meha Waingapu Tahun 2020. Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Retrieved 19 September 2024, from http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/10731/4/Chapter%202.pdf 

Alvionita, S. F. (2014). Asuhan Kebidanan pada Ibu dengan Preeklampsia Berat (PEB) (Studi Kasus di RB Al-Hazmi Sidoarjo). UM Surabaya Repository. Retrieved 19 September 2024, from https://repository.um-surabaya.ac.id/347/3/BAB_2.pdf

Utamakan Keselamatan Ibu, Sehat Negeriku. (2024). Retrieved 19 September 2024, from https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/blog/20240125/3444846/utamakan-keselamatan-ibu/ 

Preeclampsia: Knowing the Signs. (2024). Cleveland Clinic. Retrieved 19 September 2024, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17952-preeclampsia 

Proteinuria: Causes, symptoms, tests & treatment. (2024). Cleveland Clinic. Retrieved 19 September 2024, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/16428-proteinuria

Hypertensive crisis: What are the symptoms?. (2024). Mayo Clinic. Retrieved 19 September 2024, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/high-blood-pressure/expert-answers/hypertensive-crisis/faq-20058491 

Versi Terbaru

30/09/2024

Ditulis oleh Aprinda Puji

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Konsepsi Kehamilan dan Tips Meningkatkan Kesuksesannya

Sindrom HELLP, Komplikasi Kehamilan yang Harus Diwaspadai


Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 30/09/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan