Berbeda dengan hipertensi kronik, hipertensi gestasional baru terjadi setelah 20 minggu masa kehamilan.
Kondisi ini dapat bervariasi antara setiap wanita, dari yang ringan sampai yang berat.
Penanganan hipertensi gestasional perlu disesuaikan dengan tingkat keparahannya masing-masing.
Menurut American College of Obstetrics and Gynecologists (ACOG), wanita yang hipertensinya ringan, tekanan darahnya dapat normal kembali setelah melahirkan tanpa perlu penanganan khusus.
Namun pada kasus yang parah, hipertensi saat hamil dapat menyebabkan preeklampsia sehingga perlu segera diatasi.
Berikut beberapa cara menurunkan tekanan darah tinggi pada ibu hamil yang dianjurkan.
1. Minum obat-obatan
Untuk mengontrol tekanan darah selama hamil, dokter akan memberikan obat-obatan penurun tensi. Dosis obat ini perlu disesuaikan dengan kondisi Anda.
Oleh karena itu, sebaiknya Anda tidak mengonsumsinya tanpa resep dokter.
Pastikan untuk terus mengontrol dosis obat Anda secara rutin. Jangan memulai atau pun berhenti minum obat tersebut tanpa saran dari dokter.
Selain itu, sampaikan pada dokter bila Anda mengonsumsi vitamin, suplemen, atau herbal tertentu.
Tujuannya untuk memastikan suplemen tersebut tidak mempengaruhi kinerja obat hipertensi yang dokter berikan.
2. Pantau tekanan darah Anda di rumah
Jangan menunggu sampai jadwal kunjungan selanjutnya, sebaiknya rutinlah mengecek tekanan darah Anda sendiri di rumah, terutama bila Anda mengalami gejala-gejala tekanan darah naik.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar