backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Hipertensi Gestasional, Tekanan Darah Tinggi Saat Hamil

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 04/01/2021

Hipertensi Gestasional, Tekanan Darah Tinggi Saat Hamil

Apa itu hipertensi gestasional?

Hipertensi gestasional adalah kondisi ketika tekanan darah lebih tinggi dari normal pada saat hamil dan akan menghilang setelah melahirkan.

Kondisi ini terjadi ketika usia kehamilan memasuki 20 minggu atau lebih dan tidak mengalami proteinuria. Sebuah kondisi protein terkandung di dalam urine.

Apabila tanda-tanda hipertensi sudah ada sebelum hamil, yang kemudian berlanjut pada saat hamil, kondisi tersebut tergolong sebagai hipertensi kronis.

Hipertensi gestasional adalah salah satu bagian dari jenis-jenis hipertensi dalam kehamilan.

Pada kasus yang cukup parah, penderita memiliki kemungkinan untuk mengalami preeklampsia dan eklampsia. Keduanya adalah bentuk hipertensi lain pada kehamilan.

Jika tidak segera diatasi, kondisi ini berisiko membahayakan ibu dan calon bayi.

Seberapa umumkah hipertensi gestasional terjadi?

Mengutip dari Children Hospital of Philadelphia (CHOP), sekitar 6 persen ibu hamil mengalami kenaikan tekanan darah, atau sekitar 3 kasus dalam 50 kehamilan.

Sebanyak sepertiga ibu hamil dengan kondisi ini menunjukkan gejala-gejala preeklampsia yang juga jenis lain dari hipertensi saat hamil.

Hipertensi gestasional dapat diatasi dengan cara mengendalikan faktor-faktor risiko yang ada.

Untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai kondisi kesehatan saat ini, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter.

Tanda-tanda dan gejala hipertensi gestasional

Umumnya, hipertensi biasa tidak selalu menunjukkan tanda-tanda dan gejala tertentu.

Pada kasus hipertensi gestasional, tanda-tanda dan gejala pada setiap penderita mungkin akan berbeda, tetapi gejala akan muncul saat kehamilan sedang berlangsung.

Tanda-tanda dan gejala yang utama tentunya adalah:

  • Tekanan darah tinggi pada saat usia kandungan di atas 20 minggu
  • Tidak ada protein di dalam urine (proteinuria)
  • Sakit kepala
  • Pusing
  • Edema (pembengkakan)
  • Berat badan naik secara tidak wajar
  • Penglihatan kabur atau buram
  • Mual dan muntah berlebihan
  • Sakit di bagian kanan atas perut
  • Buang air kecil semakin sedikit

Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Apabila Anda memiliki kekhawatiran akan gejala-gejala tertentu segera periksakan diri ke dokter.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Anda harus segera memeriksakan diri ke dokter atau rumah sakit jika mengalami gejala-gejala yang disebutkan di atas. Terutama bila merasa pusing dan pandangan mata kabur.

Tubuh masing-masing penderita menunjukkan tanda-tanda dan gejala yang bervariasi.

Agar mendapatkan penanganan yang paling tepat dan sesuai dengan kondisi kesehatan, periksakan pada dokter atau pusat layanan kesehatan terdekat.

Penyebab hipertensi gestasional

Hipertensi gestasional adalah kondisi kesehatan yang belum diketahui apa penyebab pastinya.

Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami kondisi ini.

Berikut adalah faktor-faktor risiko yang dapat memicu terjadinya hipertensi gestasional:

  • Hamil untuk pertama kalinya.
  • Hamil di bawah usia 20 tahun atau di atas 40 tahun.
  • Hamil lebih dari satu bayi, seperti kembar dua atau tiga.
  • Menderita diabetes.
  • Menderita penyakit ginjal.
  • Menderita hipertensi sebelum hamil, atau pada kehamilan sebelumnya.

Penting untuk mengetahui bahwa memiliki salah satu atau beberapa faktor risiko bukan berarti pasti akan terkena suatu penyakit atau mengalami kondisi kesehatan tertentu.

Faktor risiko merupakan kondisi yang dapat memperbesar peluang seseorang terkena penyakit tersebut.

Komplikasi hipertensi gestasional

Tekanan darah yang tinggi dapat memengaruhi pembuluh darah Anda. Kondisi ini dapat mengurangi aliran darah ke organ-organ tubuh, seperti hati, ginjal, otak, rahim, dan plasenta.

Apabila tidak segera diatasi, hipertensi gestasional dapat mengakibatkan terjadinya preeklampsia dan eklampsia.

Kedua kondisi tersebut merupakan kenaikan tekanan darah pada ibu hamil yang jauh lebih serius.

Selaian itu, berbagai komplikasi kesehatan yang mungkin dapat terjadi adalah:

  • Solusio plasenta, ketika plasenta terlepas dari dinding rahim sebelum bayi lahir.
  • Terganggunya tumbuh kembang janin.
  • Bayi mati di dalam kandungan (stillbirth).
  • Ibu dan bayi kehilangan nyawa.

Mempertimbangkan risiko komplikasi tersebut, tim medis mungkin akan mengharuskan ibu hamil melahirkan bayi lebih cepat, yaitu sebelum 37 minggu.

Bahkan, meski tekanan darah kembali ke tingkat normal setelah melahirkan, Anda memiliki peluang untuk menderita tekanan darah tinggi lagi di kehamilan berikutnya.

Bagaimana dokter mendiagnosis hipertensi gestasional?

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Dokter akan melakukan pemeriksaan-pemeriksaan untuk memastikan adanya masalah atau potensi komplikasi sebelum Anda mengalami tanda melahirkan. Pemeriksaannya yaitu:

Pemeriksaan janin

Hipertensi gestasional tidak hanya berdampak pada ibu hamil, tetapi juga janin. Beberapa yang harus diperiksa yaitu:

  • Menghitung gerakan janin (seberapa sering ia bergerak dan menendang).
  • Pemeriksaan nonstress untuk mengukur detak jantung bayi sebagai respon gerakannya.
  • Pemeriksaan biofisik yang menggabung tes nonstress dengan USG.
  • Pemeriksaan gelombang suara untuk mengukur darah bayi melalui pembuluh darah

Pemeriksaan pada janin sangat penting untuk memantau perkembangannya.

Tes urine

Dokter atau petugas kesehatan akan melakukan tes urine dan darah setiap konsultasi untuk pemeriksaan kehamilan.

Tes urine juga berfungsi untuk mengetahui adanya gagal fungsi ginjal atau tidak.

Ini akan menunjukkan apakah kondisi hipertensi Anda semakin parah atau justru membaik.

Selain itu, dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan tambahan, yaitu:

  • Memeriksa adanya pembengkakan yang tidak wajar.
  • Pemeriksaan berat badan lebih sering. 
  • Tes fungsi hati dan ginjal.
  • Tes penggumpalan darah.

Tekanan darah dapat dikatakan tinggi apabila berada di angka sistolik dan diastolik tertentu.

Angka sistolik merupakan angka yang menunjukkan tekanan saat jantung memompa darah.

Sementara angka diastolik menunjukkan tekanan ketika jantung beristirahat dan tidak memompa darah.

Penghitungan tekanan darah biasanya dikategorikan sebagai berikut, mengutip dari Mayo Clinic:

  • Tekanan darah naik (prehipertensi): Angka sistolik berada di kisaran 120-129 mmHg dan angka diastolik di bawah 80 mmHg. Kondisi ini belum tergolong dalam hipertensi.
  • Hipertensi tahap 1: Jika angka sistolik berada di kisaran 130-139 mmHg atau diastolik berada di angka 80-89 mmHg, kemungkinan Anda menderita hipertensi tahap 1.
  • Hipertensi tahap 2: Jika angka sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih dan diastolik mencapai 90 mmHg atau lebih, Anda mungkin menderita hipertensi tahap 2.

Pada hipertensi gestasional, kenaikan tekanan darah biasanya terjadi setelah janin berusia 20 minggu lebih. 

Selain itu, biasanya tekanan darah tinggi pada ibu hamil dapat dikategorikan sebagai gestasional apabila tekanan darah menurun 3 bulan setelah ibu melahirkan.

Bagaimana hipertensi gestasional diobati?

Terdapat beberapa obat tekanan darah tinggi yang aman dikonsumsi oleh ibu hamil. 

Namun sebaiknya, ibu hamil menghindari obat-obatan angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitors, angiotensin II receptor blockers, serta renin inhibitors.

Pengobatan hipertensi gestasional sangatlah penting agar terhindar dari risiko serangan jantung, stroke, dan penyakit lainnya. 

Selain itu, tekanan darah yang terlampau tinggi juga berbahaya bagi kesehatan janin.

Apabila memang membutuhkan obat penurun tekanan darah selama masa kehamilan, dokter akan meresepkan obat dengan dosis paling sesuai dengan kondisi.

Ditambah lagi, pastikan Anda minum obat sesuai dengan resep dokter. Jangan berhenti minum obat atau mengatur dosis sesuai keinginan sendiri.

Pengobatan di rumah untuk hipertensi gestasional

Untuk mengatasi hipertensi gestasional serta mengurangi risiko terjadinya komplikasi, Anda dapat melakukan tips-tips di bawah ini:

  • Rutin memeriksakan kandungan ke dokter.
  • Minum obat antihipertensi sesuai dengan resep dokter
  • Aktif berkegiatan fisik sesuai dengan kondisi.
  • Makan makanan bernutrisi, rendah garam, dan rendah lemak.
  • Minum air putih sebanyak 8-12 gelas sehari.
  • Istirahat yang cukup.
  • Hindari rokok, alkohol, dan selalu konsultasikan dokter mengenai konsumsi obat-obatan bebas (over-the-counter).

Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.

Bagaimana cara mencegah hipertensi gestasional?

Sebenarnya, tidak ada cara spesifik yang bisa mencegah kondisi ini terjadi pada ibu hamil.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengontrol tekanan darah tinggi, tetapi ada juga yang tidak.

Namun, dokter biasanya akan minta mengubah pola makan dan lebih banyak olahraga untuk mencegah hipertensi gestasional, seperti:

  • Banyak istirahat
  • Gunakan garam sedikit hanya untuk penambah rasa
  • Tingkatkan jumlah protein dan kurangi makanan goreng-gorengan
  • Tidak minum minuman mengandung kafein (kopi dan teh)

Dokter akan memberi resep sebagai suplemen tambahan.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 04/01/2021

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan