backup og meta

Ciri-Ciri Hamil Bayi Besar dan Risiko yang Perlu Diwaspadai

Ciri-Ciri Hamil Bayi Besar dan Risiko yang Perlu Diwaspadai

Seperti diketahui, bayi yang lahir dengan berat rendah lebih rentan terhadap berbagai penyakit saat mereka tumbuh besar. Lalu, bagaimana dengan bayi besar atau yang mempunyai berat badan lebih dari normal? Simak pembahasannya di bawah ini.

Ciri-ciri bayi besar dalam kandungan

Bayi dikatakan besar atau mempunyai berat badan berlebih bila beratnya telah melebihi 4.000 gram. Kondisi ini disebut makrosomia. 

Sebagai perbandingan, berat badan bayi normalnya berada di kisaran 2.500 gram hingga 4.000 gram pada kehamilan yang cukup bulan.

Memang sulit untuk mengukur berat badan janin di dalam kandungan secara akurat. Tanda kehamilan pada kasus makrosomia juga tidak berbeda dengan kehamilan pada umumnya.

Meski begitu, ibu yang hamil bayi besar mungkin akan menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut.

  • Pertumbuhan perut yang terasa lebih cepat dari seharusnya.
  • Gerakan janin yang terasa lebih kuat dan intens.
  • Lebih sering mengalami nyeri punggung dan panggul.
  • Kesulitan bernapas atau perasaan penuh pada perut bagian atas.
  • Kenaikan berat badan ibu hamil yang terasa sangat signifikan.

Pemeriksaan ultrasonografi atau USG merupakan salah satu cara untuk memperkirakan berat badan janin dan mendeteksi makrosomia.

Apabila Anda merasakan ciri-ciri di atas atau curiga bahwa janin Anda mengalami makrosomia, sebaiknya kunjungi dokter kandungan untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.

Penyebab bayi besar dalam kandungan

kapan perut ibu hamil membesar

Asupan gizi yang tidak seimbang, masalah hormon pada ibu hamil, hingga faktor genetik dapat membuat janin Anda tumbuh lebih cepat dari biasanya.

Berikut adalah beberapa faktor yang dapat menyebabkan makrosomia.

1. Diabetes

Makrosomia lebih mungkin terjadi jika ibu memiliki riwayat diabetes sebelum hamil atau mengalami gula darah tinggi selama kehamilan (diabetes gestasional).

Apabila diabetes tidak terkontrol dengan baik, janin biasanya memiliki kadar lemak tubuh yang lebih banyak sehingga badannya lebih berat.

2. Riwayat makrosomia pada kehamilan sebelumnya

Ibu yang pernah melahirkan anak dengan makrosomia mempunyai risiko lebih tinggi untuk mengalami kondisi serupa pada kehamilan berikutnya.

3. Kenaikan berat badan saat hamil

Kenaikan berat badan yang signifikan hingga menyebabkan kelebihan berat badan dan obesitas saat hamil dapat meningkatkan risiko Anda untuk hamil bayi besar.

4. Kehamilan lewat bulan

Kehamilan lewat bulan atau kehamilan postmatur terjadi ketika usia kehamilan sudah melewati 42 minggu, tetapi ibu tidak kunjung melahirkan.

Hal ini membuat janin terus tumbuh sehingga meningkatkan risiko terjadinya makrosomia.

5. Asupan gizi tidak seimbang

Pola makan ibu hamil yang tidak seimbang, khususnya konsumsi karbohidrat dan lemak secara berlebihan, dapat menyebabkan janin tumbuh lebih besar dari yang seharusnya.

6. Mengandung anak laki-laki

Anak laki-laki umumnya memiliki ukuran dan berat badan yang lebih besar daripada anak perempuan.

Studi pada jurnal Pediatrics & Neonatology (2024) menemukan bahwa persentase makrosomia lebih tinggi pada bayi laki-laki (3,4%) dibandingkan dengan bayi perempuan (2,5%).

7. Hamil di atas usia 35 tahun

Wanita yang hamil pada usia 35 tahun atau lebih mempunyai risiko lebih tinggi untuk mengandung bayi dengan makrosomia dibandingkan dengan wanita yang hamil pada usia lebih muda.

Risiko makrosomia terhadap kesehatan ibu dan janin

pembukaan lahiran

Berikut ini adalah beberapa kemungkinan komplikasi makrosomia pada ibu dan anak yang lahir.

Risiko makrosomia pada ibu melahirkan

Komplikasi yang dapat dialami ibu hamil akibat mengandung dan melahirkan bayi besar adalah sebagai berikut.

  • Ruptur uteri. Hamil bayi besar berisiko menyebabkan dinding rahim robek (ruptur uteri), terutama pada wanita yang memiliki riwayat operasi caesar atau operasi besar lainnya pada rahim.
  • Ruptur perineum. Melahirkan bayi dengan makrosomia berisiko mengakibatkan cedera pada jalan lahir, seperti munculnya robekan pada area antara vagina dan anus (ruptur perineum).
  • Perdarahan setelah melahirkan. Makrosomia dapat mencegah otot-otot rahim untuk berkontraksi sebagaimana mestinya setelah ibu melahirkan. Kondisi yang disebut atonia uteri ini dapat meningkatkan risiko perdarahan setelah melahirkan.

Risiko makrosomia pada bayi

Sementara itu, kemungkinan komplikasi pada anak yang lahir adalah sebagai berikut.

  • Kadar gula darah abnormal. Bayi yang mengalami makrosomia lebih besar kemungkinan lahir dengan kadar gula lebih rendah daripada bayi sehat pada umumnya.
  • Obesitas. Risiko obesitas pada bayi yang didiagnosis mengalami makrosomia cenderung lebih tinggi.
  • Sindrom metabolik. Makrosomia dapat meningkatkan risiko sindrom metabolik selama masa kanak-kanak. Kondisi ini ditandai dengan peningkatan tekanan darah, kadar gula darah tinggi, dan tingkat kolesterol yang tidak normal.

Benarkah lebih sulit melahirkan bayi besar?

Jika dibandingkan dengan bayi berukuran normal, melahirkan bayi besar cenderung lebih sulit.

Meski masih mungkin untuk melahirkan normal, kondisi ini bisa meningkatkan risiko perdarahan dan luka perineum yang lebih parah selama proses persalinan.

Di samping itu, makrosomia dapat meningkatkan risiko terjadinya distosia bahu. Ini adalah kondisi saat bahu bayi terjebak di dalam panggul ibu setelah kepalanya berhasil keluar.

Ibu yang mengandung janin dengan makrsomia dapat melahirkan secara normal (melalui vagina) maupun melalui operasi caesar.

Jika melahirkan secara normal dirasa sangat sulit dan berisiko, dokter akan merekomendasikan Anda untuk melahirkan melalui operasi caesar.

Namun, Anda perlu mempertimbangkan risiko serta segala sesuatunya dengan matang supaya persalinan bisa direncanakan dengan baik sebelum hari kelahiran tiba. 

Kesimpulan

  • Makrosomia atau bayi besar adalah suatu kondisi ketika bayi lahir memiliki berat badan lebih dari 4.000 gram.
  • Kondisi yang dapat dideteksi lewat pemeriksaan USG ini bisa ditandai dengan ukuran perut yang lebih besar dan kenaikan berat badan yang signifikan pada ibu hamil.
  • Faktor genetik, diabetes, pola makan tidak seimbang, serta kehamilan lewat bulan bisa meningkatkan risiko terjadinya makrosomia.
  • Persalinan bisa dilakukan secara normal atau melalui operasi caesar, tergantung pada pertimbangan dokter.

[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Fetal macrosomia. (2022). Mayo Clinic. Retrieved January 6, 2025, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/fetal-macrosomia/symptoms-causes/syc-20372579

Fetal macrosomia: What is it, causes & complications. (2022). Cleveland Clinic. Retrieved January 6, 2025, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17795-fetal-macrosomia

Low birth weight. (n.d.). Stanford Medicine Children’s Health. Retrieved January 6, 2025, from https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=low-birth-weight-90-P02382

Das, P., Saha, S., Das, T., Das, P., & Roy, T. B. (2024). Confluence of newborn’s sex and their mother’s characteristics resulting in fetal macrosomia among Indian neonates. Pediatrics & Neonatology, 65(6), 588-594. https://doi.org/10.1016/j.pedneo.2023.11.008

Beta, J., Khan, N., Fiolna, M., Khalil, A., Ramadan, G., & Akolekar, R. (2019). Maternal and neonatal complications of fetal macrosomia: Cohort study. Ultrasound in Obstetrics & Gynecology, 54(3), 319-325. https://doi.org/10.1002/uog.20278

Usta, A., Usta, C. S., Yildiz, A., Ozcaglayan, R., Dalkiran, E. S., Savkli, A., & Taskiran, M. (2017). Frequency of fetal macrosomia and the associated risk factors in pregnancies without gestational diabetes mellitus. Pan African Medical Journal, 26. https://doi.org/10.11604/pamj.2017.26.62.11440

Said, A. S., & Manji, K. P. (2016). Risk factors and outcomes of fetal macrosomia in a tertiary centre in Tanzania: A case-control study. BMC Pregnancy and Childbirth, 16(1). https://doi.org/10.1186/s12884-016-1044-3

Versi Terbaru

15/01/2025

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Edria


Artikel Terkait

Manfaat Gym Ball untuk Ibu Hamil dan Cara Menggunakannya

Kapan Perut Ibu Hamil Mulai Membesar dan Buncit?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 3 jam lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan