backup og meta
Kategori
Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

Komplikasi Preeklampsia yang Harus Diwaspadai Ibu Hamil

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Risky Candra Swari · Tanggal diperbarui 22/06/2021

    Komplikasi Preeklampsia yang Harus Diwaspadai Ibu Hamil

    Preeklampsia adalah komplikasi kehamilan serius yang ditandai dengan tekanan darah tinggi meski ibu hamil tersebut tidak pernah memiliki riwayat hipertensi sebelumnya. Kondisi ini terjadi karena adanya gangguan pada plasenta yang menghambat aliran darah ke bayi maupun ibu. Kondisi komplikasi preeklampsia termasuk jarang, tapi bisa berbahaya. Apa saja komplikasi preeklampsia yang paling umum terjadi? Simak ulasannya dalam artikel ini.

    Berbagai komplikasi preeklampsia yang harus diwaspadai

    Dikutip dari laman NHS komplikasi preeklampsia yang umum terjadi yaitu:

    1. Kejang-kejang (eklampsia)

    Eklampsia merupakan jenis komplikasi preeklampsia dengan kondisi kejang otot yang dapat dialami wanita hamil. Kondisi ini kerap muncul dari minggu 20 kehamilan atau beberapa waktu setelah melahirkan.

    Selama kejang eklampsia, lengan, kaki, leher atau rahang Anda tanpa sadar akan berkedut berulang kali. Bahkan dalam beberapa kasus, Anda juga dapat kehilangan kesadaran dan mengompol. Kejang yang termasuk komplikasi preeklampsia biasanya berlangsung kurang dari satu menit.

    Meski kebanyakan wanita dapat pulih setelah eklampsia, tetapi ada risiko kecil terjadinya cacat permanen atau kerusakan otak jika mengalami kejang parah dalam komplikasi preeklampsia.

    Mengutip dari NHS, sekitar 1 dari 50 wanita yang mengalami eklampsia meninggal dalam kondisi tersebut. Tidak hanya itu, bayi yang belum lahir bisa mati lemas selama kejang terjadi.

    Dari beberapa kasus yang pernah terjadi, diketahui 1 dari 14 bayi meninggal karena dampak preeklampsia yang satu ini.

    Penelitian telah menemukan bahwa obat yang disebut magnesium sulfat dapat mengurangi separuh risiko eklampsia dan risiko ibu mengalami sekarat.

    Obat ini sekarang banyak digunakan untuk pengobatan setelah terjadinya eklampsia dan untuk mengobati wanita yang mungkin berisiko mengalami  dampak preeklampsia.

    2. Sindrom HELPP

    Salah satu komplikasi preeklampsia yaitu Sindrom HELPP. Ini adalah gangguan hati dan pembekuan darah langka yang dapat terjadi pada wanita hamil.

    Kemungkinan besar kondisi ini terjadi setelah bayi dilahirkan, tetapi dapat muncul kapan saja setelah 20 minggu kehamilan dan sebelum 20 minggu dalam kasus yang jarang terjadi.

    Sindrom HELPP sendiri merupakan kepanjangan dari Hemolysis, Elevated Liver Enzimes and Low Platelet Count atau hemolisis, peningkatan enzim hati, dan jumlah trombosit yang rendah.

    Sindrom HELPP berbahaya seperti eklampsia, tetapi sedikit lebih umum. Satu-satunya cara untuk mengatasi dampak preeklampsia ini adalah dengan melahirkan bayi sesegera mungkin.

    3. Stroke

    Komplikasi preeklampsia ini terjadi karena suplai darah ke otak yang terganggu sebagai akibat dari tekanan darah tinggi. Hal ini dikenal sebagai perdarahan otak atau stroke.

    Jika otak tidak mendapatkan cukup oksigen dan nutrisi dari darah, sel-sel otak akan mati sehingga menyebabkan kerusakan otak bahkan kematian.

    4. Masalah organ

    Berikut berbagai masalah organ yang muncul akibat komplikasi preeklampsia:

    Edema paru

    Edema paru adalah kondisi di mana cairan menumpuk di dalam dan di sekitar paru-paru, membuat paru-paru berhenti bekerja dengan baik yaitu menghalangi paru-paru menyerap oksigen.

    Gagal ginjal

    Gagal ginjal merupakan kondisi di mana ginjal sudah tidak dapat lagi menyaring produk limbah dari darah. Hal ini menyebabkan racun dan cairan tertumpuk di dalam tubuh dan bisa menyebabkan komplikasi.

    Gagal hati

    Hati memiliki banyak fungsi termasuk mencerna protein dan lemak, memproduksi empedu dan mengeluarkan racun. Setiap kerusakan yang mengganggu fungsi-fungsi ini bisa berakibat fatal dan mengakibatkan komplikasi.

    5. Gangguan pembekuan darah

    Preeklampsia yang tidak ditangani dengan tepat dapat membuat sistem pembekuan darah Anda rusak, dikenal secara medis sebagai disseminated intravascular coagulation. 

    Hal ini bisa mengakibatkan perdarahan karena tidak ada cukup protein dalam darah untuk membuat darah menggumpal.

    Gumpalan darah ini dapat mengurangi atau memblokir aliran darah melalui pembuluh darah dan kemungkinan merusak organ.

    Apa saja dampak komplikasi preeklampsia bagi bayi?

    Selain pada ibu, komplikasi preeklampsia juga bisa berdampak pada bayi dalam kandungan. Besar dampak yang bisa dialami oleh bayi dalam kandungan tergantung dari usia kehamilan saat ibu mengalami preeklampsia dan seberapa parah tingkat tekanan darah tinggi ibu.

    Namun, dampak utama komplikasi yang bisa diterima bayi adalah bayi kekurangan nutrisi karena tidak memadainya aliran darah rahim-plasenta. Hal ini bisa menyebabkan keterlambatan pertumbuhan bayi dalam kandungan, kelahiran prematur, atau bayi lahir mati (stillbirth).

    Terganggunya aliran darah menuju plasenta dapat menyebabkan bayi kekurangan nutrisi sehingga mengganggu pertumbuhan bayi dalam kandungan.

    Penelitian jangka panjang telah membuktikan bahwa keterlambatan pertumbuhan janin dalam rahim atau intrauterine growth retardation (IUGR) dapat menyebabkan hipertensi, penyakit jantung koroner, dan diabetes saat bayi sudah besar nanti.

    Hubungan ini mungkin terjadi karena nutrisi yang tersedia untuk pertumbuhan dan perkembangannya dalam kandungan hanya sedikit sehingga bayi dalam kandungan harus mengubah “program”-nya.

    Perubahan “program” ini akhirnya bersifat permanen pada struktur tubuh, fisiologi, dan metabolisme. Hal ini pada akhirnya dapat meningkatkan risiko bayi terkena penyakit tersebut saat sudah dewasa.

    Komplikasi preeklampsia juga dapat meningkatkan risiko masalah jangka panjang yang berhubungan dengan kelahiran prematur, seperti gangguan belajar, cerebral palsy, epilepsi, tuli, dan kebutaan.

    Komplikasi preeklampsia bersama dengan sindrom HELLP juga dapat menyebabkan bayi lahir mati, di mana biasanya terjadi jika plasenta terpisah dari rahim sebelum bayi lahir (plasenta abruptio) yang menyebabkan perdarahan hebat pada ibu.

    Bagaimana cara mencegah komplikasi preeklampsia?

    Beberapa penelitian mungkin akan merekomendasikan Anda untuk lebih banyak mengonsumsi sumber makanan yang mengandung kalsium dan vitamin yang dapat mengontrol tekanan darah. Hal ini mungkin sedikit membantu mencegah komplikasi preeklampisia.

    Namun, yang terpenting adalah melakukan pemeriksaan kehamilan rutin sesuai yang disarankan dokter. Pada saat pemeriksaan kehamilan, biasanya dokter akan memeriksa tekanan darah Anda.

    Dari sini, dokter bisa memantau tekanan darah Anda sehingga jika ditemukan tanda-tanda komplikasi preeklampsia, bisa diketahui lebih dini.

    Jika diperlukan, dokter mungkin akan melakukan tes urine untuk mengetahui apakah terdapat kandungan protein dalam urine Anda. Adanya protein dalam urine merupakan salah satu tanda komplikasi preeklampsia.

    Sebaiknya, ketahui tanda-tanda komplikasi preeklampsia yang lain sehingga Anda lebih waspada terhadap dampaknya di kemudian hari.

    Beberapa tanda umum komplikasi preeklampsia adalah pusing parah, mual dan muntah, perubahan pada kemampuan melihat, dan nyeri pada perut bagian atas.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Risky Candra Swari · Tanggal diperbarui 22/06/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan