Kehamilan adalah momen di mana tubuh Anda melalui begitu banyak perubahan, baik secara fisik maupun emosional. Beberapa perubahan ini bisa dibilang… sedikit memalukan. Misalnya, Anda mungkin menyadari makin lebatnya pertumbuhan rambut halus di tempat-tempat yang tidak diinginkan, seperti dagu, bibir atas, punggung bawah, ketiak, kaki, atau di daerah kemaluan, juga di perut dan kedua puting. Wajar jika Anda terpikir untuk melakukan waxing saat hamil.
Jangan khawatir, pola baru pertumbuhan rambut ini tidak akan bertahan selamanya. Sekitar enam bulan atau lebih setelah melahirkan, rambut akan kembali tumbuh normal. Sementara itu, jika Anda merasa bulu-bulu halus ini mengganggu penampilan, waxing adalah salah satu cara untuk menyingkirkannya.
Tapi, apakah waxing saat hamil aman dilakukan?
Kulit Anda selama hamil cenderung lebih sensitif dan mudah gatal, akibat gejolak perubahan hormon dalam tubuh. Aliran darah Anda juga mengalir lebih banyak selama kehamilan — guna mencuupi asupan oksigen dan nutrisi janin Ini berarti waxing saat hamil mungkin akan terasa lebih sakit dari biasanya.
Mencabut bersih seluruh bulu halus, terutama rambut kemaluan, bahkan mungkin cukup tidak higienis. Waxing bisa menyebabkan pembuluh darah kecil di daerah-daerah sensitif pecah, yang berpotensi dapat dijajah oleh bakteri dan terinfeksi. Meski begitu, tenang saja. Risiko infeksi serius dan komplikasi lainnya akibat waxing saat hamil tergolong kecil jika dilakukan dengan berhati-hati. Jikapun terjadi, infeksi biasanya dapat mudah ditangani dengan antibiotik topikal.
Bagaimana cara aman melakukan waxing saat hamil?
Waxing saat hamil umumnya dianggap aman. Tapi ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan jika ingin melakukan waxing saat hamil. Terutama jika kulit Anda memiliki salah satu atau lebih dari kondisi di bawah ini, para pakar kesehatan tidak menyarankan Anda untuk melakukan waxing saat hamil:
- Luka terbuka
- Varises
- Ruam
- Jaringan parut
- Tahi lalat
- Jerawat
- Kutil
- Daerah di mana obat jerawat biasa dioleskan
Terlepas dari pengecualian di atas, begini panduan amannya untuk waxing saat hamil, baik itu sendiri di rumah atau dengan bantuan tenaga profesional di salon.
- Peralatan waxing rumahan yang bisa Anda dapatkan di supermarket umumnya cukup aman digunakan saat hamil. Hanya saja, pastikan lilin wax tidak terlalu panas. Ini mencegah lilin membakar kulit, yang terasa menyakitkan dan dapat terinfeksi.
- Ingatlah bahwa jika Anda ingin melakukan waxing sendiri, sebaiknya uji produk wax terlebih dulu pada sebagian kecil kecil dari kulit untuk menentukan apakah timbul reaksi alergi atau tidak. Jika ya, hentikan pemakaian.
- Jika kulit Anda cenderung sensitif, coba gunakan lotion penenang sebelum dan sesudah sesi waxing, seperti gel lidah buaya, untuk mengurangi kemerahan atau bengkak.
- Jika Anda lebih memilih untuk mendapatkan bantuan profesional, pastikan Anda pergi ke salon atau spa terkemuka. Beri tahu terapis Anda bahwa Anda sedang hamil, karena ia harus mengetes wax di area kecil kulit Anda (sama seperti poin 1). Beberapa salon kecantikan memiliki kebijakan untuk tidak memperbolehkan waxing saat hamil, terutama selama trimester pertama.
- Anda juga harus memeriksa untuk melihat apakah fasilitas salon higienis dan terapisnya tidak mendaur ulang penggunaan lilin atau strip waxing di antara klien. Daur ulang penggunaan alat-alat waxing bisa menempatkan Anda pada risiko infeksi bakteri. Mencelupkan aplikator ke wadah lilin berulang kali untuk satu pelanggan juga meningkatkan risiko infeksi.
Kalkulator Hari Perkiraan Lahir
Kalkulator ini dapat memperkirakan kapan hari persalinan Anda.
Hello Health Group dan Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, maupun pengobatan. Silakan cek laman kebijakan editorial kami untuk informasi lebih detail.