backup og meta

4 Cara Tepat Mengukur Kekuatan Otot Tubuh

4 Cara Tepat Mengukur Kekuatan Otot Tubuh

Mengukur kekuatan dan ketahanan otot penting untuk mengetahui sejauh mana Anda harus berlatih mencapai tujuan olahraga Anda. Skala ini juga menunjukkan seberapa baik otot tubuh bekerja ketika Anda beraktivitas atau melakukan latihan fisik. Ada beberapa cara mengukur yang bisa menentukan kekuatan dan ketahan otot tubuh.

Bagaimana cara mengukur ketahanan dan kekuatan otot?

Kekuatan otot adalah ukuran yang digunakan untuk menghitung seberapa besar daya (energi) yang mampu dihasilkan otot saat beraktivitas.  

Sementara itu, ketahanan otot adalah seberapa lama otot bisa menahan kontraksi, yakni ketika otot menegang untuk menahan beban atau melakukan suatu gerakan.

Kekuatan dan ketahanan otot yang baik diperlukan untuk menjalankan aktivitas sehari-hari dengan mandiri.

Misalnya, Anda tidak kesulitan mengangkat belanjaan atau galon air, berpegangan di transportasi umum, berjalan jauh, atau naik-turun tangga.

Otot yang kuat dan memiliki daya tahan yang baik juga meningkatkan keseimbangan tubuh, sehingga mengurangi risiko terjatuh dan cedera. 

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengukur ketahanan dan kekuatan otot, di antaranya sebagai berikut.

1. Sit-up test

latihan otot perut

Tes sit-up dilakukan untuk melihat kekuatan dan ketahanan otot perut. Lakukan sit-up sebanyak yang Anda bisa dalam waktu satu menit.

Kemudian, bandingkan jumlah sit-up Anda dengan tabel di bawah ini. Tabel berikut menunjukkan jumlah sit-up yang bisa dicapai jika kebugaran tubuh Anda termasuk baik.

Jika jumlah sit-up Anda di bawah angka tersebut, artinya Anda harus melakukan lebih banyak olahraga lagi untuk meningkatkan kebugaran tubuh

2. Push-up test

Mengutip Mayo Clinic, salah satu cara mengukur kekuatan otot adalah dengan melakukan tes push-up.

Tes kebugaran jasmani ini dilakukan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot lengan.

Caranya, berbaring di lantai dan lakukan push-up sebanyak mungkin hingga Anda lelah dan ingin berhenti. 

Saat melakukannya, pastikan punggung Anda dalam posisi lurus. Setelah itu, bandingkan jumlah push-up Anda dengan tabel di bawah ini.

Jika jumlah push-up Anda sama atau lebih dari angka di bawah ini, artinya Anda mempunyai kebugaran tubuh yang baik. 

Sebaliknya, jumlah push-up di bawah angka tersebut menunjukkan Anda perlu meningkatkan kebugaran tubuh Anda. 

3. Isokinetic dynamometer test

Isokinetic dynamometer

Isokinetic dynamometer test (tes dinamometer isokinetik) adalah tes yang dilakukan untuk mengevaluasi kekuatan, daya tahan, tenaga, dan rentang gerak semua sendi dan otot utama tubuh. 

Tes ini dilakukan dengan menggunakan sebuah mesin yang besar yang terdiri dari komputer dan alat yang disebut dinamometer.

Alat ini akan dipasang pada bagian tubuh yang akan diuji, misalnya di bagian tungkai kaki.  

Ketika Anda bergerak, alat akan memberikan tekanan atau resistensi untuk menguji ketahanan otot.  Komputer kemudian akan mencatat hasilnya dalam bentuk grafik. 

Tes ini biasanya dilakukan untuk orang yang sedang dalam proses penyembuhan dari cedera atau orang yang ingin mencegah terjadinya cedera. 

4. Manual muscle testing

Cara mengukur kekuatan otot selanjutnya adalah dengan melakukan manual muscle test (MMT). 

Tes ini dilakukan oleh personal trainer atau ahli medis dengan cara menggerakan bagian tubuh tertentu untuk melihat bagaimana otot Anda bekerja dan berkontraksi.  

Pengukuran ini digambarkan dengan skala 0 – 5. Berikut ini arti skor di dalam manual muscle testing

  • Skor 0: menunjukkan tidak adanya kontraksi pada otot.
  • Skor 1: terlihat sedikit kontraksi atau gerakan pada otot
  • Skor 2: otot mampu bergerak dengan berbagai jenis gerakan hanya jika gravitasi dihilangkan.
  • Skor 3: kemampuan untuk bergerak melalui berbagai gerakan melawan gravitasi.
  • Skor 4: kemampuan untuk bergerak melalui berbagai macam gerakan dan bertahan melawan sedikit tekanan.
  • Skor 5: otot mampu bergerak secara normal.

Bagian otot yang biasanya diuji adalah abduktor bahu, fleksor siku, ekstensor siku, ekstensor pergelangan tangan, dan fleksor jari.

Hasil dari tes kekuatan dan ketahan otot biasanya akan digunakan oleh personal trainer atau terapis untuk menentukan latihan yang tepat sesuai dengan kondisi Anda.

Anda bisa meningkatkan kekuatan dan daya tahan otot dengan memperbanyak latihan kekuatan otot, seperti angkat beban, circuit training, plank, push-up, dan pilates.

Kesimpulan

Ketahanan dan kekuatan otot dibutuhkan untuk menjalankan aktivitas sehari-hari dengan bugar, normal, dan mandiri. Anda bisa mengukur kekuatan dan ketahanan otot melalui sit-up test, push-up test, isokinetic dynamometer test, dan manual muscle testing.

[embed-health-tool-bmr]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Measure your fitness level with these simple tests. (2024). Retrieved 21 March 2024, from https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/fitness/in-depth/fitness/art-20046433?pg=1 

Manual Muscle Testing (MMT). (n.d.). Retrieved 21 March 2024, from https://www.kumc.edu/Documents/fshd/ManualMuscleTesting.pdf

Bohannon, R. W. (2019). Considerations and practical options for measuring muscle strength: a narrative review. BioMed Research International, 2019.

Naqvi, U. (2023). Muscle Strength Grading. Retrieved 21 March 2024, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK436008/ 

Manual Muscle Testing: Gillette Children’s. (n.d.). Retrieved 21 March 2024, from https://www.gillettechildrens.org/your-visit/patient-education/manual-muscle-testing 

Isokinetic dynamometry. (n.d.). Retrieved 21 March 2024, from https://www.solent.ac.uk/enterprises/sports-science/isokinetic-dynamometry 

 

Versi Terbaru

01/04/2024

Ditulis oleh Arinda Veratamala

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

Mengenal Tonus Otot dan Cara Memeriksa Kekuatannya 

10 Cara Membesarkan Otot Lengan agar Makin Atletis


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Arinda Veratamala · Tanggal diperbarui 01/04/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan