backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

5 Cara untuk Mempertahankan Kesuburan Pria Pasien Kanker

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Kemal Al Fajar · Tanggal diperbarui 11/01/2021

    5 Cara untuk Mempertahankan Kesuburan Pria Pasien Kanker

    Di samping khasiat positifnya untuk mematikan sel kanker, kemoterapi dan pengobatan kanker lainnya dapat menimbulkan beragam efek samping yang tidak diinginkan. Bagi pasien kanker pria, salah satu efek samping pengobatan kanker yang mungkin terjadi adalah masalah kesuburan. Tapi bagaimana jika Anda dan pasangan ingin mencoba hamil setelah kanker sukses dilawan? Adakah cara mempertahankan atau mengembalikan kesuburan pria pasien kanker?

    Apa saja efek kemoterapi terhadap kesuburan pria?

    Kemoterapi pada dasarnya bekerja dengan cara mematikan sel tubuh yang membelah dengan cepat. Karena sel sperma merupakan sel yang membelah dengan cepat, maka selain sel kanker sperma pun dapat dengan mudah menjadi target dan dirusak oleh kemoterapi.

    Di samping itu, penurunan kesuburan pria pasien kanker atau bahkan infertilitas dapat disebabkan karena obat kemoterapi dan metode terapi kanker lainnya (imunoterapi, radioterapi, cangkok sel punca, dan sebagainya) menyerang sel dalam testis sehingga menyebabkan terhambat/terhentinya produksi hormon testosteron dan sel sperma. Terapi kanker juga dapat merusak saraf dan pembuluh darah di daerah pelvis, sehingga menyulitkan pria untuk ereksi.

    Kanker pada umumnya menyebabkan gangguan kesuburan hanya untuk sementara waktu dan kesuburan pria bisa kembali lagi setelah pulih dari kanker, namun beberapa jenis kanker (kanker penyakit Hodgkin, limfoma atau leukemia) dan metode penanganan kanker tertentu berisiko menyebabkan gangguan kesuburan bahkan infertilitas yang permanen. Infertilitas lebih mungkin terjadi pada pria pasien kanker yang berusia di atas 40 tahun karena pemulihan sel lebih sulit dan cenderung tidak sempurna.

    Pilihan untuk mempertahankan kesuburan pria pasien kanker

    Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mempertahankan kesuburan pria pasien kanker untuk memperoleh keturunan di kemudian hari:

    Penggunaan perisai anti radiasi

    Perisai anti radiasi digunakan ketika menjalani terapi radiasi pada kanker yang berdekatan dengan organ reproduksi atau sekitar pelvis. Misalnya tadioterapi untuk kanker prostat, kanker testis, atau kanker usus besar. Perisai tersebut bertujuan untuk mengurangi dampak radiasi pada organ testis yang dapat mengganggu proses produksi sperma.

    Penyimpanan sperma (bank sperma)

    Bank sperma adalah metode pengambilan dan penyimpanan sampel sperma sehat sebagai “investasi’ untuk kesempatan memperoleh keturunan di waktu mendatang. Sperma bisa diambil dan mulai disimpan begitu risiko kanker sudah diketahui atau sebelum pasien kanker menjalani kemoterapi dan radiasi. Hal ini dapat dilakukan pada pria yang sudah memasuki masa pubertas atau setidaknya berusia 12 – 13 tahun.

    Metode pengambilan sperma biasanya dilakukan dengan cara masturbasi di ruang tertutup di klinik kesuburan, dan cairan ejakulasi yang keluar disimpan dalam wadah khusus. Sampel sperma tersebut perlu disimpan dalam suhu tubuh dan perlu diawetkan dalam lab dalam jangka waktu sekitar satu jam. Penyimpanan sperma dilakukan dengan cara pembekuan untuk digunakan pada waktu mendatang. Metode penyimpanan ini dapat bertahan hingga hitungan 20 tahun tanpa kerusakan pada sperma.

    Pembekuan jaringan testis

    Pembekuan jaringan testis metode yang masih dalam pengembangan dan penelitian lebih lanjut. Metode ini ditujukan kepada anak laki-laki yang belum memasuki usia puber dan belum dapat menghasilkan cairan sperma. Prosedur ini mengharuskan untuk mengambil dan membekukan jaringan testis sebelum penanganan kanker dimulai. Jaringan tersebut mengandung stem sel dan yang dapat berubah menjadi sperma seiring dengena berjalannya waktu.

    Jika pasien kanker terbukti mandul pada saat dewasa maka jaringan testis tersebut akan dicairkan dan ditransplansikan kembali dengan harapan ia dapat kembali memproduksi sperma. Meskipun demikian faktor kesehatan fisik lainnya juga berpengaruh seperti hormon reproduksi yang normal, temperatur testis yang sesuai serta sirkulasi darah ke testis yang mencukupi.

    Program bayi tabung Intracytoplasmic Sperm Injection (IVF-ICSI)

    Bayi tabung ICSI merupakan metode yang dilakukan ketika jumlah sel sperma pada cairan ejakulasi terlalu sedikit untuk melakukan pembuahan. Metode fertilisasi dilakukan secara in vitro dengan menginjeksi sel sperma yang sehat ke dalam sel telur perempuan. Namun metode ini terbilang sulit dan sangat dipengaruhi oleh kondisi sel telur yang dihasilkan pasangan perempuan.

    Perempuan yang akan mengalami pembuahan dan kehamilan pada metode ini harus menjalani suntik hormon dalam beberapa minggu untuk menstimulasi ovarium untuk mematang sel telur lebih dari satu. Sel telur tersebut kemudian diambil dengan operasi untuk dilakukan fertilisasi dengan sel sperma. Jika proses ini berhasil maka akan menghasilkan embrio dan kembali ditanamkan pada uterus perempuan dengan harapan dapat berkembang dan memulai proses kehamilan.

    Metode IVF-ICSI membutuhkan biaya yang banyak dan berisiko pada kesehatan pasangan perempuan. Terlebih lagi tingkat keberhasilan akan lebih tinggi jika perempuan masih berusia muda atau di bawah 35 tahun dengan tingkat kesuburan yang baik.

    Inseminasi intrauterine

    Inseminasi merupakan metode injeksi sperma dengan menggunakan kateter atau tabung khusus yang dimasukan ke dalam rahim perempuan. Sel sperma yang digunakan diambil sebagai konsentrat dari sperma yang aktif sebanyak-banyaknya. Untuk meningkatkan keberhasilan injeksi sperma tersebut dilakukan pada waktu paling subur bagi pasangan perempuan serta juga dapat pemberian hormone tambahan agar proses inseminasi berhasil.

    Meskipun demikian, kondisi pembuahan harus tetap terkontrol. Pembuahan sel telur pada perempuan yang terlalu banyak dapat berbahaya bagi ibu dan janin dalam kandungannya sehingga proses tersebut perlu dibatalkan. Selain itu metode ini hanya dianjurkan jika kondisi sperma yang digunakan cenderung baik atau mendekati indikator kesuburan normal.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.


    Artikel Terkait


    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Kemal Al Fajar · Tanggal diperbarui 11/01/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan